TIGAPULUH SATU

6.4K 363 43
                                    

🥂🥂🥂


"Fifi sayang gimana sekolahmu?" tanya Kakek di sebarang sambil menyantap hidangannya.

"Tinggal tunggu pengumuman hari kelulusan aja, Kek,"

"Lho cucuku ternyata sudah besar? Kayaknya baru kemarin Kakek menggendongmu pas masih umur 5 tahun Fi, sekarang sudah lulus SMA saja dan akan menikah."

Lontaran yang diucapkan Kakek, seketika mengingatkannya akan hari terakhir Fifi yang tinggal sebentar lagi. Acara form night sudah di depan mata, tetapi ia belum juga mendapatkan siapa dalang dari semua ini. Jadi, mau tidak mau, dia sangat menantikan hari kematiannya itu untuk kembali ke dunia asalnya atau mati di tempat.

"Fifi kenapa bengong Sayang? Apa ucapan Kakek menyinggungmu?"

Fifi menggeleng pelan. "Ah, tidak Kakek, Fifi hanya lagi mikirin gaun untuk nanti malam," bohongnya padahal semua persiapan untuk nanti malam sudah berada di kamarnya.

"Apa kamu sangat tidak sabar, Fi?" tanya Papa Andi.

"Iya, Papa aku mau makan banyak di sana,"

"Dasar jangan malu-maluin anak Mama!" sembur Mama di samping.

"Yeh, si Mama ga bisa lihat anaknya seneng." Fifi mencibir sambil menyuap kembali makanannya.

"Udahlah nanti kamu siap-siap kita akan ke salon," sambung Mama kembali.

Fifi pasrah hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah menuruti apa kata mamanya, Fifi berakhir berjam-jam di salon dari pagi hingga akhirnya sampai rumah sore hari. Tubuhnya belum apa-apa sudah lelah. Ia langsung menuju kamar untuk merebahkan tubuhnya sebentar sebelum bersiap ke acara pesta nanti.

Fifi terlelap hingga suara ketukan pintu terdengar dari luar.

"Non, ini Bibi."

Hening tidak ada jawaban.

Akhirnya Bibi membuka pintu tersebut yang tidak terkunci dan mempersilahkan semua orang yang akan mendandani nonanya. Setelah Fifi dibangunkan dia sempat terkejut dengan kedatangan orang asing yang berada di kamarnya. Hingga dia tersadar akan pergi ke acara penting hari ini.

Selang beberapa waktu setelah bersiap mandi, berganti pakaian, dan berias. Akhirnya selesai juga. Fifi hari ini mengenakan gaun hitam panjang, yang memamerkan bahu putihnya nan terekspos, terbalut di tubuh rampingnya, dengan gaya rambut twisted chignon simpel, tetapi elegan.

Sesudah selesai semuanya, ia memilih turun ke bawah, terlihat di sana hanya ada Ael yang sedang memainkan ponsel. Bunyi ketukan heels Fifi mengantensi pergerakannya, dia mendongak dan terdiam menatap Fifi yang sungguh anggun malam ini.

 Bunyi ketukan heels Fifi mengantensi pergerakannya, dia mendongak dan terdiam menatap Fifi yang sungguh anggun malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mingkem lo, nanti ada lalat masuk." Ia menyunggingkan senyumnya menatap tingkah bodoh sepupunya itu.

Fifi memilih duduk di samping Ael.

Tunanganku? Oh, bukan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang