12.

83 9 0
                                    

Tak bisa di pungkiri perasaan bahagia, gelisah dan sedih mendominasi diri Chaeyoung saat ini.
Bahkan rumah ternyamannya saat ini masih kalah dengan kenyamanan yang pernah Seagul berikan.
Sejak kemarin pikirannya melayang kesana kemari menduga-duga, apakah Seagul akan segera datang ke Korea untuk menyusulnya?

Di pijakannya kedua kaki telanjangnya membelai padang rumput hijau di belakang rumah tersebut sekedar melepas gundah bersama bunga-bunga mawar kesukaannya.

Di pijakannya kedua kaki telanjangnya membelai padang rumput hijau di belakang rumah tersebut sekedar melepas gundah bersama bunga-bunga mawar kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kau sudah menyiapkan nama untuknya nanti..??" ujar suara berat yang kini berada di belakang Chaeyoung.

"Appa..!?
Bukankah Appa akan pergi terapi hari ini..??" tanya Chaeyoung balik bertanya.

"Ya.. Appa akan pergi terapi.
Apakah kau ingin ikut..??
Kita bisa memeriksakan kesehatan kandunganmu sekalian di rumah sakit.." ujar Tuan Hyunbin.

Dengan antusias Chaeyoung mengangguk, memang selama kehamilannya, ia belum pernah memeriksakan secara spesifik ke rumah sakit besar.
Ia hanya datang ke klinik kesehatan masyarakat sederhana di desa.
Bahkan ia sama sekali belum mengetahui jenis kelamin calon bayinya, di karenakan memang peralatan yang tak memadai.

Setelah beberapa saat ia bersiap, kini berangkatlah Tuan Hyunbin dan Chaeyoung ke Seoul St. Marry Hospital.

"Apa kau ingin Appa dampingi untuk masuk kedalam nanti?" tanya Tuan Hyunbin.

"Aku bisa melakukannya sendiri Appa, lebih baik Appa fokus menjalani terapi saja." jawab Chaeyoung.

"Tapi Appa juga ingin tau bagaimana kesehatan cucu Appa.
Appa ingin tau apakah ia seorang perwira atau tuan putri kelak."

Chaeyoung terkekeh kemudian menggenggam tangan sang ayah dengan erat.

"Baiklah jika Appa juga ingin tahu..
Asalkan itu tak menunda jadwal terapi Appa, aku tak keberatan." ujar Chaeyoung.

Setelah sampai di rumah sakit tersebut, Chaeyoung dan Tuan Hyunbin segera turun.
Taeyang yang bertugas mengantar mereka tadi, kini dengan sigap mendorong Tuan Hyunbin di atas kursi rodanya untuk memasuki lorong rumah sakit tersebut.
Sebenarnya Tuan Hyunbin sengaja berangkat lebih awal dari jadwal terapinya nanti.
Tentu hal itu karena ia ingin mendampingi Chaeyoung untuk memeriksakan kandungannya lebih dulu.
Karena kehadiran seorang pendamping bagi ibu hamil sangatlah penting, dengan begitu mereka akan merasa sangat di perhatian keadaannya.

Sekitar lima belas menit menunggu, akhirnya perawat mempersilahkannya untuk masuk ke dalam ruangan.
Dengan sedikit gugup kini Chaeyoung mulai duduk hadapan dokter kandungan bernametag Bae Joohyun.

"Nyonya Park Chaeyoung..?!
Apakah ada keluhan selama masa kehamilan anda?" tanya Dokter.

"Emm.. Selama kehamilan ini, saya merasa baik-baik saja Dokter.
Hanya saja akhir-akhir ini aku saya mulai merasakan beberapa kali kontraksi palsu." jawab Chaeyoung.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang