Yeaay, update lagi. Maaf nunggu lama karena cari ide buat chap ini emang gak gampang.
Ramein ya.
Enjoy the story.
*****
Hari baru dan suasana hati yang baru. Aku berjalan dengan santai dikoridor dengan senyuman yang terbit dari kedua sudut bibir ku. Sekarang masih pukul setengah tujuh pagi, cuacanya pun masih sama seperti kemarin, cerah. Dan yang membuat ku bahagia hari ini adalah, seragam yang ku kenakan. Kemeja putih, rok kotak-kotak warna merah maroon dan jas warna maroon polos. Ini adalah seragam yang akan ku kenakan setiap rabu dan kamis.
"Good morning!" Sapa ku dengan riang ketika memasuki lab. Ah ya, untuk pelajaran pertama, aku akan belajar di Lab karena mata pelajaran biologi. Aku juga tidak lupa membawa jas lab putih yang sebentar akan diganti. Baru beberapa orang yang datang. Dan ketika pandangan ku mengarah ke sudut ruangan, tepatnya meja paling depan, aku melihatnya. Seseorang yang kemarin membuat ku penasaran mengapa dia tidak hadir tanpa keterangan. Duduk diam dengan earphone yang menyumpal telinganya. Aku melangkah masuk, tapi ternyata bukan hanya dirinya yang menjadi hadiah pandangan ku pagi ini, tapi sebuah kertas orange terlipat segitiga yang tersimpan disetiap meja.
Sebelum melangkah ke meja tempat ku duduk, aku menghampiri salah satu meja untuk melihat apa isi kertas itu. Dan ketika ku balik, ternyata isinya adalah nama kelompok lengkap dengan anggotanya. Seketika otak ku menyimpulkan sesuatu, hari ini mungkin akan praktik membedah, tapi ntah apa. Dan pastinya berkelompok. Disetiap meja hanya ada tiga kursi yang berarti satu kelompok berisi tiga orang. Aku pun melihat satu persatu kertas untuk mencari nama ku. Yang ternyata berada di meja tempat Brandon duduk. Aku terkesiap untuk sesaat, satu kelompok dengan Brandon? Akan jadi seperti apa nanti kelompok ku. Dan ketika aku melihat satu nama lagi dibawah nama lelaki itu, ada nama sahabat ku. Leah. Aku seketika bernapas lega, setidaknya kelompok ku tidak akan sesunyi yang ku bayangkan.
"Hi, Bran." Sapa ku ketika meletakkan tas diatas meja kemudian mendudukkan diri dikursi besi.
Bukan merespon sapaan ku, lelaki itu hanya melirik ku dengan ujung matanya. Baik, aku juga tidak berekspetasi lebih untuk responnya. Sembari menunggu Leah datang, aku mengutak-atik ponsel mengisi kekosongan.
"Fighting, heaji! Fighting heaji! Good morning everybody!!!"
Hanya berselang dua puluh menit, orang yang ku tunggu akhirnya datang. Tentunya dengan suara toa yang kelewat bersemangat itu.
"Hi Brandon!!! Kenapa kemarin tidak masuk??"
Dan lebih parahnya lagi, tanpa malu sedikit pun, Leah langsung kehadapan lelaki kulkas itu. Menopang dagu sambil bertingkah sok imut. Untung saja Brandon tetap mode tembok. Tidak bereaksi sedikit pun dengan tingkah konyol Leah dipagi hari yang cerah ini.
"Hello my best friend. How are you today!!"
Sampai akhirnya gadis berambut lurus sepundak dengan tiga jepitan disisi kanan kepalanya itu mendudukkan diri disebelah ku. Ia meletakkan tasnya dibawah kemudian menopang sebelah kepalanya, memandang ku dari sisi menyamping dengan kedua mata berkedip lucu.
"Tumben sekali kau sangat bersemangat. Something make you happy today ?" Tanya ku agak heran. Pasalnya kita akan belajar di Lab, dan tempat ini adalah tempat kedua yang kadang anak itu hindari setelah lapangan.
Leah bangun dari posisi menyampingnya. Menepuk tangan sekali dengan senyum yang mengembang sempurna diwajah putihnya. "Tentu saja aku senang, kita sekelompok dengan lelaki tampan."
Aku memutar bola mata malas mendengar alasannya. Sangat-sangat konyol. Mungkin jika Brandon adalah lelaki humoris, aku juga akan senang. Tapi ini kebalikannya. Tampan, tapi dingin dan tertutup. Jelas buka tipe teman yang cocok untuk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Story
Fantasía"Bran, y-you..." Seandainya hari itu Zeyra tidak sengaja mendapati teman barunya mengoyak leher seekor rusa, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. ***** Kejadian menjijikkan yang Zeyra lihat hari itu adalah awal dari perubahan...