Haloo....kangen cerita ini??
Senang banget bisa up lagi.
Ayo ramein komentar, aku pengen tau antusias kaliaan.
Tandai typo karena aku gak edit part ini.Jangan lupa tekan bintang!
--Happy reading!!--
******
"Apa kita tidak bisa ke kantin sekarang? Aku sudah lapar?"
Bell istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, setengah penghuni kelas sudah meninggalkan ruangan ini untuk mengisi perut di kantin. Kami belum keluar
Karena menyelesaikan salinan materi yang lumayan banyak di papan tulis.Jika kalian bertanya alasan lain kenapa kami belum keluar selain menyalin, jawabannya adalah kami ingin menyelesaikan tugas kelompok matematika. Mungkin bisa dibilang aku lebih suka mengerjakan tugas ini secara mandiri dibanding berkelompok, namun mam Diana mengatakan tugas ini cukup banyak jika dikerjakan secara mandi. Alhasil inilah yang terjadi, aku dan Leah sekelompok dengan si kutub es Brandon yang dari tadi begitu fokus dengan buku catatannya.
Aku menghentikan kegiatan menyalin, aku juga lapar sebenarnya. Namun Brandon keukeh ingin menyelesaikan tugas ini agar tidak menumpuk.
"Bran, can we go to canteen now? I and Leah was hungry. Did you??"
Terdengar aneh jika aku minta izin hanya untuk istirahat makan siang. Toh, tugasnya masih dikumpulkan dua hari lagi, yang sekarang pun sudah setengah selesai, jadi kalau dilanjutkan dirumah tidak begitu banyak lagi.
Lelaki dengan pandangan datar dan pahatan wajah sempurna itu menghentikan kegiatan menyalinnya, memandang ku dengan sorot dingin yang tidak berubah setiap hari. "Okay, we're break." Lelaki itu mengiayakan tanpa menambah drama melarang.
"Tapi sebelum itu, kita kerjakan dimana tugas ini setelah pulang sekolah?" Aku bertanya. Tidak mungkin kita bermalam disekolah demi ambisi menyelesaikan rangkaian rumus dan angka yang membuat otak terasa panas.
"How if in your home?" Brandon menyandarkan punggung sambil bersedekap dada. Ia bahkan tidak tampak lelah walau sudah berkutat dengan lima soal dan enam lembar halaman catatan yang penuh dengan rumus dan angka. Jika kalian melihatnya, aku yakin kalian akan mual.
Aku terkesiap, "are you sure?" Aku memastikan takut salah dengar.
Bukan apanya, aku dan beberapa dari kalian pasti sudah tahu siapa lelaki es batu ini. Jadi agak aneh jika ia memilih rumah ku sebagai tempat mengerjakan tugas.
"Aku terlihat bercanda?" Brandon menunjuk wajah datarnya sendiri.
Aku megap-megap untuk beberapa saat, "t-t-tentu s-saja tidak." Dan sialnya aku terbata hanya karena intonasi dingin itu."Okay..." Leah tepuk tangan sekali, "guys, tempat kerja kelompok sudah ditentukan, ayo kita ke kantin sekarang sebelum jam istirahat selesai."
Aku mengikuti Leah yang sudah melangkahkan kakinya meninggalkan kelas setelah merapihkan buku kedalam laci meja.
*****
"Wow...wow..wow...fruit salad? Are you sure? Biasanya cuma sebiji apel."
Lelaki bersurai kuning keemasan berseru heboh ketika Brandon datang dengan nampan berisi semangkuk salad buah. Ia agak heran, sangat tumben lelaki itu makan persis seperti manusia. Biasanya hanya sebiji apel itu pun tidak dimakan. Hanya di jadikan mainan di meja kemudian dibuang setelah meremasnya hingga hancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/355735130-288-k401201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Story
Random"Bran, y-you..." Seandainya hari itu Zeyra tidak sengaja mendapati teman barunya mengoyak leher seekor rusa, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. ***** Kejadian menjijikkan yang Zeyra lihat hari itu adalah awal dari perubahan...