Tiga hari sudah nindy di rumah kedua orangtuanya ia tidak mau pulang bersama hakam, sedangkan hakam minggu-minggu ini ada banyak kerjaan yang harus ia selesaikan.
Entah kenapa hakam merasa istrinya sedang menyembunyikan sesuatu darinya, dan menghindari dirinya. Padahal Hakam tidak merasa membuat salah apapun.
"Sayang" panggil hakam menatap istrinya yang tidur di ruang tengah.
"Sutttt jangan ganggu nindy dulu" ucap maya.
"Kenapa? Dia pasti capek tidur duduk gitu" tanya hakam kasihan melihat istrinya tidur dalam posisi duduk.
"Dia lagi enggak tidur" jawab maya duduk menatap nindy yang sedang memejamkan mata.
"Jelas-jelas dia tidur" ucap hakam duduk di samping nindy.
"Terserah kamu deh kalau nindy marah dibangunin gitu jangan salahkan aku yang sudah memberitahumu" ucap maya kesal.
Sedangkan nindy perempuan itu terus memutar ulang memori kebersamaannya dengan almarhum suaminya yang sangat ia cintai.
"Mas parul aku cantik enggak?" Tanya nindy sambil tersenyum manis menatap parul.
Parul ikut tersenyum. "Perlu mas jawab? Dan memberikan pendapat?" Tanya balik parul.
"Ya. Pendapat mas Sangat penting bagi aku" jawab nindy.
Parul mengelus rambut panjang milik nindy. "Kamu itu sangat cantik bahkan bidadari saja kalah kecantikannya sama kamu, walaupun mas belum pernah lihat bidadari surga. Tapi mas Sudah melihat kecantikan hambanya allah yang tidak pernah mas lihat, kamu. Kamu bidadari nya mas, cintanya mas. Sayangnya mas"
Nindy yang dipuji seperti itu tersenyum malu dan langsung menyembunyikan wajahnya di dada parul. "Ahhhh mas mah gombal" rengek nindy malu tapi mau.
Parul terkekeh kecil. "Mas sangat cinta sama kamu, tapi mas lebih cinta sama Allah karena allah di kehidupan mas nomor 1, dan kamu nomor 2. Karena mas tidak mau mas terlalu mencintai hambanya sampai lupa mas wajib mencintai Allah sang pencipta mas dan kamu"
"Aku cinta banget sama kamu mas" lirih nindy sambil memainkan kancing baju Koko perlu.
"Ma juga cinta sama kamu, terimakasih sudah hadir di kehidupan mas sayang"
"I love you" bisik nindy.
"I love you too nindy sayangnya mas, cintanya mas" balas parul.
"Jangan tinggalkan aku ya mas aku tidak mau hancur" lirih nindy.
Hakam diam beberapa detik kemudian ia memegang kedua pundak nindy. "Mas tidak bisa janji untuk tidak meninggalkanmu, karena itu semua sudah diatur sama Allah. Tapi mas pastikan mas tidak akan meninggalkan kamu di kehidupan ini. Tapi kalau mas dipanggil tuhan mas tidak bisa menolaknya tapi percayalah cintanya mas sama kamu tidak akan pudar"
"Mas-----"
"Cantik banget sih istri aku ini" gemes parul sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa mas tidak mau mengenalkan aku sama teman-teman mas?" Tanya nindy cemberut.
"Teman-teman mas itu cowok semua mas tidak mau kalau mereka semua suka sama kamu, rasanya mas tidak rela. Teman kamu yang cowok itu aja udah buat mas ketar-ketir, keringat dingin" jawab parul.
"Kenapa? Mas takut sama dia?" Tanya nindy terkekeh.
Parul menggeleng. "Tidak. Mas hanya takut dia berhasil membuat istriku dan bidadariku ini berpaling dariku" jawab parul.
"I love you my husband"
"I love you too banyak-banyak"
Nindy Terisak-isak membayangkan itu semua kata-kata yang selalu ia rindukan. "M-mas parul aku kangen kamu mas hiks" isak nindy masih dengan mata yang terpejam.
Maya dan hakam menoleh menatap nindy. "Nindy bangun nin" ucap maya mengguncang tubuh nindy.
"Sayang bangun" ucap hakam khawatir.
"Mas aku kangen aku mau peluk kamu mas" lirih nindy masih dengan mata yang terpejam.
"Astaghfirullah! Sayang bangun sayang" panik hakam.
Nindy membuka matanya air matanya semakin deras mengalir ia semakin terisak-isak. "Hiks mas parul aku butuh kamu mas hiks, semua orang jahat mas hiks. Semua orang pembohong hiks" isak nindy memeluk kedua lututnya.
"Hey sayang kamu kenapa?" Tanya hakam khawatir.
Nindy menoleh menatap hakam dengan tatapan yang tidak biasa ia tunjukkan. "K-kamu jangan dekat-dekat aku lagi, kamu pergi dari sini dan jangan kembali lagi' usir nindy.
Deg
Hakam menggeleng tidak mengerti maksud nindy. "S-sayang saya salah apa? Kenapa kamu usir saya?" Tanya hakam.
Nindy menghapus air matanya walaupun terus mengalir. "Kamu pergi dari sini jangan dekat-dekat aku lagi. Pergi" teriak nindy.
"Iya tapi saya salah ap-----"
"PERGI DARI SINI ATAU AKU LEMPAR TOPLES INI" marah nindy memegang toples kaca yang berukuran sedang.
Mata maya dan hakam membulat sempurna. "Nindy jangan lakukan itu, dia suami kamu" teriak maya syok.
"AKU TIDAK PEDULI SIAPAPUN DIA AKU TIDAK MAU LIHAT DIA LAGI AKU MAU C-CERAI"
DEG
Hakam berjalan mendekati nindy otomatis nindy mundur. "Saya tidak tau salah apa, tolong katakan kesalahan apa saya?" Tanya hakam menatap wajah marah nindy.
"KAU SEHARUSNYA TIDAK MENIKAHI KU, KAU SEHARUSNYA BERSAMA PEREMPUAN ITU. AKU TIDAK PANTAS UNTUKMU" teriak nindy.
Hakam menggeleng cepat. "Sayang, katakan siapa yang bicara seperti itu? Siapa wanita yang kamu maksud?" Tanya hakam terus mendekat.
"JANGAN MENDEKAT ATAU AKU LEMPAR INI" ancam nindy.
"BUNDA, AYAH, MAS JUAN NINDY NGAMUK" teriak maya berlari keluar rumah.
"Sayang saya cin-----"
PRANG.
Nindy melempar toples itu yang arah hakam yang untungnya hakam langsung menghindar. "AKU TIDAK PANTAS UNTUK KAMU GUS TOLONG PERGI DARI SINI, AKU TIDAK MAU MEMILIKI SUAMI LAGI AKU TIDAK MAU"
"Astaghfirullah! Nindy" kaget kedua orangtuanya dan juan.
Nindy duduk dilantai air matanya mengalir deras. "Aku tidak mau menikah hiks, aku tidak mau" isak nindy.
Ozan langsung memeluk tubuh bergetar Nindy. "Siapa yang sudah membuat kamu seperti ini? Katakan sama ayah" tanya ozan.
"Perempuan itu bilang hiks, Nindy tidak pantas menikah dengan seorang gus yang statusnya masih bujangan, sedangkan nindy janda. Nindy tidak mau orang lain berpikiran yang tidak-tidak, Nindy tidak mau, yah. ayah hiks.......Nindy mau ikut saja sama mas parul nindy tidak mau di sini" lirih nindy.
Ozan menggeleng cepat. "Jangan bicara seperti itu, kita selesaikan baik-baik" tegur ozan menghapus air mata anaknya.
"Ini di minum dulu" ucap juan mengambilkan obat penenang milik nindy.
Nindy menggeleng. "Aku tidak mau minum obat itu lagi, aku tidak gila aku hanya butuh mas parul" teriak nindy.
"Ini obat penenang sayang kamu jangan-----"
"AKU TIDAK MAU" teriak nindy.
Sedangkan hakam pria itu syok melihat nindy seperti ini, ia tidak tahu kesalahannya seperti apa dan siapa perempuan yang dimaksud istrinya itu.
Irah menganggam tangan nindy. "minum dulu nanti kamu boleh ikut parul" ucap irah.
"Bunda jangan berkata seperti itu" tegur hakam.
Irah hanya tersenyum tipis dan membantu nindy minum obat. "Rileks, pikirkan yang baik-baik" ucap irah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh kedua
Teen FictionNindy perempuan cantik yang ditinggal sang suami tercinta meninggal dunia, harus menerima pinangan dari pria yang tidak dikenalnya sedangkan hatinya masih disini dengan sosok mantan suaminya. Hakam pria berusia 29 tahun yang juga belum menikah tanpa...