🥠🥠🥠
Mata cantik itu terbuka lebar, merasakan tubuhnya yang kaku. Dia melihat ke arah sekitar ruangan putih berbau karbol, yang hanya terdengar bunyi mesin EKG di ruangan ini.
Fifi melihat penampilannya, semua tubuhnya diperban. Dia tidak bisa menggerakan tubuh bahkan sedikitpun. Suster yang bertugas mengecek keadaan pasien datang, melihat Fifi yang sudah terbagun langsung mengabari dokter agar memeriksa keadaan pasien.
Dokter datang dengan cepat, mengecek semua keadaan pasien.
"Syukurlah kamu sudah siuman, walinya di mana, Sus?" tanya dokter menoleh ke belakang.
Suster menggeleng perlahan, lalu berjalan mendekat ke dokter tersebut. "Semua wali sudah terbakar hangus di rumah mewah tersebut, Dok. Hanya tersisa Nona Amel saja yang masih bisa diselamatkan oleh pemadam kebakaran," bisiknya.
Semua itu masih mampu didengar Fifi. Jadi, sekarang dia sudah balik ke dunia asalnya. Akan tetapi, kenapa semua keluarganya meninggalkannya.
Suara Fifi meraung membuat dokter dan suster itu menoleh kepadanya. Dokter mendekat berbicara sebentar ke Fifi.
"Tenang Nona Amellia Elina, nanti luka bakar Anda lama mengeringnya." Dokter berusaha menenangkan pasien.
Suara sesegukan makin terdengar, Fifi tidak bisa menerima ini semua. Ke mana keluarganya yang utuh di dunia ini. Kenapa setelah ia kembali mereka semua malah pergi meninggalkannya terlebih dahulu, sekarang dia di sini sendirian. Lebih baik dia mati daripada tidak memiliki apapun untuknya pulang.
Fifi meraung dengan suara tak jelas akibat mulutnya juga tidak bisa digerakan semuanya terasa kebas. Akhirnya dokter menyuntikkan Amel dengan obat penenang. Perlahan Amel memejamkan mata dan tertidur.
-
Akhirnya Amel sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Mata cantik itu terus menatap kosong ke depan, hanya menyisakan dirinya yang terbujur kaku dengan selang yang melekat di tangan. Kenapa nasibnya selalu sial seperti ini, Amel hanya bisa menggerakan bola matanya saja. Untuk menangis pun dia tak sanggup akibat perih yang mengenai luka bakar di wajah, semua tubuhnya terasa sakit dan perih tiada tanding. Semua seakan sirna kehidupan yang dulu telah pergi hanya ada dirinya sendiri sekarang di dunia asal tanpa keluarga, hanya sebatang kara.
"Kakek, Nenek, Om, dan Fira, kenapa kalian ninggalin aku sendirian di sini, apa kalian balas dendam setelah aku pergi ke dunia novel kemarin? Kalian malah pergi meninggalkan aku semua ke tempat yang lebih jauh dariku."
Amel meraung tak jelas dengan mulutnya yang kaku. Sakit di tinggalkan semua orang yang berharga untuk dirinya.
"Kenapa kesialan selalu datang kepadaku, apa tidak cukup mengambil kedua orang tuaku saja!"
Apa tidak cukup? Mengambil kewarasannya di dalam dunia novel kemarin, semuanya tidak terbalas dan sia-sia, dia tidak mendapatkan apa pun. Bahkan teman yang biasa ia percaya sekalipun dia tidak mendapatkannya.
Semua ini seakan-akan tidak nyata. Dia harus hidup seperti apa lagi, di dunia novel disiksa, di sini disiksa dengan kenyataan pahit. Kenapa Tuhan tidak membawanya sekaligus dengan mereka semua, kenapa harus menyisakan dirinya sendiri.
Sakit Amel sudah tidak bisa digambarkan lagi, setitik berharap akan bahagia pun tidak.
Amel memilih memejamkan matanya berharap ini semua hanya mimpi, Nenek dan semua keluarganya akan menyapa dan mengajaknya pulang ke rumah.
Namun, semua yang menurutnya ilusi ini nyata. Keluarganya tidak kembali bahkan setelah ia menanti dengan menatap nanar pintu ruangan, berharap mereka semua datang kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunanganku? Oh, bukan! [END]
RomanceANAK KECIL DILARANG MASUK! Ayo mencari calon suami ditumpukan cogan!!! YANG ALERGI BERBAU DARAH, DI SINI BUKAN LAPAKNYA. PLAGIAT JAUH-JAUH SANA! PERGI YANG JAUH! Amel yang bertransmigrasi ke dalam dunia novel yang tidak sengaja kesandung kakinya. Me...