21 (New Sekuel)

68 9 1
                                    

Bunga mawar yang indah
Bisikkanlah sebuah senja untukmu
agar puisi yang kutulis tak sengsara di barat
Ingin kau tahu bahwa aku akan selalu menjadi tempat pulangmu

Bunga mawar
harummu mengingatkanku
pada seseorang yang sudah menjadi abu
seseorang yang teramat berkarat di hati

Bunga mawar kugenggam
Hingga hati remuk merah
Hingga asa menikam debu,
meninggalkan kenangan untuk kau simpan

Terkadang hati lelah karena menangis
Berteriak hingga suara serak sudah
Menangis hingga airmata kering
Hanya menyisahkan lelah

Aku tak lupa
untuk setiap tangkai mawar merah yang kau beri.
Karena di ujungnya aku ucapkan.
Di setiap kelopaknya aku berdoa untukmu.

Sekarang semuanya sudah hitam.
Kau telah hilang dari pandangan mata hitam.
Hanya seikat mawar hitam yang bisa kuberikan.
Ketika senja berlabuh di tempat kita berada.

Setelah kematian sang ibu, kehidupan Rosé berubah.
Tak ada seorang Roséanne yang ceria, cengeng dan manja.
Tak ada tawa manis dan merekah di setiap ujung-ujung bibirnya.
Ia tumbuh menjadi gadis remaja yang pendiam dan begitu dingin pada orang-orang sekitarnya.
Satu yang ia tahu pasti, kematian ibunya masih menyisakan tanda tanya besar.
Ia menemukan hasil rekapan riwayat penyakit sang ibu tentang kerusakan organ akibat obat yang sering di konsumsi beberapa tahun lalu, dan semua tak mengetahuinya.
Sang kakek pun tak berniat melakukan otopsi pada mayat ibunya setelah di temukan, karena tak ingin menyiksa lebih lama tubuh sang ibu.

Yang ia tahu dari cerita sang kakek, bahwa ibunya tewas akibat insiden tabrak lari oleh orang asing.
Rosé yang dulu baru berusia lima tahun pun percaya begitu saja dengan ucapan sang kakek.
Namun di usianya yang ke sembilan belas tahun ini, ia tentu menemukan hal yang janggal atas penuturan sang kakek.
Ia adalah anak yang cukup cerdas dan haus akan pengetahuan.
Pengetahuan IT adalah salah satu yang di kuasainya,
Maka tak heran kini ia tahu jika sebotol pil yang ia ketahui sering di konsumsi ibunya adalah bisa jadi penyebab kematian ibunya.
Namun siapa yang sengaja memeberi obat itu?
Apakah pihak rumah sakit St. Marry Hospital?
Jika benar, ia bisa saja menuntutnya.

"Roséanne, apa kau sudah siap..?!" tanya seorang pria yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Rosé yang masih melamun di kamarnya segera mengeratkan mantel tebalnya sebelum berdiri.

"Sudah Appa.."

Pria yang tak lain adalah jenderal Joong Ki tersebut, perlahan menyentuh pundak sang anak gadis yang kini akan berangkat study ke luar negeri tersebut.
Setelah kelulusannya di sekolah menengah, Rosé meminta pada sang kakek agar menginjinkannya melanjutkan study di Akademi Kepolisian Negara.
Tentu awalnya hal tersebut di tentang oleh Tuan Hyunbin, namun nyatanya Jendral Joong Ki menyetujui hal tersebut.
Baginya terus mensuport hal positif sang putri adalah kewajibannya, karena itu janjinya pada mendiang Chaeyoung.
Dan atas koneksi yang di miliki Jendral Joong Ki, kini Rosé akan berangkat mengikuti study di Victoria Police Academy di Melbourne Australia.

"Baiklah.. Pesawatmu akan berangkat satu jam lagi.

Rosé mengangguk dan segera menyeret kopernya berjalan keluar.
Di depan rumah sudah ada Tuan Hyunbin, Park Haejin, Jun Jihyun dan Chanyeol sedang menunggu.

"Kakek, aku pergi dulu.
Jaga kesehatan kakek dan jangan sering melamun." ujar Rosé tersenyum manis.

"Jaga dirimu juga baik-baik di sana, sayang.
Ingat.. Kau harus segera kembali." jawab Tuan Hyunbin memeluk cucu satu-satunya itu.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang