"Bran, y-you..."
Seandainya hari itu Zeyra tidak sengaja mendapati teman barunya mengoyak leher seekor rusa, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.
*****
Kejadian menjijikkan yang Zeyra lihat hari itu adalah awal dari perubahan...
Yeaay, update lagi. Ramein ya!! Nyusun part ini lumayan pake perasaan.
Tandai kesalahan ketik!
--happy reading!--
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku bersyukur karena demam ini tidak berlangsung lama. Hanya satu malam karena ibu memberi ku paracetamol untuk menurunkan panasnya. Dan pagi ini aku sudah kembali kesekolah dengan sehat seperti biasa.
Melangkahkan kaki ku dikoridor sambil membalas sapaan beberapa teman yang menyapa. Suasana pagi ini tetap terasa hangat meskipun langit diselimuti awan tebal.
"Minggir, aku juga mau lihat."
"Hei, jangan menghalangi orang pendek melihat madingnya."
"Aduh, kaki ku terinjak."
Sampai suara gaduh dari arah mading menarik perhatian ku, membuat ku mengarahkan langkah pada kerumunan itu.
"Permisi-permisi."
Aku menerobos kerumunan itu hingga bisa melihat apa yang menjadi perhatian mereka. Sebuah poster beukuran A4 terpampang rapih dalam etalase kaca ini.
Study tour ke Lauterbrunnen selama tiga hari untuk seluruh jurusan IPA.
Aku mengangguk pelan membacanya. Ternyata ini isinya.
"Yeay! kita akan jalan-jalan ke tempat yang indah!"
Seruan riang seorang gadis dari samping membuat ku menolehkan wajah. "Leah?" Aku bahkan tidak sadar ada dia.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanyanya dengan binar mata yang masih kentara.
Aku tersenyum, "aku sudah sehat."
"Bagus, itu berarti istirahat nanti, kembali ramai." Ia berseru senang. Ah, ya...aku memang tidak ke kantin kemarin karena pusing dan suhu tubuh ku tidak ada perubahan. Aku bahkan memilih mendekam di Medical room dari pada menelepon ayah.
Merasa cukup dengan informasi yang kami dapat, kami pun melanjutkan langkah menuju kelas.
*****
"Ya, itu pasti akan menyenangkan."
"Aku akan mencobanya lain nanti."
Mulut ku langsung bungkam ketika memasuki kelas dan melihat meja yang berada didepan meja ku. Suasana tempat itu masih sama dari kemarin. Ini sudah dua hari, itu artinya Brandon benar-benar sakit.
"Why?" Tanya Leah, heran ketika melihat ku memandang meja Brandon.
"Hm?" Aku mengerjabkan mata, "n-no. Nothing." Aku tersenyum, mengalihkan pikiran.