Malam harinya, Naren begitu ceria bermain dengan bunda nya di karpet berbulu tebal dibawah ranjang pesakitannya, sedangkan sang ayah sedang mengerjakan pekerjaannya seraya memantau istri dan anaknya.
"Bunda?" Panggil Naren.
"Iya sayang?" Ucap Dinda.
"Nalen kapan pulangna?" Tanya bocah lucu itu.
Dinda menatap anaknya, sedih sungguh. Dia tau jika Naren tidak suka dirumah sakit.
"Naren kan masih sakit."
"Nalen cudah da cakit bunda."
"Kita tanya dokter dulu nanti ya? Sekarang Naren disini dulu tidak apa-apa kan? Kan ada bunda."
"Iya bunda."
Dinda tau Naren sedih tapi mau bagaimana mana lagi, anak itu masih sakit.
Rendi yang melihat itupun beranjak dan duduk di sebelah istrinya.
"Jagoan ayah kenapa ini?" Tanya nya seraya mengelus kepala anaknya lembut.
"Ayah, Nalen mau pulan." Adunya pada ayah.
"Tapi Naren masih sakit, nanti ya pulangnya, kita tunggu dokter dulu."
"Tapi Nalen cudah cembuh ayah."
"Iya ayah tau, tapi sebentar lagi ya, mau mendengarkan ayah dan bunda tidak?"
Naren mengangguk.
"Pintar." Ucap Rendi lantas mencium pucuk kepala anaknya.
"Bunda, maap ya." Ucap Naren.
"Kok minta maaf pada bunda? Naren tidak salah sayang." Ucap Dinda.
"Tadi Nalen cedikit malah pada bunda." Ucapnya menunduk.
"Iya tidak apa-apa." Dinda tersenyum gemas.
Mereka kembali ke kegiatan masing-masing, sampai ponsel Rendi berbunyi membuatnya sedikit tersentak dan Dinda yang juga menatapnya.
"Halo." Ucap Rendi.
"..."
"Dia ingin bertemu dengan saya?"
"..."
"Dimana?"
"..."
"Ok, kamu bilang padanya saya akan datang."
"..."
Rendi menatap Dinda, mendekat ke istrinya.
"Siapa?" Tanya Dinda.
"Haris, mantan mertua saya ingin bertemu."
Dinda mengangguk.
"Tidak apa-apa saya tinggal?"
"Tidak apa-apa, mas pergi saja. Saya akan jaga Naren."
"Baiklah."
"Naren." Panggil Rendi.
Naren mendongak, menatap ayahnya.
"Ayah pergi sebentar ya?" Ucapnya.
Naren mengangguk tanpa bertanya.
"Baiklah ayah pergi dulu." dia mencium pucuk kepala anak dan istrinya.
Rendi pergi dari sana. Dinda dan Naren melanjutkan acara bermain mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Rendi duduk nyaman di mobilnya, dia sudah mengira ini akan terjadi.
"Dia sudah disana Haris?" Tanya Rendi pada Haris, memang tadi Haris menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS)
Fiksi PenggemarRendi Mahendra Pratama, seorang duda tampan yang memiliki seorang putra yang manis. Rendi harus merasa puas kala pengadilan memutuskan bahwa mantan istrinya lah yang memenangkan hak asuh anak mereka. Rendi sempat menggugat lagi ke pengadilan namun d...