16.

55 8 1
                                    

Jendral Joong Ki sekeluarga datang bersamaan dengan Haejin dan anak istrinya untuk menjenguk Chaeyoung di rumah sakit.
Kini putri Chaeyoung yang bernama Rosé tersebut berada dalam gendongan sang kakek dengan lelapnya.
Sementara Jendral Joong Ki begitu terpukul melihat wanita yang di cintainya berjuang sendiri hingga berakhir koma seperti sekarang.

"Chaeyoung.. Maafkan aku karena tak ada di sampingmu saat kau kesakitan.." isak Jendral Joong Ki.

Namun wanita itu masih diam terlelap dengan alat bantu pernafasan di mulutnya.

"Aku bersumpah tak akan memaafkan Jeon Seagul karena membuatmu menjadi seperti ini Chaeyoung." lirih Jendral Joong Ki.

Chanyeol menatap adik kecil yang kini sedang di gendong ibunya.
Meski ia masih berusia lima tahun, namun rasa sukanya terhadap bayi kecil begitu besar.
Terbukti saat ini ia menahan gemas ingin mencubit pipi gembul Rosé, namun sang ibu segera menahannya.

"Eomma.. Kenapa Rosé terus tertidur dari tadi?
Padahal aku ingin mengajaknya mengobrol.." rajuk Chanyeol.

"Dia masih bayi Chan-ie, bagaimana caramu untuk mengajaknya mengobrol?
Kau harus menunggu setidaknya satu tahun untuk dapat mengajaknya mengobrol.." jawab Ji hyun.

"Ah.. Lama sekali..
Aku sudah tidak sabar untuk mengajaknya bermain mobil-mobilan..!!"

Jun Jihyun dan Tuan Hyunbin terkekeh mendengar ucapan polos pria kecil tersebut.
Namun kini Haejin justru beranjak menuju ruangan dimana Chaeyoung terbaring koma.
Di sana masih berada Jendral Joong Ki yang menelungkupkan wajahnya di samping ranjang Chaeyoung tanpa bersuara.

"Kau tak ingin melihat putrimu..??" tanya Haejin.

Jendral Joong Ki perlahan mendongak dan menatap Haejin di sampingnya.

"Bukankah kau sudah menganggap dia sebagai putrimu.?" tanya Haejin lagi.

Jendral Joong Ki mengangguk samar kemudian beranjak meninggalkan ruangan tersebut dan membiarkan Haejin di sana sendiri.
Seperginya Jendral Joong Ki, Haejin masih terdiam menatap sepupunya yang menyedihkan tersebut.

"Maaf Chaeyoung, aku sudah membunuhnya.
Kau dan anakmu memiliki nasib yang sama, memiliki seorang ayah yag tak di inginkan keluarga Park.
Aku menyayangimu sepupuku, namun karena kelahiranmu membuat petaka di dalam keluargaku.
Bibiku meninggal setelah melahirkanmu, dan ibuku pun meninggal juga karena sakit-sakitan memikirkan bibiku.
Jadi haruskah nyawa dibayar nyawa.?"

Jendral Joong Ki mengambil alih Rosé kecil dari gendongan Ji hyun.
Dengan penuh kasih ia timang dan kecup kedua pipi gembul itu.

"Roséanne putriku..
Panggil aku Appa, nde...!!?" bisik Jendral Joong Ki.

Semua orang di sana menatap penuh tanya tentang ucapan Jendral Joong Ki.
Lalu kini Jendral Joong Ki mulai menatap Tuan Hyunbin sebelum kembali berbicara.

"Paman, aku meminta restu padamu.
Aku akan menikahi Chaeyoung setelah ia sadar dari komanya nanti." ujar Jendral Joong Ki.


Chaeyoung berjalan menyusuri hutan belantara yang begitu rindang.
Tak tampak seorang pun berada di sana untuk ia mintai tolong atau semacamnya.
Nafasnya terengah bersamaan dengan tubuhnya yang kini mulai lelah.

"Sebenarnya di mana aku berada.?!
Aku harus pulang dan memberi makan untuk anakku, ia pasti sudah sangat lapar." gumam Chaeyoung.

Netranya teralih pada sesosok pria yang sedang memunggunginya di depan sana.
Penampilan pria itu begitu lusuh dan tak terawat.
Chaeyoung mencoba mendekat untuk sekedar bertanya di mana dirinya berada saat ini.
Namun setelah semakin lama mendekat, ternyata orang tersebut adalah orang yang sangat di kenalnya, bahkan yang di cari-carinya selama ini.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang