Setibanya dirumah Naren terus menanyakan itu pada Dinda dan membuat bunda nya bingung harus menjawab apa. Yang bisa Dinda lakukan hanya tersenyum.
"Jadi bunda, dedena cudah ada?" Tanya Naren.
Sekarang mereka sudah dikamar Rendi dan Dinda, kedua pasangan anak dan bunda itu sedang bersantai diranjang. Sedangkan Rendi sedang mandi, yang sebelumnya Dinda lebih dulu mandi.
"Eum begini sayang, dede bayinya kita tunggu saja ya." Ucap Dinda.
"Tundu na lama?" Tanya Naren, seperti sudah kebiasaan dia memainkan kancing piyama milik bunda nya.
"Eum kita tunggu saja, sekarang Naren mau buka mainan yang bunda dan ayah beli tidak?" Tanya Dinda.
"Mau mau, ayo bunda." Sementara dapat teralihkan oleh alasan mainan itu.
Dinda dan Naren beranjak dari ranjang dan duduk dibawah beralaskan karpet tebal. Dinda mengambil satu kotak berukuran cukup besar dan dia serahkan pada putranya.
"Ini." Ucap Dinda pada Naren.
"Yeay, Nalen buka ya bunda." Pinta Naren.
"Iya, buka saja sayang." Ucap Dinda.
Naren membuka kotak itu perlahan, dan matanya langsung berbinar kala melihat robot mainan yang dia mau ada didepan matanya.
"Woah lobotna badus, telima kacih bunda." Ucap Naren.
"Kembali kasih sayang." Ucap Dinda, dia senang anaknya menyukai robot itu.
"Wah sudah dibuka ya robotnya, ayah tidak diajak?" Ucap Rendi yang tiba-tiba sudah duduk disamping istrinya, dia sudah wangi dengan memakai piyama satin berwarna hitam.
"Hehe, ayah lama jadi Nalen dan bunda yan buka." Ucap Naren.
Rendi gemas sekali pada anaknya.
"Telima kacih ayah." Naren memeluk ayahnya erat, dia juga mencium pipi ayahnya.
"Ayah dicium Naren tapi bunda tidak." Ucap Dinda, dia pura-pura cemberut didepan anaknya.
'Cup'
"Hehe." Kekeh Naren. Dia mencium pipi bunda nya lembut.
Dinda tersenyum hangat pada anaknya, dia peluk juga badan anaknya yang sudah mulai gendut itu.
"Bunda turun dulu ya, kita kan mau makan malam, bunda harus masak dulu." Ucap Dinda.
"Bunda, Nalen mau ayam kecap." Ucap Naren.
"Baiklah pangeran, bunda akan siapkan. " Ucap Dinda.
"Aku tidak ditawari?" Tanya Rendi.
"Mas mau apa? Biar aku masakkan." Ucap Dinda.
"Aku mau udang pedas manis."
"Baiklah kesayangan bunda, bunda akan masakkan." Ucap Dinda.
Dinda akhirnya turun, didapur sudah ada bi Ijah dan bi Sri, serta ibu mertua dan mamanya. Kak Fira tidak menginap, keluarga kecil itu langsung pulang setelah beberapa menit singgah.
"Selamat malam." Ucap Dinda.
Semua menoleh dan tersenyum membalas ucapan Dinda.
Dinda mengambil bahan-bahan apa saja yang dia perlukan.
"Mau masak apa sayang?" Tanya mama.
"Dinda mau masak ayam kecap dan udang pedas manis." Ucap Dinda.
"Kalau ayam kecap kesukaan Naren tapi udang pedas manis siapa? Kamu ingin makan itu sayang?" Tanya ibu.
"Mas Rendi yang ingin bu." Ucap Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS)
FanfictionRendi Mahendra Pratama, seorang duda tampan yang memiliki seorang putra yang manis. Rendi harus merasa puas kala pengadilan memutuskan bahwa mantan istrinya lah yang memenangkan hak asuh anak mereka. Rendi sempat menggugat lagi ke pengadilan namun d...