Pagi harinya, Dinda bangun lebih awal, dia mencepol rambutnya asal dan segera ke kamar mandi untuk bersiap, karna seperti yang mereka bicarakan malam tadi, Dinda dan Rendi akan kerumah mantan istri Rendi untuk bertemu Naren.
Sebelum menggunakan riasan Dinda akan turun kebawah untuk memasak sarapan. Saat akan turun Rendi terbangun, melihat istrinya yang sepertinya sudah mandi, dan akan turun kebawah.
"Mas, sudah bangun? Segera mandi ya, saya akan masak untuk sarapan." Ucap Dinda.
Rendi mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi.
Saat membuka pintu Dinda dikejutkan dengan kedatangan perempuan muda yang menggunakan baju seperti asisten rumah tangga.
"Maaf nyonya, saya akan mengambil pakaian kotor pak Rendi, akan saya cuci." Perempuan itu berucap agak sedikit ketus pada Dinda.
"Tidak perlu, semua keperluan suami saya, saya sendiri yang akan mengurusnya. Jadi mulai sekarang kamu tidak perlu mencuci pakaian suami saya, saya sendiri yang akan mencucinya." Ucap Dinda sedikit tegas.
Perempuan itu tersentak, karna selama ia bekerja dirumah milik Rendi, dialah yang mencuci pakaian Rendi.
"Baik nyonya." Ucap perempuan itu.
"Kerjakan pekerjaan yang lain saja." Ucap Dinda.
Perempuan itu mengangguk dan pergi dari hadapan Dinda.
Dinda menatap gerak-gerik perempuan itu, sepertinya ada yang tidak beres disini. Dinda akan mengintai perempuan itu.Akhirnya Dinda memutuskan turun kebawah dan segera pergi memasak. Sampai didapur, dia melihat ada 2 orang wanita paruh baya yang sedang mencuci piring dan yang satu sedang mencari bahan makanan yang ada dikulkas.
"Selamat pagi." Ucap Dinda seraya tersenyum.
"Selamat pagi nyonya." Ucap kedua wanita itu.
"Eum, bibi tidak perlu memanggilku nyonya, panggil nama saja." Ucap Dinda, dia sedikit canggung kala ada yang memanggilnya seperti itu.
"Bagaimana kalau ibu saja, pak Rendi juga kami panggil bapak." Ucap bibi.
"Eum ya sudah terserah bibi saja, saya belum mengenal bibi-bibi ini." Ucap Dinda.
"Saya bi Ijah, itu bi Sri." Ucap bi Ijah yang tadi mencuci piring.
"Ouh ok, salam kenal bi."
Bibinya mengangguk.
"Ibu mau masak?" Tanya bi Ijah.
"Iya, saya akan lihat bahan-bahannya dulu."
Dan setelah dilihat, hanya ada bahan sederhana karna bibi belum sempat berbelanja, karna ikut menyiapkan pernikahan tuan mereka.
Akhirnya Dinda memutuskan untuk membuat nasi goreng dan telur goreng saja, karna bahannya hanya ada itu.
Selesai memasak, Dinda menyajikannya dimeja makan bertepatan dengan Rendi yang turun dari atas.
Rendi mendudukkan dirinya dikursi meja makan itu.
"Teh atau kopi?" Tanya Dinda seraya menyajikan telur yang sudah dia goreng.
"Teh." Singkat Rendi.
"Baiklah."
Dinda kembali kedapur dan menyiapkan teh yang diinginkan oleh suaminya.
Setelah selesai membuat teh, Dinda menyuruh kedua bibi itu untuk sarapan juga bersama yang lain.
"Silahkan." Ucap Dinda, dia menyajika teh hangat itu pada suaminya dan mendudukkan dirinya disamping sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan Itu Suamiku (Kookmin GS)
FanficRendi Mahendra Pratama, seorang duda tampan yang memiliki seorang putra yang manis. Rendi harus merasa puas kala pengadilan memutuskan bahwa mantan istrinya lah yang memenangkan hak asuh anak mereka. Rendi sempat menggugat lagi ke pengadilan namun d...