12. Demam

127 4 0
                                    

Seluruh santri-santri sudah tahu kalau nindy istri gus hakam, padahal abi belum mengumumkan secara resmi kalau nindy menantunya. Entah mereka tahu darimana soal nindy dan hakam suami istri, bahkan santri-santri tahun status nindy sebelum menikah dengan hakam.

Nindy berjalan menuju rumah umi banyak santriwati yang terus menatapnya bahkan secara terang-terangan membicarakan dirinya. "Ya Allah kenapa mereka membicarakan segitunya" lirih nindy hatinya sedikit tidak nyaman.

"Assalamualaikum cantik" salam hakam mengikuti nindy berjalan.

"Astaghfirullah" kaget nindy memegang dadanya kaget.

"Eh" kaget hakam melihat wajah istrinya kaget. "Kenapa sekaget itu?" Tanya hakam heran.

Nindy menggeleng pelan. "Waalaikumsalam, kenapa santri-santri pada tau kalau aku istri gus?" Tanya nindy kembali berjalan menunduk.

"Mungkin mereka sering lihat kita bersama contohnya sekarang" jawab hakam santai.

Nindy mendengus kasar. "Tidak memuaskan jawabannya" dengus nindy berjalan cepat. "Assalamualaikum" salam nindy masuk kedalam dan menyalami mertuanya.

"Waalaikumsalam, eh nindy sini duduk nak" ucap umi menepuk sofa disampingnya.

Nindy duduk menatap hakam yang duduk tepat di hadapannya yang hanya terhalang meja. "Apa lihat-lihat?" Tanya nindy sewot.

Hakam menggeleng pelan. "Enggak, orang saya lihatin umi saya ko geer banget" jawab hakam tiba-tiba kesal ditinggal istrinya padahal ia ingin berjalan berdua.

"Orang gus lihatin saya gitu" ucal nindy.

"Mana ada gitu orang saya lihatin umi" elak hakam.

"Oh yaudah jangan ngegas gitu" kesal nindy.

"Siapa yang ngegas? Orang saya jawab pelan" ucap hakam tidak terima.

"Lah itu buktinya ngegas?" Ucap nindy semakin dibuat kesal.

Umi, abi dan anum yang baru keluar kamar menatap mereka berdua secara bergantian. Sepertinya mereka berdua ini sangat hobi ribut.

"Ada apa lagi ini?" Tanya abi.

Hakam menatap abi. "Tadi hakam ketemu nindy di jalan hakam mau jalan berdua romantis gitu, eh tiba-tiba nindy jalan cepat walhasil sampai sini lebih dulu" jawab hakam cepat.

Jawaban hakam mampu membuat umi, abi, anum termasuk nindy melongo. "Hanya itu?" Tanya umi tak menyangka anaknya sekesal ini.

Hakam mengangguk.

Abi menatap nindy. "Kenapa kamu jalan cepat?" Tanya abi.

"K-karena jawaban gus hakam tidak memuaskan, masa aku nanya kenapa santri-santri pada tau kalau aku sama gus hakam suami istri jawaban mas hakam 'karena kita sering jalan berdua seperti ini' gitu" jawab nindy menirukan suara hakam.

Mereka kembali dibuat tercengang. "Astaghfirullah. Ini masalah kecil lho" ucap anum keheranan.

Hakam mengaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ayok cepat minta maaf dan saling maafkan" suruh umi.

Hakam mengangguk pelan menatap nindy. "Saya minta maaf janji saya tidak gitu lagi" ucap hakam.

Nindy mengangguk. "Ya aku maafkan" ucap nindy.

"Ko kamu enggak mau minta maaf sama saya sih?" Tanya hakam.

Nindy melipat kedua tangannya di dada. "Untuk apa? Aku tidak salah" tanya balik nindy tak merasa bersalah.

Hakam ikut melipat kedua tangannya di dada. "Kamu punya salah karena kamu meninggalkan suami kamu yang mau romantisan" jawab hakam.

"Enggak baik romantisan di depan umum" ucal nindy tak mau kalah.

Jodoh keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang