R.I.P

1K 67 21
                                    

Siang itu Rendi berlari dari parkiran mobil menuju ruang bersalin sang istri, keringat menetes dipelipisnya, saat akan meeting dikantor sang ibu mengabari jika istrinya akan melahirkan dan sudah dibawa kerumah sakit oleh orang tuanya.

"IBU, MANA ISTRIKU BU." Ucap Rendi, dia berdiri dengan keadaan acak-acakan didepan ibunya.

"Dinda didalam sayang, ayo kamu kedalam, temani istrimu." Ucap ibu.

Rendi masuk dengan sudah memakai pakaian steril yang dibantu oleh suster yang ada disana.

Disana bisa Reni lihat istrinya terbaring lemah dengan nafas yang memburu.

"S-sayang." Ucap Rendi.

"Mas? Akh sakit mashh." Ucapnya.

Rendi segera mendekati istrinya, menggenggam tangan sang istri dengan lembut.

"Tarik nafas sayang." Ucap Rendi.

"Sakithh mas huh huh huh."

"Iya sayang, pegang tangan mas yang kuat, bagi rasa sakitnya pada mas." Ucap Rendi.

"Akhhh sakit maasss."

"Caesar saja ya sayang, kamu kesakitan." Bujuk Rendi.

"Tidak mas akh, aku mau l-lahirin dia secara akh huh huh normal." Ucap Dinda terbata.

"T-tapi sayang..."

"Akuhh mohon mas akh." Ucap Dinda, matanya menatap suaminya dengan lembut.

Rendi melihat keyakinan dimata istrinya, dia juga harus yakin.

"I-iya sayang, mas percaya sama kamu, pegang tangan mas lebih erat sayang." Ucap Rendi, Dinda mengeratkan pegangan tangannya pada tangan sang suami.

Tanpa sadar Rendi ikut menangis tanpa isakkan.

"Pembukaannya sudah lengkap, baik bu Dinda, ikutin instruksi saya ya." Ucap bu dokter itu.

Selama proses melahirkan, Rendi tak henti merapalkan doa dibibirnya, tangannya dengan lembut mengelus kepala sang istri serta diciuminya pucuk kepala yang istri.

"Sayangku hebat sekali, ayo berjuang sama dede sayang, ayah selalu disini." Bisiknya pada sang istri.

"Akh masss."

Rendi memejamkan matanya, saat menemani istri pertamanya dulu tidak semenakutkan ini, entah kadar cinta yang Rendi berikan berbeda atau apa pada kedua wanita yang punya tempat tersendiri dihatinya itu.

"Mas disini sayang, mas nggak akan ninggalin kalian, mas disini." Air matanya kian deras melihat perjuangan Dinda untuk melahirkan buah cinta mereka kedunia.

"Mashh huh huh huh." Ucap Dinda terbata.

"Iya sayang."

"Dedenyaahhh mas.."

"Iya dedenya akan lahir sebentar lagi, ayo bunda semangat, ayah menunggu."

Dinda kembali mengejan dan

"Oeekk oeekk oeekk." Anak mereka lahir kedunia.

"Hah hah hah hah mas."

"Anak kita lahir sayang."

"Selamat ya pak bu, anaknya berjenis kelamin laki-laki, sangat tampan dan sehat, tanpa kekurangan apapun."

Rendi dan Dinda tersenyum teduh.

"Mas?" Panggil Dinda lemah.

"Iya sayang."

"Jaga putra kita ya, aku..." Ucapan Dinda terhenti kala dia harus menarik nafas panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang