5

178 15 0
                                    

Seoul Internasional Hospital menjadi tempat yang rajin dikunjungi Jendral Park Hyun Bin 5 bulan terakhir ini.
Setelah menghilangnya Chaeyoung, pria tersebut seketika jatuh sakit hingga kehilangan gairah hidupnya.
Ia menderita stroke ringan, hingga membuatnya kesulitan berjalan.
Jabatan yang sudah 20 tahun di embannya, terpaksa harus ia gantikan pada orang lain.
Tapi diantara ratusan bahkan ribuan anak buahnya, tenyata amanah itu justru ia percayakan pada mantan calon menantunya, Letnan Song Joong Ki.

"Bagaimana tentang perihal pengunduran diriku?!" tanya Jendral Park pada ajudannya.

"Sedang diurus oleh dewan pusat, Jendral.
Anda diberi waktu tenang selama 2 bulan sebelum upacara pelantikan Letnan Joong Ki sebagai kepala jendral yang baru. " jawab Taeyang.

Ya.. Selama ini hanya sang ajudan yang setia menemaninya bolak-balik ke rumah sakit untuk chek up kesehatannya.
Sebab Jendral Park pun ternyata seorang anak tunggal dari kedua orangtua yang sudah meninggal.
Malangnya kini putri satu-satunya pun turut meninggalkannya seorang diri hingga ia menderita seperti ini.

6 bulan berlalu setelah Seagul dan Chaeyoung pergi meninggalkan Seoul, mereka menikah setelah 2 bulan tinggal disebuah desa kecil di Jepang.
Berlokasi dikaki Gunung Fuji sebagai iconic negeri matahari terbit itu.
Seagul dan Chaeyoung menikmati hidup dengan sederhana namun bahagia.

Desa Iyashi No Sato, desa kuno yang begitu indah namun penuh misteri.
Dihuni oleh penduduk yang tidak terlalu padat, desa tersebut masih sangat tradisional tentunya.
Dengan matapencaharian tiap warganya sebagai petani, peternak dan pedagang.
Namun beberapa anak muda disana ada pula yang memilih menjadi perantau dikota dan akan pulang beberapa pekan atau bulan sekali.

Setelah sampai dan tinggal disana, pemilik rumah yang ia sewa menyambutnya dengan sangat baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sampai dan tinggal disana, pemilik rumah yang ia sewa menyambutnya dengan sangat baik.
Bahkan Seagul ditawari ikut berkerja disebuah pabrik cukup besar di kota Hokaido, Nippon Steel Chemical.
Dan itu harus membuatnya berjauhan dengan sang istri dan pulang 2 minggu sekali.
Jarak tempuh yang cukup jauh tak ia hiraukan demi mencari nafkah untuk istri dan calon buah hati mereka.

Tok.. Tok.. Tok..

Seorang wanita paruh baya dengan wajah teduh membawa semangkuk ubi rebus hangat ditangannya.
Sembari mengetuk pintu sebuah rumah sederhana yang ia sewakan pada pasutri muda yang baru saja pindah itu.

Ceklek..

"Selamat pagi Chae-chan..!!
Ya ampun, wajahmu pucat sekali...!! "

"A.. Aku tidak apa-apa Bibi Mariko, hanya saja perutku sering mual setiap pagi."

"Ayo masuk, diluar udara dingin..
Makanlah dulu, akan kubuatkan teh hijau untukmu.. "

Ya benar.. Wanita yang mengalami morning sickness tadi adalah Chaeyoung.
Dan Bibi Mariko adalah pemilik rumah yang ia sewa.
Chaeyoung kini telah hamil muda, usia kandungannya baru menginjak bulan pertama.
Dan dimasa hamil seperti sekarang, ia justru harus berjauhan dengan sang suami setiap hari.
Beruntung Bibi Mariko sangat peduli padanya, padahal jika dipikir Chaeyoung hanyalah orang lain bahkan berbeda negara pula.
Bibi Mariko pernah berkata bahwa Chaeyoung mengingatkannya pada mendiang anak sulungnya yang telah tiada saat masih remaja.
Dan hanya tersisa anak bungsunya yang kini bekerja sama bersama Seagul di Hokaido.
Chaeyoung pun merasa bersyukur dan bahagia, pasalnya ia merasa mempunyai sosok seorang ibu lagi dari Bibi Mariko.

The Legend Of BakenekoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang