21. Teringat

83 4 0
                                    

Hakam melirik sinis nindy yang sedang mengobrol di ruang tengah rumah umi, hakam masih kesal pada Nindy yang juga tidak mengizinkan dirinya melihat ponsel milik istrinya sendiri.

Hakam menyenderkan kepalanya di sandaran sofa. "Umi bilangin sama menantu kedua umi, pelit. Gitu" ucap hakam melirik nindy sinis.

Umi geleng-geleng kepala melihat anak dan menantunya yang sedari tadi saling sindir. "Kalian kenapa sih? Lagi bertengkar masalah apa lagi?" Tanya umi.

"Gus hakam aneh umi dia marah-marah enggak jelas, mas----"

"Bohong umi, menantu umi itu menyembunyikan sesuatu dari hakam" potong hakam.

"Gus----"

"Tau ah nyebelin" kesal hakam beranjak dari duduknya masuk kedalam kamar.

"Susul suami mu" suruh umi.

Nindy mengangguk langsung menyusul hakam kedalam kamar, menatap hakam yang duduk di kasur sambil melipat kedua tangannya di dada, persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Udah mau jadi ayah masa masih ngambek sih" ucap nindy duduk di samping hakam.

"Jangan dekat-dekat sana pergi" usir hakam memalingkan wajahnya enggan menatap wajah nindy.

Nindy terkekeh kecil wanita itu merentangkan kedua tangannya. "Mau peluk enggak?" Tawar nindy.

Hakam menoleh menatap nindy masih dengan wajah yang cemberut. "Mau lah" jawab hakam langsung memeluk nindy erat. "Kamu jangan selingkuh dari saya ya, saya tidak mau diduakan" lirih hakam.

"Siapa juga yang selingkuh, aku enggak selingkuh gus." Ucap nindy.

"Janji?"

"Janji, gus" kesal nindy.

***

Hakam menatap nindy yang pulas di pelukannya setelah bercinta. Hakam yang masih penasaran isi ponsel nindy berusaha meraih ponsel nindy yang tergeletak di meja kecil.

"G-gus" panggil nindy.

Hakam yang mendengar suara isterinya memanggilnya langsung menaruh kembali, menatap nindy. "Apa sayang?" Tanya hakam.

Nindy menggeleng pelan. "Enggak jadi" jawab nindy.

Hakam menarik nindy lebih dekat memeluk tubuh nindy. "Tidur lagi masih malam" ucap hakam.

Nindy mengangguk pelan.

Hakam mengusap-usap rambut nindy supaya istrinya cepat tidur. Namun sayangnya Nindy malah menatapnya dengan tatapan segar seperti tidak mengantuk.

"Gus" panggil nindy.

"Apa sayang?" Tanya hakam lembut.

"Gus" rengek nindy.

"Apa?" Tanya hakam gemes.

"Gus hakam" panggil nindy lagi.

Hakam menatap istrinya. "Apa? Pengen apa?" Tanya hakam.

"Mau peluk" pinta nindy.

"Ini saya lagi peluk kamu" jawab hakam mempererat pelukannya.

"Gus hakam" panggil nindy lagi.

"Apa sayangku? Cintaku, my love, istriku, cantikku, bidadariku. Kamu mau apa?" Tanya hakam menatap lekat wajah nindy.

Nindy menyembunyikan wajahnya di leher hakam. "Gus" panggil nindy lagi.

Jodoh keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang