15. Ustazah dea

77 5 0
                                    

Nindy yang merasa bosan di rumah ia berjalan keliling pesantren dan sekolah yang masih satu area dengan pesantren, hanya ada beberapa santri-santri yang lewat. Ia tidak menyangka bisa tinggal di lingkungan yang seperti ini.

Bruk.

Nindy menabrak seorang wanita. "Astaghfirullah maaf ustazah" ucap nindy membantu wanita itu berdiri namun langsung ditepis oleh perempuan itu.

"Enggak usah pegang-pegang" ucap perempuan itu berdiri menatap tajam nindy.

Nindy yang ditatap seperti itu mengerutkan dahinya. "M-maaf saya tidak seng-----"

"Kamu Istirnya gue hakam kan?" Tanya perempuan itu.

Nindy yang masih bingung mengangguk pelan membenarkan perkataan perempuan yang tidak ia kenal. "I-iya" jawab nindy.

"Perkenalkan nama saya dea pengurus santriwati yang ada di sini" ucap dea mengajak berjabat tangan dengan nindy.

Nindy menerima dan tersenyum tipis. "Nindy----"

Ustazah Dea langsung melepaskan jabatan tangannya menatap nindy dingin. "Jampi-jampi apa yang kamu bacakan bisa mendapatkan gus hakam?" Potong ustazah dea.

Mata nindy melotot sempurna. "H-hah? Jampi-jampi? Maksudnya apa----"

"Jangan sok polos deh ning saya tau kamu main dukun kan? Kamu pelet gus hakam supaya gus hakam mau menikahi janda yang ditinggal suaminya meninggal?" Potong ustazah dea emosi.

Nindy semakin kaget mendengar ucapan ustazah dea. "Saya tidak mengerti maksud ustazah, saya tidak melakukan itu" ucap nindy.

Ustazah dea tersenyum hambar. "Tidak usah sok polos, kau itu tidak pantas untuk gus hakam, dia seharusnya mendapatkan istri yang masih gadis bukan janda yang ditinggal meninggal suaminya." Ucap ustazah dea.

Deg.

"Aku tidak tau aku salah apa kalau aku punya salah aku minta maaf, dan tidak seharusnya ustazah dea berkata seperti itu" ucap nindy sedih.

Ustazah dea malah terkekeh kecil. "Asal kamu tau saya mencintai gus hakam dari dulu, bahkan gus hakam sudah berniat menikahi saya tapi gara-gara perjodohan kedua orangtuanya gus hakam membatalkan niat menikahi saya."

Deg

Nindy menatap lekat wajah ustazah dea. "M-maksudhnya----"

"Asal kau tau kau itu sudah merebut kebahagiaan saya, harusnya kau tidak menikah dengan gus hakam karena kalian tidak cocok. Kalian itu beda jauh gus hakam seorang gua sedangkan kamu wanita biasa. Seorang janda yang ditinggal suaminya meninggal" emosi ustazah dea.

"Serendah itukah seorang janda di mata kamu?" Tanya nindy tak kuasa menahan air matanya.

Ustazah dea Menggeleng pelan. "Tidak! Tapi kali ini janda nya beda, janda yang tidak tau diri, gus hakam menikahi kamu karena kasihan dan paksaan dari orang tuanya. Gus hakam dan saya sama-sama mencintai, kau merebut kebahagiaan kami berdua. Oh, ya, harusnya yang sudah pernah menikah itu menikah lagi sama orang yang sudah menikah juga, duda, begitupun sebaliknya. Bukan janda ketemu bujangan. Assalamualaikum" salam ustazah dea langsung pergi dari sana.

DEG

Nindy menutup mulutnya menahan isaknya. "hiks, apa lagi ini ya Allah" lirih nindy pergi dari sana sambil menangis.

***

Hakam masuk kedalam rumah menatap istrinya yang sedang melamun. "Assalamualaikum cantik" salam hakam tersenyum manis.

Nindy menoleh kaget. "Eh. W-waalaikumsalam" jawab nindy langsung mencium punggung tangan hakam.

Hakam hendak mencium kening nindy seperti biasanya namun Nindy langsung menghindar. "Kenapa?" Tanya hakam heran.

Jodoh keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang