Tidak suka?

6.2K 217 2
                                    

"Bagaimana?" Tanya ayah Rendi, ya mereka ada di kediaman Rendi. Selain ada ayah, ada juga ibu, mama Dinda, papa Dinda, Dani, Fira dan anak mereka Gibran.

Rendi tersenyum lebar.

"Naren akan tinggal dengan saya yah." Ucap Rendi.

"Syukurlah, ayah selalu was-was saat Naren tinggal dengan perempuan itu." Ucap ayah.

"Bagaimana bisa seorang ibu tega memperlakukan anaknya seperti itu." Mama Dinda tidak habis fikir, setelah kejadian tempo hari saat anaknya menelfon dia dan memeberi tau keadaan Naren.

"Dia hanya ingin harta dari anakku saja, dia menggunakan Naren sebagai alatnya." Ucap Ibu Rendi.

Rendi hanya diam saat ibunya berkata seperti itu.

"Ey sudah-sudah, lebih baik kita bersenang-senang saja, Naren sudah ada pada kita." Ucap ayah, dia tau putranya itu sedikit tersinggung dengan ucapan istrinya.

"Ayo."

Mereka juga akan mengadakan bakar-bakar daging di rooftop milik Rendi malam nanti. Para lelaki menyiapkan tempatnya, membawa alat bakar, sedangkan wanitanya membeli daging, karna stok daging yang tersedia masih kurang.

Sekarang para wanita sudah ada di supermarket didekat komplek perumahan Rendi.

"Kita butuh berapa kilo untuk daging sapi ma, bu?" Tanya Fira.

"Kita butuh dua kilo daging sapi dan dua kilo daging ayam." Ucap mama.

"Ok." Fira meminta mas-mas supermarket untuk menimbang daging sesuai ucapan mama.

"Paprikanya berapa mba?" Tanya mas-mas supermarket pada Fira.

"Satu kilo saja mas."

Mas-masnya segera menimbang paprika sesuai permintaan Fira.

"Nalen mau ini, boleh ya bunda?" Tanya Naren pada Dinda, dia menunjuk coklat yang ada dirak.

"Boleh, tapi jangan banyak-banyak ya, dan setelah makan coklat Naren harus apa?" Tanya Dinda.

"Cikat gigi." Serunya.

"Pintarnya."

Gibran hanya diam, siapa anak kecil itu? Kenapa dekat sekali dengan aunty nya? Gibran sedikit tidak suka.

"Eh, Gibran mau jajan apa sayang?" Tanya Dinda.

Gibran menggeleng, dia langsung lari keadah maminya. Dinda yang melihat itu sedikit heran.

"Bunda, itu ciapa?" Tanya Naren.

"Itu kak Gibran, dia akan jadi teman Naren lho." Ucap Dinda.

Naren mengangguk pelan.

"Bunda, Nalen beli ini untuk kak Gibran ya bunda." Ucap Naren, dia meminta coklat tambahan untuk dia bagi pada Gibran.

"Iya sayang."

Naren segera mengambil coklat itu.

"Ikut bunda kesana yuk." Ajak Dinda pada Naren.

Naren mengangguk dan menggandeng tangan Dinda.

Dinda memilih minum untuk acara malam nanti. Dia mengambil cola dua botol besar, susu satu kotak besar dan air mineral beberapa botol.

"Naren ingin minum?" Tanya Dinda.

"Da mau." Anak itu sedang meliha-lihat dengan tangan yang memegang dress milik bundanya.

Dinda mengangguk dan kembali pada perkumpulan mama, ibu mertua dan kakak iparnya.

Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang