Masih ingat Desi? Sahabat Dinda yang berbeda dua tahun itu, yang sedang hamil.
Rencananya Dinda akan bertemu dengan Desi hari ini. Pagi hari dia sudah selesai menyiapkan keperluan suaminya, sedangkan pak suami masih tidur memeluk putranya.
"Mas, ayo bangun dulu." Ucap Dinda, sedikit susah membangunkan suaminya apalagi ada Naren dipelukannya.
"Mas, ini sudah siang. Kamu harus berangkat kerja kan? Mas." Ucap Dinda penuh kesabaran.
"Lima menit sayang." Gumam Rendi, dia semakin memeluk anaknya erat.
"Itu Narennya jangan dipeluk erat, susah nafas nanti." Ucap Dinda, dia sedikit menarik Naren dari pelukan Rendi.
"Mas! Bangun~." Rengek Dinda.
Karna gemas suaminya tidak bangun-bangun Dinda akan sedikit menjahilinya. Dia mendekatkan wajahnya kearah telinga suaminya.
"Mas, bangun atau aku tidak beri kamu jatah malam nanti." Ucap Dinda yang berbisik, dia juga menggigit leher Rendi sedikit keras.
"Iya ini sudah bangun sayang." Ucap Rendi, dia membuka matanya lebar dan menatap istrinya yang siap mengomel. Dia mengusap bekas gigitan istrinya itu, perih juga.
"Apa? Tidak ada jatah buat kamu mas! Cepat bangun! Ini sudah siang." Ucap Dinda, dia sudah mandi, sudah rapih, sudah menyiapkan baju kantor Rendi, sudah memasak sarapan juga.
"Sayang jangan begitu, nanti malam ya." Ucap Rendi.
"Tidak! Tidak! Sekarang kamu mandi dan berangkat bekerja." Ucap Dinda, dia naik ke ranjang dan membangunkan putranya.
Rendi dengan wajah tidak ikhlasnya pergi kekamar mandi untuk bersiap.
Sedangkan Dinda menatap suaminya malas.
"Sayang, ayo bangun. Mau ikut bunda tidak?" Ucap Dinda, dia mengelus pipi anaknya lembut.
"Eum mau kemana bunda?" Naren dengan suara khas bangun tidurnya bertanya.
"Bunda mau bertemu teman bunda, Naren mau ikut atau dirumah saja?" Tanya Dinda.
"Ikut bunda."
"Ya sudah ayo mandi." Ucal Dinda.
Naren merentangkan kedua tangannya minta gendong.
"Ugh, anak bunda." Ucap Dinda seraya menggendong Naren.
Dia membawa anaknya kekamar mandi yang ada dikamar milik bocah lucu itu, setelahnya memandikan Naren dan memakaikan baju yang santai.
"Eumm, sudah wangi anak bunda. Ayo bertemu ayah." Ucap Dinda, dia mencium kedua pipi anaknya. Dia menggandeng anaknya menuju kamar utama.
"Ayah!" Seru Naren kala melihat ayahnya sedang mengancingkan lengan kemejanya.
"Anak ayah, sudah mandi?" Tanya Rendi. Dia mencium pipi anaknya.
"Cudah, Nalen mau ikut bunda beltemu teman bunda." Serunya.
"Naren mau ikut ya." Ucap Rendi.
Dia memang sudah mengetahui kalau istrinya akan bertemu dengan temannya, Dinda meminta izinnya malam tadi.
"Ikut, nanti Nalen mau main juda." Ucap Naren.
"Baiklah, jangan nakal disana ya." Ucap Rendi.
"Iya ayah."
Dinda memakaikan dasi dan jas pada suaminya seraya berbincang dengan putra mereka yang sudah sibuk dengan robot barunya.
Selesai itu mereka turun kebawah dan mulai sarapan. Naren terlihat semangat jika sudah mau diajak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS)
FanfictionRendi Mahendra Pratama, seorang duda tampan yang memiliki seorang putra yang manis. Rendi harus merasa puas kala pengadilan memutuskan bahwa mantan istrinya lah yang memenangkan hak asuh anak mereka. Rendi sempat menggugat lagi ke pengadilan namun d...