Ngidamnya Bunda

3.5K 164 8
                                    

Kandungan Dinda sudah terlihat lebih menonjol, dan Rendi yang sangat menjaga istrinya agar tidak beraktivitas terlalu berat, apalagi menggendong Naren, Rendi selalu mengajarkan anaknya agar tidak meminta gendong pada bundanya, dan Naren dengan sangat sopan mengangguk dan menjawab iya. Jadi sekarang dia lebih sering berjalan sendiri atau jika ingin digendong, dia akan minta pada Rendi saja.

Sekarang Dinda dan Naren sedang duduk didepan TV, sedang menonton kartun yang disukai anaknya.

"Pololo pololo." Ucap Naren saat melihat kartunnya.

Dinda tersenyum tipis, ini sudah sore dan mereka sudah mandi, sedang menunggu Rendi pulang.

"Bunda, ayah kapan pulanna?" Tanya Naren.

Dinda melirik jam yang ada didinding.

"Sebentar lagi sampai sayang." Ucap Dinda.

Naren mengangguk.

Tak sampai sepuluh menit, suara mobil yang membawa Rendi terdengar.

"Ayah pulang." Ucap Rendi.

"Ayah!" Seru Naren.

'Hup'

Rendi menggendong anaknya. Dan mencium kening istrinya.

Dinda mengambil tas kerja sang suami dan mengikuti langkah Rendi.

"Ayah bersih-bersih dulu ya." Ucap Rendi pada Naren.

"Iya ayah."

"Naren disini dulu ok."

"Ok."

Rendi dan Dinda beranjak kekamar setelah meminta bi Ijah untuk menemani Naren.

"Mau disiapkan air hangat?" Tanya Dinda.

"Tidak perlu, mas sedang gerah jadi mandi air dingin saja." Ucap Rendi.

"Iya mas."

Rendi masuk kekamar mandi dan Dinda menyiapkan baju santai yang akan dipakai suaminya.

Dinda duduk diranjang seraya menunggu suaminya selesai.

"Ingin itu." Gumam Dinda, dia sedang membayangkan sesuatu.

Tak lama Rendi keluar dengan sudah memakai baju yang disiapkan istrinya, rambutnya yang basah dia usakkan pada handuk kecil.

"Sayang? Kenapa?" Tanya Rendi, dia duduk disamping istrinya.

Dinda mengambil alih handuk itu dan mulai mengeringkan rambut suaminya.

"Mas." Panggil Dinda.

"Kenapa?"

"Aku...eumm."

"Bilang saja, ingin apa?" Rendi begitu excited ingin mendengar keinginan istrinya.

"Aku..aku ingin makan..."

"Apa? Ingin makan apa?" Tanya Rendi tidak sabaran.

"Jadi, tadi aku liat diponsel banyak yang membuat cromboloni." Ucap Dinda.

"Kamu ingin cromboloni?" Tanya Rendi.

"Iya, tapi kamu yang buat." Ucap Dinda lirih.

Rendi terdiam sebentar, dia tidak begitu mahir memasak, dia takut rasanya tidak enak tapi ini istrinya yang meminta.

Melihat respon Rendi, Dinda tidak enak hati, pasti suaminya sedang lelah sekali.

"Kalau tidak mau juga tidak apa-apa." Ucap Dinda.

Rendi tersenyum gemas, tentu saja dia mau membuatkan.

"Mas akan buatkan." Ucap Rendi dan itu direspon dengan mata Dinda yang berbinar, Rendi bisa melihatnya sungguh.

Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang