11.

84 10 0
                                    

Suasana salah satu sudut kota Seoul yang tenang, membawa sedikit kedamaian untuk hati yang sentiasa teraniaya sepi setiap harinya.
Pria paruh baya yang dulu di kenal gagah berani itu, kini hanya mampu bergerak dalam keterbatasan.
Mirisnya, hanya sang perawat pribadi yang selalu berada di sampingnya, tanpa sanak saudara.

"Silahkan makan malam anda, Tuan.." ujar salah satu perawatnya, bernama Kim Mikyung.

"Terimakasih..
Mikyung, setelah ini bisakah kau sediakan buah mangga potong untukku..?!
Tiba-tiba aku sangat ingin memakannya." ujar Tuan Hyunbin masih menatap bintang-bintang di langit belakang rumahnya.

"Tentu Tuan, akan saya siapkan segera."

Setelah sang perawat pergi, Tuan Hyunbin kembali termenung sendiri.
Entah mengapa kerinduannya pada sang putri semakin hari semakin tak terbendung.
Namun kali ini ia akan mencoba berdamai dengan keadaan, baginya tak ada guna untuk menangisi semua yang terjadi.
Ia hanya berdoa dimanapun Chaeyoung berada, semoga gadis itu selalu baik-baik saja.

Jet pribadi yang ditumpangi Chaeyoung mendarat di Bandara Gimhae Korea pada sore hari setelah menempuh perjalanan selama 2 jam 30 menit.
Selama itu pula Chaeyoung tak hentinya merasa gelisah, bagaimana jika nanti sudah bertemu Tuan Hyunbin?!
Ia tak siap jika ayahnya akan terkejut melihat konsiinya yang sekarang.

"Permisi Tuan, di luar ada Jendral Song Joong Ki bersama seorang tamu." ujar Taeyang

"Persilahkan dia masuk." titah Tuan Hyunbin.

"Baik Tuan.."

Saat Tuan Hyunbin akan beranjak ke ruang tamu menggunakan kursi rodanya, tiba-tiba Jendral Joong Ki sudah berdiri di ambang pintu kamarnya menemui Tuan Hyunbin lebih dulu.

"Selamat sore Paman.
Maaf aku mengganggu istirahatmu sore ini." ujar Jendral Joong Ki.

"Tak apa, apa ada sesuatu yang penting?
Tak biasanya kau kemari di hari kerjamu seperti sekarang ini." jawab Tuan Hyunbin.

Jendral Joong Ki tak segera menjawab, ia bingung harus menyampaikan semua dari mana.
Ia hanya takut jika Tuan Hyunbin terlalu terkejut melihat kenyataan bahwa Chaeyoung sekarang sudah berada di rumah.

"Paman, mari ikut denganku.
Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." ujar Jendral Joong Ki mendekati Tuan Hyunbin.

"Siapa??"

"Kau akan segera mengetahuinya." jawab Jendral Joong Ki tersenyum tipis.

Sementara di ruang tamu, Chaeyoung pun tampak gugup.
Beruntung Park Hae Jin dengan sigap berada di sampingnya untuk menenangkan sepupunya itu.

"Tenanglah, aku akan selalu disampingmu.." bisik Hae Jin.

"Terimakasih." balas Chaeyoung dengan sedikit gelisah.

Hingga tak lama seseorang yang di tunggu muncul dari arah kamar.
Cheyoung mematung, nafasnya tercekat di tenggorokan, melihat pria yang begitu ia sayangi kini tampak begitu memilukan akibat perbuatannya.
Sementara Tuan Hyunbin pun kini tak sanggup berkata apapun setelah melihat wanita yang ada di samping Park Hae Jin tersebut.
Bahkan untuk menyebut namanya pun terasa sulit.

"A.. Appa..." lirih Chaeyoung bergetar menahan tangis.

Perlahan wanita hamil itu bangkit dari duduknya menghampiri sang ayah, di bantu oleh Hae Jin di sampingnya.

"Berhenti di situ..!!" seru Tuan Hyunbin.

Dan seketika Chaeyoung pun berhenti di tempatnya.
Ia berfikir apakah Tuan Hyunbin tak sudi untuk menemuinya sekarang?
Namun yang ia lihat kini nyatanya Tuan Hyunbin sedang berusaha keras bangkit dari kursi rodanya dan berusaha berdiri.
Tentu hal itu membuat semua orang di sana khawatir jika Tuan Hyunbin akan terjatuh.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang