4. hero

101 14 0
                                        

       Meskipun cerita ini pembacanya sedikit-atau mungkin gak ada sama sekali, aku tetap menyapa.

        Apa kabar kalian...

       Buat yang baca cerita ini, makasih tetap menunggu.

       oh iya, kalau ada yang salah soal penjelasan Invers, koreksi ya. Karena aku lupa-lupa ingat sama satu pelajaran mtk sma itu.

       Jangan lupa ramein!!

     _ Happy reading_

      ****
       
      "Maka, cara termudah menentukan invers adalah pertukaran antar baris. Kalian..."

         Triiiiing

       Helaan nafas terdengar samar ketika bell pulang berbunyi. Akhirnya, hari yang panjang ini berakhir juga.

       "Sebagai pekerjaan rumah, kerjakan soal halaman 80, no 1-5. Ikuti contoh-contoh yang sudah saya jelaskan tadi. Kumpulkan hari Jumat."

       "Yaah, pr lagi...pr lagi."

       "Ayolah, otak ku bahkan terasa berasap berhadapan dengan kimia. Sekarang ditambah pr matematika.

       "Kepala ku pusing."

       Keluhan terdengar dari beberapa siswa ketika guru matematika tersebut memberikan pelajaran tambahan berupa pr. Aku sebenarnya pun mengeluh juga. Banyak hal hari ini yang membuat ku terasa sangat lelah. Mulai dari pr Kimia, sekarang pr matematika ditambah sikap Brandon ketika praktik tadi yang masih saja memenuhi kepala ku.

       Kami berdiri, mengucap terima kasih sebagai bentuk penutup pelajaran hari ini, dan setelahnya guru tersebut meninggalkan kelas.

       "Zey, kau akan pulang naik bus atau dijemput?" Tanya Leah disela-sela ku mengemas buku kedalam tas.

       "Mungkin akan naik bus, pasalnya ibu sedikit sibuk." Selalu seperti itu. Jika tidak dijemput, aku akan naik bus. Orang tua ku memang tidak bisa setiap hari menjemput karena urusan pekerjaan.

       "Kalau begitu, kita bisa pulang bersama." Kata Leah lagi.

       "Boleh." Hanya anggukan pelan yang ku berikan sebagai respon. Mood ku mendadak berubah setelah kejadian tadi.

       *****

       Suasana koridor sangat ramai ketika semua siswa berhamburan keluar kelas. Semuanya berjalan pada satu tujuan yang sama. Parkiran yang menghubungkan gerbang utama.

       "Kau tahu, otak ku rasanya akan meledak. Kenapa hari rabu diisi dengan pelajaran yang berat." Dan disela-sela perjalanan kami, Leah terus mengoceh sebagai pengiring langkah. Dia terlihat benar-benar tidak terima dengan beban pelajaran yang cukup banyak hari ini.

       "Zey, nanti malam kita kerjakan pr-nya bersama, ya?" Ajak gadis itu kemudian.

       Aku menoleh dengan kedua alis terangkat, "kau ingin kerumah ku?" Tanya ku memastikan. Pasalnya rumah kami beda arah. Rumah Leah lebih jauh dibanding rumah ku.

        Anak itu terkekeh sambil menggeleng pelan, "tidak, kita video call saja. Bukan aku mau nyontek, tapi aku tidak paham dengan rumus yang dijelaskan. Jadi, cukup ajari aku jika ada yang tidak ku pahami." Jelas gadis itu. Ah, itu terdengar lebih baik dibanding jika dia mengutip jawaban ku.

      "By the way, bagaimana dengan jari mu, apa masih sakit?" Tanyanya lagi.

      "Eum..." aku mengangkat jari ku yang masih diperban. Sedikit memencetnya,  "sudah tidak perih, hanya masih nyeri." Ya, itulah yang kurasakan ketika menekan bagian yang tersayat.  Hanya saja, rasanya sedikit lain. Jari ku terasa lebih tebal dan kaku, tidak bebas bergerak.

Unwanted StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang