Rencana

4.6K 168 3
                                    

Pagi hari Naren sudah duduk anteng diranjang orang tuanya, ini hari minggu, jadi ayahnya libur bekerja. Matanya yang masih sedikit mengantuk itu dia paksa untuk tetap terbuka. Pagi ini dia ingin ikut ayah dan bundanya pergi jogging tapi dia sendiri masih betah duduk diranjang itu. Sedangkan ayah dan bundanya sudah bersiap menggunakan baju olahraga.

 Sedangkan ayah dan bundanya sudah bersiap menggunakan baju olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Naren mau ikut tidak?" Tanya Dinda.

Naren mengangguk.

"Ayo cuci muka dan sikat gigi dengan ayah." Ucap Rendi.

Naren segera merentangkan kedua tangannya dan Rendi dengan senang hati menggendong anaknya untuk cuci muka dan sikat gigi.

Lima belas menit kemudian, Naren sudah berganti baju olahraga yang sudah Dinda siapkan.

"Ayo bunda." Ucap Naren.

Mereka lalu melakukan lari pagi disekitar komplek saja, banyak yang lari pagi juga, Naren terlihat semangat sekali saat banyak yang menyapanya.

"Ayah." Panggil Naren.

"Kenapa?"

"Nanti Nalen mau makan bubul." Ucap Naren.

"Coba bilang bubur yang benar dulu, nanti ayah belikan." Ucap Rendi yang menggoda Naren.

"Huh? Bubul bubul bubul." Ucap Naren.

"Coba lagi." Rendi semakin semangat menggoda anaknya itu.

"Bubulllll! Hih da bica ayah, cucah!" Ucap Naren, dia bahkan menghentikan larinya demi menuruti ucapan ayahnya.

"Hahahah." Tawa orang tuanya meledak, Dinda yang sedari tadi menahan tawanya pun kini tidak sanggup lagi.

"Ayah! Bunda! Ih janan tawa! Cucah!" Ucap Naren.

"Oke oke, nanti ya beli buburnya kita tunggu jam delapan bagaimana?" Tanya Dinda.

"Iya bunda."

Mereka melanjutkan larinya sampai Naren sudah bermandikan keringat.

Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang