5. Surat izin

30 4 0
                                    

        Hello, akhirnya aku update. Maaf kelamaan.

        Masih ada yang baca kan??

        Ramein kuy.

        --happy reading--

      

         Aku bangun dengan kondisi tubuh demam keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Aku bangun dengan kondisi tubuh demam keesokan harinya. Ini akibat shock karena kejadian semalam ditambah begadang menyelesaikan pr. Apakah orang tua ku tahu? Tentu saja. Ibu ku adalah orang pertama yang cemas karena aku terlambat bangun dari jam biasanya. Namun masih tetap memaksa ke sekolah karena hari ini ada ulangan harian bahasa Inggris.

      "Zey, weak up. We're arrived." Kurasakan telapak tangan ayah mengelus puncak kepala ku pelan.

       "Nghh..." aku melenguh pelan, membuka mata yang rasanya memanas. Aku bahkan sampai tidak sadar jika sudah sampai.

       Dengan segera aku memakai ransel setelah kesadaran ku sepenuhnya kembali.

       "Kau yakin ingin tetap masuk? Tubuh mu panas sekali." Tanya ayah untuk yang ketiga kalinya. Ia memandang ku dengan tatapan tak yakin.

        Aku mengangguk meyakinkan, "aku tidak ingin ulangan susulan." Itulah yang menjadi alasan ku tetap memaksa masuk meskipun kondisi tubuh ku tidak baik-baik saja.

       "Tapi kau sakit, baby. Orang sakit tidak bisa konsentrasi belajar." Nada suara ayah begitu cemas.

        Aku tersenyum tipis sambil mengangkat dua jari membentuk huruf V, "i promise, aku akan menelepon ayah jika benar-benar tidak kuat." Aku mencoba meyakinkannya kalau aku akan baik-baik saja.

       Ia menghela napas kemudian mengangguk pelan, "baiklah. Tapi, langsung telepon ayah jika kau tidak bisa menahannya."

       Aku mengacungkan jempol, "Ok." Kemudian memeluk ayah ku sebagai tanda pamit, "aku sekolah dulu." Lalu keluar dari mobil dan melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Sekilas aku sempat menoleh dan melambaikan tangan. Ayah membalasnya dengan hal yang sama.

       ******

       "Alden! Kau belum sapu dibawah meja guru!"

      "Alden! Kau belum menghapus papan tulis!"

      "Bisa kau diam dulu!! Deretan ini bahkan belum bersih ku sapu. Nanti akan ku bersihkan jika disini sudah selesai."

      Kegaduhan terdengar ketika jarak pintu kelas tinggal semeter didepan ku. Aku terkekeh kecil, itu pasti Leah yang tengah menyuruh Alden membersihkan, mengingat hari ini adalah jadwal piketnya.

       "Good morning!"

      "Good morn...ZEYRA!!"

       Tak!!!

Unwanted StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang