14. Kelapa muda

87 4 0
                                    

Hakam terus menatap nindy yang masih tidur pulas di pahanya, tadi nindy mengeluh muak setelah sholat subuh jadi hakam tidak sholat subuh berjamaah di masjid.

Hakam Mengelus pipi nindy sambil melantunkan sholawat supaya nindy lebih tenang, hakam tersenyum tipis melihat nindy yang semakin menyembunyikan wajahnya di perutnya.

"Pindah ke kasur aja supaya lebih nyaman" ucap hakam.

"Enggak mau" jawab nindy menggeleng cepat.

"Nanti tubuh kamu sakit-sakit" ucap hakam langsung membopong tubuh nindy ke kasur. "Ini kan lebih nyaman dan enak" ucap hakam.

Nindy menatap hakam kesal. "Pelit banget jadi suami" kesal nindy memalingkan wajahnya enggan menatap wajah hakam.

Hakam terkekeh kecil. "Pelit apa sih saya?----"

"Bodoamat! Kesal jadinya istri kamu ini lagi mual harusnya dimaknai bukan dipaksa tidur di kasur" potong nindy melepaskan mukenanya menaruh di tempat mukena.

Hakam diam beberapa detik menatap wajah nindy yang marah. "Sayang---"

"Enggak usah sayang-sayang" sentak nindy.

Hakam menarik nindy kepelukannya walaupun Nindy terus memberontak. "Yasudah maafkan saya sayang, saya minta maaf saya salah" pasrah hakam.

Nindy diam enggan menjawab Maupun memberontak. Hakam yang penasaran melihat wajah istrinya yang malah kembali tidur pulas di pelukannya.

"Lucu banget sih kamu marah-marah diam eh malah tidur" gemes hakam.

***

Hakam makan siang di rumah umi karena nindy tidak masak makan siang Nindy terus mual-mual. "Umi, obat untuk mual-mual apa?" Tanya hakam.

"Priksa ke dokter saja" jawab abi.

Hakam menatap abi dan umi. "Istri hakam enggak mau ke rumah sakit" ucap hakam bingung.

"Sekarang dia lagi dimana?" Tanya Ibrahim.

"Di rumah tidur" jawab hakam sambil melahap anggur. "Abis mual-mual langsung tidur, bangun tidur ngomel-ngomel." Lanjut hakam.

"Seru dong ramai" ucap anum.

"Seru gimana setiap marah saya pasti dilempar bantal sama guling, rambut dijambak" sahut hakam.

"Seru dong perang terus hahah" tawa Ibrahim.

"Assalamualaikum" salam nindy masuk kedalam rumah menyalami tangan mertuanya.

"Waalaikumsalam, eh sayang" kaget hakam menatap istrinya.

"Sini duduk" ajak umi menepuk kursi kosong.

Nindy duduk menatap kesal hakam. "Kenapa ngambil baju di lemari sampai berantakan gitu?, kenapa enggak hati-hati ngambilnya?" Tanya nindy.

Hakam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "I-itu bajunya-----"

"Apa? Mau bilang bajunya belum aku setrika? Udah aku setrika semuanya" potong nindy menatap tajam hakam.

Hakam menggeleng cepat. "Baju saya sudah kekecilan jadi enggak saya pakai----"

"Alasan." Sinis nindy.

"Astaghfirullah sayang, aku enggak alasan untuk apa aku alasan-----eh sayang mau kemana?" Teriak hakam melihat istrinya pergi dari ruang makan dengan kesal.

Jodoh keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang