Lahir

2.1K 90 8
                                    

⚠️⚠️⚠️






























































































•••

Setelah beberapa saat yang lalu menenangkan anaknya, mereka sudah sampai di rumah sakit, disana sudah ada mama dan papa Dinda.

"Ma, Pa." Panggil Dinda.

"Sayang jangan lari hei." Ucap Rendi, dia berlari dibelakang Dinda sambil menggendong Naren.

Dinda memelankan langkahnya dan mulai berjalan.

"Dinda jangan lari-lari nak, kamu sedang hamil." Omel mama.

"Maaf ma, kak Fira bagaimana?" Tanya Dinda.

"Masih didalam, bayinya harus dikeluarkan segera." Ucap mama.

"Kenapa bisa terjadi ma?" Tanya Dinda.

"Fira terjatuh dikamar mandi, lantainya licin, Dani juga masih dikantor, mama yang nemuin Fira sudah kesakitan." Ucap mama.

"Duduk dulu sayang." Ucap mama.

Dinda duduk, disampingnya ada Naren yang juga duduk sambil melihat neneknya.

"Papa sama kak Dani mana?" Tanya Dinda.

"Sedang diperjalanan menuju kesini." Ucap mama.

Semuanya berdoa dalam hati untuk keselamatan Fira serta anaknya.

"Ya Tuhan, Nalen ndak tau ini kenapa, tapi hilankan cedih, bunda, nenek dan ayah ya Tuhan." Dinda dibuat terharu dengan do'a anaknya, begitupun dengan mama.

Mama tanpa ragu mengecup pucuk kepala cucunya yang lucu itu.

"Terima kasih do'anya ya anak baik." Ucap mama.

Naren tersenyum tipis.

"Hebat anak ayah." Ucap Rendi.

"MAMA!" Suara teriakan Dani menggema, dia berlari dengan bercucuran air mata.

"Kak." Gumam mama.

"Fira gimana ma? Istri aku gimana ma?" Ucapnya panik, dia menatap mamanya penuh khawatir. Dibelakangnya sang papa juga sama khawatirnya.

"Tenang dulu kak, Fira sedang didalam, kamu mau masuk?" Tanya mama.

"Boleh?" Tanya Dani.

Mama menuntun anak sulungnya untuk diizinkan masuk kedalam ruang operasi, dan untungnya suster dengan senang hati memberinya izin.

Papa duduk berdiri bersama mama, Rendi juga menyandarkan punggungnya ditembok dingin itu.

Hampir 1 jam mereka menunggu akhirnya operasi selesai, Dani keluar dengan mata yang bercucuran air mata.

"Ma." Panggilnya parau.

Mama mendekat, mengelus lengan anak sulungnya lembut.

"Anak aku harus berada diinkubator selama beberapa waktu ma." Gumam Dani.

Kepalanya ia jatuhkan dipundak mamanya dengan lemas.

"Mama hikss." Racau Dani.

"Sabar ya nak hikss, semua sudah diatur Tuhan sayang." Ucap mama, dirinya juga ikut menangis melihat anak yang begitu lemah itu.

Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang