2

163 20 1
                                    

Chaeyoung berjalan keluar bermaksud untuk mencari Seagul yang akan ia ajak untuk membeli bahan membuat kue pagi ini.
Karena ia bermaksud mengunjungi Letnan Joong Ki besok, guna membahas rencana pernikahan itu.
Bukan Chaeyoung menyetujuinya, namun ia ingin diberi waktu lagi untuk fokus pada karirnya dahulu sebagai dokter muda.

Ia berjalan pelan mengelilingi lapangan tempat para tentara melatih para anjing militer mereka pagi itu.
Namun netranya tetap tak menemukan sosok pria yang dicarinya.
Hingga tak sengaja Chaeyoung melewati sebuah kandang anjing berjenis doberman hitam.

Guk.. Guk.. Guk..

"Kamchagiya...!! " pekik Chaeyoung terkejut tiba-tiba mendengar gonggongan anjing tersebut yang terdengar sangat keras.

Sialnya pintu kandang tersebut tak terkunci dengan benar, hingga akhirnya menyebabkan pintu kandang itu terbuka karena berkali-kali didorong oleh tubuh besar si doberman tersebut.

"S.. SIAPAPUN.. TOLONG AKU...!!! " teriak Chaeyoung tertahan, karena terlalu takut dengan anjing yang kini menatapnya penuh intimidasi.

Anjing tersebut siap menerkam Chaeyoung yang hanya bisa menghela berdiri ditempatnya.

"APPA.. TOLOONGG..!!! " teriak Chaeyoung saat anjing tersebut mulai berlari menghampirinya.

"ANDWEE... BAM.....!!!! " teriak Seagul yang tiba-tiba muncul dengan berlari sekuat tenaga lalu menarik kalung anjing tersebut dengan kuat.

Tenaga sang doberman itu sangat kuat hingga membuat Seagul kewalahan hingga terjatuh ditanah dan lengannya yang tanpa balutan seragam tentara tersebut terluka karena goresan batu-batu cadas yang ada ditepi lapangan tersebut.

Beberapa rekan tentara pun datang dan membantu Seagul mengamankan anjing tersebut.
Dan tak lama kemudian Seagul berlari menghampiri Chaeyoung yang terduduk ketakutan sembari menutup mata dan kedua telinganya.

"Nona.. Anda tak apa-apa.?? " tanya Seagul berjongkok didepan Chaeyoung.

Tanpa diduga, Chaeyoung tiba-tiba menghambur ke pelukan Seagul dengan ketakutan.
Seagul mematung sejenak lalu mulai menenangkan Chaeyoung dipelukannya.

"Tenanglah Nona.. Semua sudah aman.
Lebih baik anda masuk kedalam rumah sekarang, mari saya antar..!!" ujar Seagul mulai membimbing Chaeyoung berdiri dan mengantarnya masuk kedalam rumah.

Seagul mendudukkan Chaeyoung yang masih sedikit ketakutan diruang tamu, dan mengambilkan air minum untuk Chaeyoung.

"Ajudan, kenapa kau yang mengkhawatirkanku?
Lihatlah, justru tanganmu yang terluka karena aku.! " ujar Chaeyoung.

"Oh.. Ini hanya luka kecil, Nona.
Nanti akan saya obati sendiri. " jawab Seagul tersenyum lembut .

Chaeyoung sedikit terksiap melihat senyuman tulus itu, ia rasa jantungnya kembali berdebar.
Lalu ia mengambil kotak P3K didalam tas kerjanya.
Seagul yang melihat hanya bisa terdiam saat tangan halus Chaeyoung kini mulai beralih pada lukanya.

"Ijinkan aku menebus kesalahanku ajudan, biarkan aku mengobatinya..!!" ujar Chaeyoung kini mulai membersihkan luka Seagul yang berdarah.

Seagul hanya terdiam dan mengangguk pelan, rasa perih dilukanya seolah hilang dengan perasaan campur aduk didadanya.
Melihat wajah cantik nan teduh itu kini sangat dekat dengannya.
Lihat mata lentik itu, hidung bangir itu, dan bibir mungil nan penuh itu.
Aakh.. Seagul bisa gila dibuatnya.

"Apakah sakit..??
Tahan ya, lukanya memang sedikit lebar karena batu tadi. " ujar Chaeyoung.

"Jendral akan menyuruh saya berlari sejauh 5km dengan beban 20kg dipunggung jika saya menyebut luka ini sakit. " kekeh Seagul.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang