01 : Awal

45.2K 1K 56
                                    

Hargai karya penulis dengan tidak menjiplak, menghujat, dan mengomentari jahat tokoh2 yang ada disini.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen nya, boleh juga share.

Jangan hanya jadi silent rider's.

🧊🧊🧊

Jalan takdir tidak ada yang tau, kadang ia bercanda menghadirkan suatu keadaan yang membuat kita tertekan. Namun, kadang bisa juga sebaliknya.

Tidak pernah Anila sangka sebelumnya jika ia harus menikah di usianya yang kini baru menginjak 20 tahun.

Anila Reevatya terpaksa menikah dengan duda berusia 33 tahun bernama Alfagio Swargas Adibrata si duda kaku yang batas dingin nya seperti suhu di kutub selatan.

Alfagio mempunyai tiga anak yang sedikit lebih tua dari Anila.

Vikram Jitio Adibrata anak pertama yang penyakit keras kepala nya melebihi batas overdosis.

Victor Watio Adibrata anak tengah yang sikap nya 11-12 dengan Vikram. Namun, tetap saja Vikram lebih keras kepala dari Victor.

Vincent Lutio Adibrata anak terakhir yang terkadang netral, bisa ikut-ikutan kedua kakak nya menjahili dan menyakiti Anila, bisa juga hanya diam tidak memihak siapa-siapa.

Setelah kepergian ibunya, ia tidak punya siapa-siapa lagi, hidupnya sebatang kara. Namun, menikah dengan si duda pun Anila tidak memiliki niat lebih seperti agar tidak kesepian atau mengincar harta gono gini dan lain sebagai nya, tidak. Anila bisa hidup sendiri dan ia sama sekali tidak mengharapkan apa-apa dari si duda muda Alfagio, ia murni hanya ingin membantu Alfagio yang sedang kesulitan mencari pengganti calon istri nya.

Cobaan pasti datang menghadang, dan Anila salah satu manusia yang merasakannya, ia diterpa berbagai cobaan rumah tangga yang sangat berat. Dimulai dari ketiga anak sambung yang tidak menerimanya bahkan sampai melakukan berbagai cara yang bahkan membahayakan nyawa Anila maupun mereka bertiga sendiri, hanya demi membuat Anila pergi dari kediaman Adibrata.

Namun, pada suatu hari dengan jalan takdir yang tidak Anila kira, ia dapat membuat salah satu anaknya luluh dan menerima kehadirannya, dengan paksaan anak sambungnya juga Anila dapat meluluhkan Alfagio yang didalam hidup nya di penuhi banyak misteri.

Misteri yang bahkan tidak ada orang yang mengetahuinya.

Bisakah Anila membuat ending bahagia untuk setiap orang dengan marga Adibrata?

AWAL

"Yaudah kalo itu keputusan Ibu, Anila setuju," Anila menatap sendu ibunya, yang baru saja meminta izin menikah lagi dengan pria yang lebih muda dari ibunya, dia pria yang selalu membantu keluarganya.

"Makasih yah Nak," Anila di peluk erat oleh ibunya.

"Iya, semoga Ibu bahagia yah."

"Iya, kamu harus tau kalo mas Gio itu udah banyak banget ngebantu kita, jadi kita harus ngebales kebaikan dia. Ibu harap kamu baik yah sama dia, sama calon kakak-kakak kamu nanti."

Anila hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ibu cantik banget pake gaun itu," Anila tersenyum melihat ibunya yang sedang mencoba pakaian pengantinnya.

"Makasih loh," ibunya tersenyum malu-malu.

"Sekarang kita ke gedung resepsinya, tadi kata mas Gio kita siap-siapnya langsung disana." ujar ibu Anila.

"Aku nanti malem aja kesananya, sekarang harus beresin tugas dulu soalnya udah di tagih dosen." balas Anila yang kembali fokus ke laptopnya.

"Yaudah Ibu berangkat sekarang yah, nanti kamu nyusul oke?!"

"Siap!" balas Anila dengan gaya hormat yang membuat ibu nya tertawa.

🧊🧊🧊

Drettt Drettt Drettt

Ponsel terus terdengar berdering. Netra Anila yang sedang terbingkai kaca mata tengah fokus ke arah laptop pun teralihkan.

"Apa benar ini dengan anak dari saudari Sarah?"

"Iya saya anak nya, ada apa yah?"

"Kami dari pihak Rumah Sakit Keluarga ingin menyampaikan bahwa saudari Sarah yang beberapa waktu lalu mengalami kecelakaan kini telah meninggal dunia kami turut berduka cita atas kematian ibu Anda."

Hati Anila mencelos begitu saja. Ia menggeleng tidak percaya dan langsung berlari menuju motor matic miliknya menuju Rumah Sakit Keluarga.

"DIMANA IBU SAYA!" Anila berteriak ke arah meja resepsionis.

"Mohon tenang dulu Mba, siapa nama ibu Anda?"

"Ibu Sarah. Dimana sekarang? Di ruang mana? Cepetan!"

"Baik, nyonya Sarah sekarang berada di ruang jenazah."

"G-gak gak mungkin, ini gak mungkin," air mata Anila luruh, ia berlari ke ruang jenazah tak peduli pada orang-orang yang mengomel karena ia tabrak.

BRAKK

"I-ibu? Ini gak mungkin Ibu 'kan? Ibu bangun! Besok Ibu nikah itu kan impian Ibu, Bu bangun Bu-"

Bruk

Petugas yang berjaga di luar pun langsung berlari ke dalam membantu Anila yang sekarang tak sadarkan diri.

"Biar saya saja."

"Mas nya siapa?" tanya petugas itu.

"Saya keluarganya." petugas itu segera memberikan Anila.

"Tolong bereskan jenazahnya sekarang, acara pemakaman akan di laksanakan hari ini."

"Baik, akan saya sampaikan kepada pihak rumah sakit, untuk persyaratan nanti bisa Mas tandatangani. Eh, boleh tau dengan Mas siapa?"

"Alfagio Swargas Adibrata," jawabnya lugas.

"Ini kartu nama saya, kalian bisa hubungi saya untuk semua biayanya, dan tolong antarkan jenazah ke tempat pemakaman yang nanti saya kirim lewat handphone, kami akan menunggu disana."

"Baik, semuanya segera saya bereskan." petugas itu melenggang pergi untuk menyiapkan semuanya.

🧊🧊🧊

Buat para reader's kalian pengen di panggil apa? Tulis di komen 👇

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang