Setelah sarapan selesai, Naren mandi bersama ayahnya, memakai baju berwarna hijau dan celana pendek dia siap untuk bermain.
"Mau main apa sayang?" Tanya Rendi.
"Ledo."
"Oke."
Rendi mengambil Lego milik anaknya yang baru dibeli 2 minggu yang lalu oleh istrinya.
"Yeay main main." Seru Naren.
Rendi terkekeh dibuatnya.
Mereka asyik main sampai tidak tau kalau Dinda sudah ada dibelakang mereka, menonton aksi Naren yang memarahi ayahnya karna salah meletakkan tempat legonya.
"Yan ini dicini ayah." Ucap Naren.
"Oh disini ya, maaf ayah salah." Ucap Rendi.
Dinda terkekeh mendengar omelan Naren.
"Ayah calah ladiii, ini bukan dicitu, ini dicana." Ucap Naren.
"Oke maaf." Rendi menaruh Lego itu ditempat yang ditunjuk oleh anaknya.
"Disini ya." Ucap Rendi hati-hati.
Naren menatap Lego itu dan mengangguk setelahnya.
"Ini disini?" Rendi lagi-lagi bertanya.
"Dicituu. Ayah payah, bunda caja tauu." Ucap Naren, wajahnya merengut.
Dinda tidak dapat menahan tawanya.
Rendi menatap istrinya dengan wajah melas."Mas dimarahi sayang." Adu Rendi pada Dinda.
"Lucu." Komentar Dinda.
"Mas dimarahi dan kamu bilang lucu? Kejam sekali." Ucap Rendi.
"Iya, kalian memang lucu."
"Bunda, ayo main juda." Ucap Naren.
"Iya sayang."
Naren mengerti kalau bundanya tidak bisa duduk dibawah, dia membawa legonya ke dekat bundanya.
Berakhir dengan Rendi yang dicueki oleh anaknya."Ayah tidak diajak?" Tanya Rendi.
Naren melirik ayahnya.
"Cini ayah."
Rendi tersenyum lebar kala anaknya menyuruhnya mendekat, ya walaupun dia harus duduk dibawah tapi tidak apa-apa.
"Eum sayang, ayah ingin tanya." Tanya Rendi.
"Tanya apa ayah?/Tanya apa mas?" Ucap Naren dan Dinda bersamaan.
Rendi terkekeh kala istrinya ikut menjawab.
"Mas mau bertanya pada Naren dulu." Ucap Rendi.
Dinda hanya meringis pelan. Malu.
"Saat dirumah nenek dan kakek tempo lalu, Naren main bersama kak Gibran ya?" Tanya Rendi hati-hati.
"Iya yah."
"Main apa saja nak?"
"Main lobot, main mobil-mobil." Ucap Naren.
"Oh ya? Kak Gibran yang bawa mobil? Narenkan bawa robot." Ucap Rendi.
"Iya kak Giblan yan bawa, Nalen main main mobilna kak Giblan juda."
"Seru ya?"
"Celu cekali."
"Lalu Naren dan kak Gibran bicara apa lagi?" Tanya Rendi cemas.
"Eum? Lalu kak Giblan bilan kalau adik bayina kak Giblan mau lahil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS)
Fiksi PenggemarRendi Mahendra Pratama, seorang duda tampan yang memiliki seorang putra yang manis. Rendi harus merasa puas kala pengadilan memutuskan bahwa mantan istrinya lah yang memenangkan hak asuh anak mereka. Rendi sempat menggugat lagi ke pengadilan namun d...