KETIGA

17.7K 777 36
                                    

🎭🎭🎭








Mereka pun sudah sampai parkiran El menuntun Amel menaiki motornya, lalu menancapkan gasnya membelah jalanan. Amel melihat jalan sekeliling menuju rumah, siapa tahu nanti berguna agar dia tidak tersesat di dunia antah-berantah ini.

Motor El memasuki halaman rumah mewah, Amel melihat banyak hal asing di depannya, tempat ini hampir sama seperti dunianya dulu tidak jauh berbeda.

Motor El memasuki halaman rumah mewah, Amel melihat banyak hal asing di depannya, tempat ini hampir sama seperti dunianya dulu tidak jauh berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di depan rumah, Amel tidak kunjung turun dari motor El.

El mengernyit melirik kaca spion. "Kenapa ga turun?" Dia langsung menoleh ke belakang, melihat Fifi yang masih melihat sekitar dengan tampang bodoh.

"Ini rumah gue?" tanyanya menatap mata El di depan.

El memutar bola matanya yang masih mengenakan helm full face. "Bukan, rumah gue," jawabnya asal.

"Aduh ga sabaran banget sih lo, mau temuin gue sama orang tua lo, ya?" jawabnya Fifi menepuk pundak El sambil malu-malu.

"Ck, ini rumah calon suami lo, masa lo lupa?" tegasnya malas melayani Fifi yang aneh.

"HA SUAMI?" teriaknya di telinga El.

"Kenapa lo teriak-teriak?" tanyanya sambil menutup kuping.

"Sebentar, gue masih SMA, terus punya suami gitu maksud lo?" tanyanya menegaskan sekali lagi ke El, yang masih bingung dengan Fifi.

Pemuda itu menaikan satu alisnya. "Iya, kenapa? Kan lo sendiri yang cerita ke gue, tapi--" ucapan El terpotong.

"Yah ga bisa berburu cogan dong," selanya dengan cepat, lalu tubuhnya merosot lemas tidak bersemangat lagi, masa tubuh yang di tempati sudah punya orang, kemudian ia turun dari motor dengan melompat.

El sempat terkejut dengan tingkah Fifi barusan, kenapa dia tidak ada angunnya sama sekali.

"Pokoknya gue ga mau tau! Lo El harus tunggu gue jadi janda! Lo udah gue booking pokoknya," titah Amel bersungguh-sungguh menatap kedua mata amber pemuda di depannya. Memaksa tidak mau dia kehilangan pemuda tampan begitu saja, siapa tahu suaminya pria tua.

"Kenapa?" jawab El tidak menghilangkan raut terkejutnya.

Amel maju dengan tersenyum manis. "Gue takut suami gue udah tua, terus bentar lagi mati," bisiknya ke telinga El yang masih memakai helm.

"Sembarang lo, nyumpahin teman gue mati!" samber seseorang, yang baru datang dari arah belakang Amel ingin memasuki rumah.

Amel terkejut langsung menjauh dari El, menoleh ke asal suara.

"Ngapain lo di rumah gue?" tanyanya sinis ke lelaki cantik di depannya itu—Farel.

"Ini rumah teman gue juga kali," jawab Farel.

Tunanganku? Oh, bukan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang