Bloody Anniversary - 1

92 13 2
                                    

Bismillah~
Whaa hari ini upload dua episode karena yang ini agak pendek. Hehe. Selamat membacaa ❤️

~~~

Hilman & Fania's 1st Anniversary

"Sayang, udah siap belum?" Hilman mengetuk pintu kamar yang tak lama terbuka dan muncul sosok Fania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, udah siap belum?" Hilman mengetuk pintu kamar yang tak lama terbuka dan muncul sosok Fania. Pandangannya tiba-tiba membeku, terpana pada kecantikan sang istri yang dibaluti gamis putih indah. "Masyaa Allah bidadari.." gumamnya.

"Apaan sih Maas, bikin malu aja. Yuk berangkat, semuanya udah nunggu kita."

Saat Fania hendak melangkah keluar, Hilman malah mendorong tubuhnya kembali masuk ke dalam. "Yang, mau cium sekali boleh? Kamu cantik banget."

"Riasanku nanti berantakan gimana?" ujar Fania memberenggut.

"Kan bisa dibenerin lagi, yayaya." Hilman merengek persis seperti anak kecil yang minta permen.

"Yaudah bo..." belum selesai Fania menjawab, kecupan lembut yang dalam sudah mendarat di bibirnya.

Kayaknya ini nggak akan berakhir hanya dengan ciuman deh. Siap-siap telat dan dirujak tamu lain nih.

***

Little party hari ini diadakan di salah satu golf resorts mewah milik partner bisnis keluarga Billard. Awalnya Hilman dan Fania berencana mengadakannya di hotel atau villa. Tentu ditolak oleh Azrina dan juga Hilya. Akhirnya ibu dan kakak iparnya berinisiatif membuat pesta kejutan untuk pasangan itu. Jadi, sudah pasti tidak ada kata sederhana.

Mereka sepakat hanya mengundang orang-orang terdekat, sahabat dan keluarga. Selain untuk meminimalisir masuknya mata-mata Hiraishi, ini juga menjadi momen intim langka yang pasti mereka nantikan.

Pintu kamar mandi terbuka diikuti suara Fania, "Gimana ini Mas, kita udah telat banget. Gara-gara Mas nih gabisa tahan nafsu!" Dia sudah mengulangi kalimat itu lima kali, dan Hilman masih betah menjawab, "Maaf sayang, kamu cantik banget gimana Mas nggak tergoda," sambil menyetrika baju mereka yang sudah kusut.

"Ya Allah aku malu banget. Nanti kalau mama atau ummi tanya gimana jawabnya? Belum lagi keluarga mama dan papa juga pada datang," keluhnya.

Hilman menjulurkan baju sang istri yang sudah rapi, "Pastilah mereka paham. Kan mereka juga pernah muda, Sayang." Tentu saja jawaban seperti itu bukan solusi, tapi prioritas Hilman adalah membuat istrinya tenang. "Ini tas kamu juga udah mas bersihkan, tadi waktu mas lempar kena pot bunga, hehe." Fania melemparkan tatapan tajam pada suaminya.

Mereka berjalan cepat menyusuri koridor resort mewah yang mereka tempati. Acaranya diadakan di halaman belakang resort yang memberikan pemandangan langsung hamparan luas lapangan golf. Awalnya ibu dan kakaknya ingin membuat dekorasi megah di tengah-tengah lapangan, lalu Bayu menolak rencana itu karena berpotensi mengundang bahaya. Makanya mereka setuju membuat di tempat yang lebih privat walau tidak menghilangkan kesan mewah ciri khas sultan.

Reasons Why We Should Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang