18. Hamil

128 4 0
                                    

Hakam baru pulang dari bandung ke jakarta pria itu sungguh kelelahan pulang pergi, tubuhnya terasa remuk hakam langsung membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Memejamkan matanya menikmati rasa lelah dan kantuk yang sangat berat.

Tok.tok.tok.

"Gus lama amat fi dalamnya gus lagi apa?" Tanya nindy khawatir.

Hakam yang awalnya memejamkan matanya langsung membuka kembali menatap pintu, senyum miringnya terangkat. "Saya sudah selesai mandi masuk aja" jawab hakam berteriak takut Nindy tidak mendengar.

Nindy diam beberapa detik sedikit khawatir karena hakam pulang dalam keadaan lelah, dan hujan deras. "Aku masuk nih" ucap nindy.

"Hmm masuk aja" ucap hakam langsung beranjak dan memakai handuk sampai lutut.

Cklek.

Mata nindy langsung membulat sempurna melihat hakam yang masih menggunakan handuk. "ARGHHH!" Teriak nindy menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya.

Hakam langsung menarik tangan nindy masuk kedalam kamar mandi. "Udah malam jangan teriak-teriak" bisik hakam memojokkan nindy ke pintu kamar mandi.

Nindy diam perlahan ia membuka matanya menatap hakam. "Ish. Tadi bilang udah kenapa belum pakai baju sih?" Tanya nindy kesal.

"Saya bilang udah selesai tapi bukan berarti saya sudah pakai baju, bukan salah saya dong" ucap hakam terkekeh kecil.

Nindy mendengus kasar. "Ish. Awas aku mau keluar" ucao alina kesal.

Hakam menggeleng pelan hakam malah menyembunyikan wajahnya di leher Nindy yang kebetulan tidak memakai hijab. "Capek banget saya butuh energi" lirih hakam.

Nindy diam beberapa detik ia menatap wajah hakam. "Istirahat kalau capek" ucap nindy.

Hakam mendongak menatap nindy dengan tatapan teduh. "Mau dipijitin kamu boleh?" Tanya hakam.

Nindy mengangguk pelan. "B-boleh ayok aku pijitin" jawab nindy langsung keluar kamar mandi, detak jantungnya sudah tidak karuan.

Hakam tersenyum tipis menarik Nindy ke kasar menindih tubuh nindy membuat sang empu melotot kaget. "Boleh ya?" Izin hakam.

"Eh-eh mau apa gus?" Panik nindy.

"Mau terekam kamu" jawab hakam langsung mencium bibir nindy lembut.

Nindy melotot kaget namun tak berselang lama ia menatap mata indah Hakam yang menatapnya tulus, lama-kelamaan Nindy mulai hanyut dalam buaian hakam, mengalungkan tangannya di leher hakam membuat sang empu tersenyum lebar.

Dan mereka melakukannya sampai jam satu pagi.

***

Nindy menutup mulutnya yang terasa mual. "Ko mual sih?" Tanya nindy pada dirinya sendiri.

"Huak huek huek" nindy berlari ke dapur memuntahkan cairan bening.

Irah yang tidak sengaja mendengar anaknya mual-mual ia langsung menghampiri nindy. "Sayang kenapa?" Tanya irah khawatir.

"M-mual, huek, huek" jawab nindy.

"Eh Nindy kenapa?" Tanya maya menghampiri mereka berdua. "Kamu sakit?" Tanya maya khawatir.

"Eh, dek kamu kenapa?" Tanya juan.

"Mual" jawab nindy sambil membasuh mulutnya. "Tiba-tiba aku mual pengen muntah" lirih Nindy.

Jodoh keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang