Dua hari sudah nindy hanya diam di kamar ditemani suaminya yang setia menemaninya, selama dua hari juga Nindy tidak melakukan apapun kecuali kewajibannya sebagai umat muslim.
Hakam menatap nindy yang merebahkan kepalanya di pahanya. "Mau makan apa? Nanti saya pesan" tanya hakam.
Nindy menggeleng lemah. "Aku tidak mau makan apa-apa" jawab nindy.
"Sayang, kasihan anak kita yang ada di perut kamu dia pasti kelaparan memangnya kamu tega anak kita kelaparan di perut kamu, hmm?" Tanya hakam lembut.
Nindy mengelus perutnya yang masih rata. "Aku mau makan bubur sum-sum" ucap nindy.
"Terus apa lagi?" Tanya hakam.
"Bubur sum-sum, es boba, es buah, es krim, es-----"
"Jangan es semua sayang, yang lain" potong hakam.
Nindy mendengus kasar ia menatap hakam. "Mau ke rumah umi aja deh mau makan makanan yang ada di sana" pinta nindy berubah pikiran.
Hakam tersenyum tipis. "Yaudah ayok kita ke rumah umi" ajak hakam cepat semoga nindy mau beradaptasi seperti awal.
Nindy duduk di kasur menatap lekat hakam. "Aku mau ke rumah umi tapi aku malas jalan"
Hakam diam beberapa detik mencerna ucapan nindy. "mau gendong?" Tanya hakam peka.
Nindy yang mendengar itu mengangguk cepat ia langsung naik ke punggung hakam. "Ayok, aku mau digendong" Ucap nindy.
"Astaghfirullah" kaget hakam ia belum siap apa-apa.
"Ko astaghfirullah sih? Aku berat ya?, gus enggak kuat?" Tanya nindy sedih.
Hakam menggeleng cepat. "E-enggak. Saya belum siap kamu udah naik aja jadi saya kaget" jawab hakam cepat.
"Ohhh. Yaudah ayok" ajak nindy tidak sabar.
Hakam mengangguk pinggangnya sedikit sakit mungkin encok, menahan sakit demi sang istri. Kedua tangannya menahan tubuh nindy supaya tidak jatuh, mereka langsung keluar rumah.
"Berat enggak gus?" Tanya nindy menaruh dagunya di pundak hakam menatap hakam dari samping.
"Enggak ko, badan kamu kan kecil jadi enteng" jawab hakam jujur.
"Nanti kalau aku gemuk gus sayang enggak sama aku?" Tanya nindy random.
Hakam terkekeh kecil. "Mau kamu gemuk, kurus, saya tetap cinta dan sayang sama kamu karena kamu istri saya" jawab hakam sambil berjalan.
"Ih gombal hahah" Tawa nindy pelan.
Hakam yang mendengar ketawa nindy ikut tertawa pelan. "Jangan sedih lagi harus tetap happy" Ucap hakam.
Ada banyak santri-santri yang menatap mereka berdua, ada yang memuji-muji keromantisan mereka ada juga yang menatap nindy sinis dan masih banyak lagi.
"Assalamualaikum gus" salam perempuan bergamis hitam mencegat mereka.
"Waalaikumsalam, ada apa ustazah dea?" Jawab hakam.
Nindy menatap ustazah dea. "Waalaikumsalam" jawba nindy.
Ustazah dea menatap nindy melirik hakam. "Gus mau kemana?" Tanya ustazah dea menunduk.
"Ke rumah umi" jawab hakam seadanya.
Ustazah dea menatap nindy kembali yang semakin mempererat pelukannya. "Tidak baik memperlihatkan kemesraan di depan umum" ucap ustazah dea.
Nindy terkekeh kecil. "Memangnya saya memperlihatkan kemesraan saya?, bukannya saya hanya digendong gus Hakam, saya digendong gini karena saya sedang tidak baik-baik saja. Kecuali saya berciuman di depan umum baru kamu tegus saya " sewot nindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh kedua
Teen FictionNindy perempuan cantik yang ditinggal sang suami tercinta meninggal dunia, harus menerima pinangan dari pria yang tidak dikenalnya sedangkan hatinya masih disini dengan sosok mantan suaminya. Hakam pria berusia 29 tahun yang juga belum menikah tanpa...