22. Tense

2 0 0
                                    

Halooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo...

Apa kabar kalian....
Gak kerasa ya udah November, 2025 udah depan mata.

Mari pelan-pelan masuk konflik cerita ini!!

Jangan lupa tinggalin jejak dan vote!!

Tandai typo and...

  __Happy reading!!__

    "Selesai!"

     Seorang pemuda yang berdiri didepan westafel mematikan kran air setelah selesai mencuci tumpukan gelas dan piring. Ia melepas apron pinggangnya kemudian menggantungnya disebelah kulkas, tempat apron-apron para karyawan cafe.

     "Ayo pulang." Sembari memakai jaketnya, ia mendekati temannya yang masih berdiri didepan mesin kasir.

    "Duluan saja, aku harus membuat laporan pemasukan hari ini." Ucap George, pemuda yang diajak pulang itu berkata tanpa melihat lawan bicaranya. Dirinya sibuk menghitung pemasukan hari ini yang cukup banyak.

     Etnan, rekan kerja George hanya mengangguk, "baiklah. Aku duluan." Pemuda itu pun berlalu dari hadapan George.

      Suara dentingan bell berbunyi ketika Etnan melewati pintu. George memandangi punggung dalam balutan jaket yang dirangkap lagi dengan coat itu hingga benar-benar hilang dari pandangannya.

       Sepi, itulah suasana yang menemaninya sekarang. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, jika tidak salah dengar dari berita perkiraan cuaca, tengah malam nanti salju akan lebat menghujani kota hingga esok hari, maka dari itu cafe tutup lebih awal dari yang biasanya tutup pukul 11 malam.

     Jari-jari yang berisi namun tetap ramping itu menggoreskan angka-angka pada buku laporan keuangan. Pemasukan hari ini lebih banyak dari kemarin karena hari ini cafe lebih ramai. Ia beralih pada layar komputer yang menyala, tidak hanya membuat laporan secara tertulis, ia juga harus menginput laporan itu untuk di kirim melalui email pada owner cafe.

      Meskipun cafe ini tidak begitu besar dan hanya menyediakan hidangan berat dan ringan yang sederhana, cafe ini banyak peminat lantaran konsep vintagenya. Banyak sudut di cafe ini yang terbilang instagramable untuk di unggah di sosial media.

       Ssst....

      Sedang asyik mengetik laporan keuangan, lelaki itu merasa ada sekelebat bayangan yang baru saja lewat didepan cafe. Ia menjeda kegiatannya sejenak, tanpa beranjak dari tempatnya berdiri, kedua netranya memandang keluar cafe yang memang dindingnya full kaca.

      Sepi, hanya ada satu dua orang diluar yang juga para pekerja yang baru pulang. Karena berita salju akan turun dengan lebat, beberapa resto bahkan perkantoran memulangkan pekerjanya lebih awal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unwanted StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang