13.

53 11 0
                                    

Pukul sembilan malam Seagul berniat pergi ke minimarket terdekat guna membeli makanan kaleng untuk Kookie yang ternyata sudah habis.
Seingatnya masih ada satu kaleng di dalam lemari dapurnya kemarin, kenapa tiba-tiba tak ada?

Rintik gerimis malam itu tak menyurutkan niat Seagul untuk tetap pergi.
Suasana jalan yang cukup sepi akhirnya membuat Seagul dengan leluasa berlari-lari kecil menghindari rintikan hujan yang membasahi tubuhnya.
Beruntung minimarket tersebut masih buka dan Seagul segera melesat masuk guna mencari barang-barang yang di butuhkannya.

Beberapa saat mencari, kini Seagul akhirnya kembali ke Mes dengan sekantong belanjaannya tadi.
Saat melewati salah satu gang kecil, ia dikejutkan dengan seorang pria yang seolah berlari ketakutan menghindari seseorang yang mengejarnya.

"T.. Tolong aku...!!" pekik pria itu berlari menghampiri Seagul.

"Apa yang terjadi Tuan..?!" tanya Seagul kebingungan.

"Di sana ada orang-orang yang ingin merampokku, padahal aku harus segera pulang karena anakku sedang sakit."

"Benarkah.!?
Apa mereka lebih dari dua orang..??"

"Ya mereka berjumlah tiga orang."

Dan akhirnya ketiga orang yang disebutkan pria tadi mulai mendekat, membuat Seagul waspada seketika.

"Hei.. Jangan ikut campur urusan kami, cepat serahkan kopermu..!!"

"Apakah kalian terlalu bodoh sehingga lebih memilih menjadi perampok daripada bekerja dengan cara yang bersih..??" pekik Seagul.

"Siapa kau?
Banyak bicara sekali..
Serahkan koper itu dan enyahlah kalian berdua..!!"

Namun tiba-tiba tanpa di duga salah satu di antara mereka kini justru menyerang ke arah Seagul.
Dengan reflek Seagul menghindar dan menendang punggung pria itu hingga tersungkur.

Melihat kawannya yang kini kalah, maka kedua orang itu pun mulai ikut menyerang ke arah Seagul pula.
Perkelahian tak imbang antara dua lawan satu, karena kedua orang itu lebih pandai dalam seni bela diri sepertinya dan itu membuat Seagul sedikit kwalahan.
Ketiganya sama-sama terluka, namun Seagul lebih parah keadaannya.

Kini pria itu sudah jatuh tersungkur di tanah dengan luka lebam di wajahnya.
Bahkan hidung dan bibirnya hingga berdarah pula.
Matanya terpejam namun tak pingsan, ia hanya lemas dan kelelahan.
Hingga tak lama ia merasakan sebuah lampu mobil menyorot ke arahnya seraya mendekat.
Lalu ada beberapa orang yang turun dari mobil itu seolah saling memberi intruksi.

"Cepat bawa dia ke mobil.."

Yuto yang menunggu Seagul sedari tadi akhirnya merasa gelisah, sebab pria itu tak kunjung pulang juga.
Sementara Kookie kini sudah tertidur di dalam kandangnya.
Dengan inisiatif, Yuto menyambar mantelnya guna menyusul Seagul ke minimarket.

"Kenapa dia belum kembali juga..?!
Apakah dia ketiduran di minimarket, dasar kelinci bodoh.." gerutu Yuto.

Atensinya sedikit teralih pada kantong plastik yang tergeletak di pinggir jalan samping gang tempat Seagul berada tadi.

"Siapa yang menjatuhkan belanjaannya di sini..??!!" tanya Yuto celingukan namun tak menemukan siapapun di sekitar sana.

Dengan penasaran ia membuka isi kantong plastik tersebut, dan isinya cukup membuat Yuto menjadi bingung dan terkejut.

"Makanan kucing seperti yang biasa Seagul beli..!!??
Apa jangan-jangan..??!!
Ahh Sial....!!!" pekik Yuto segea berlari menuju minimarket sembari membawa kantong plastik tersebut.

Yuto mendatangi minimarket yang di ketahui didatangi Seagul tadi.
Sialnya sosok pria yang di carinya tadi tak terdapat dimanapun.
Ia mengusak kasar rambutnya karena merasakan ada yang tak beres.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang