Bismillah~
Ceritanya masih nge-feel nggak? Aku open kritik dan saran loh yaa, suka nih kita berinteraksi. Terutama interaksi dalam bentuk tekan love hihi. Thankyouu 🫶🏻~~~
Suara tembak dan ledakan bom menggema di seluruh area resort. Rezan dan Ghania tiarap di balik meja, berusaha tetap tersembunyi selama kontak senjata berlangsung. Mereka bisa mendengar perintah dan teriakan dari para tentara Badr Army yang berusaha melindungi Fania dan Hilman dari serangan brutal para pria berbaju hitam bersenjata lengkap.
"Sayang, kita harus gimana?" tanya Ghania dengan suara bergetar. Tangan Ghania memegang erat lengan suaminya, mencoba menemukan sedikit rasa aman di tengah kekacauan.
"Kita sembunyi dulu di sini sampai keadaan lebih aman," jawab Rezan, matanya terus mengawasi sekeliling sambil tetap melindungi istrinya.
Namun, situasi semakin memanas ketika seorang pria berbaju hitam mendekat ke arah mereka. Pria itu melihat Ghania dan salah mengira bahwa dia adalah Fania. Dengan cepat, pria itu menarik Ghania dengan paksa.
"Tidak! Lepaskan!" Ghania berteriak, namun pria itu tidak mengindahkan.
Dalam kepanikan, Rezan meraih pisau makan yang tergeletak di dekatnya. Dengan keberanian yang muncul dari naluri melindungi, dia melompat ke arah pria itu dan mengiris lehernya dengan gerakan cepat dan kuat. Darah memancar, dan pria itu jatuh ke tanah, tak bernyawa.
Ghania terdiam, shock dan gemetar. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Rezan menariknya kembali ke tempat persembunyian mereka, berusaha menenangkannya. "Ghania, lihat aku. Kita aman sekarang. Aku nggak akan biarin siapa pun menyakiti kamu," bisiknya lalu memeluk sang istri.
***
"Serahkan putri Billard sekarang!" Hadate berteriak lantang sambil menginjak tubuh Wawan yang babak belur dengan sebelah kakinya.
Bayu mengepalkan tangan dan bergerak cepat ke arah lelaki itu sambil berkata, "Tidak akan pernah!" Hadate terlempar jauh akibat pukulan Bayu. Pertempuran pun kembali terjadi.
Thariq memindahkan tubuh Wawan ke tempat aman di samping Wihda dan tamu yang lain. "Bang.. Abang.. Kamu harus bertahan Bang. Kan kamu yang semangat banget sama pertunangan kita. Kamu harus tetap hidup dan yakinkan aku sampai setuju!" Omel Wihda sambil menangis sesenggukan.
Wawan tersenyum melihat gadis kesayangannya itu. Dia teringat masa lalu, saat dimana Wihda selalu bergantung dan manja padanya. Wihda memiliki dua kakak laki-laki yang perbedaan usianya sangat jauh sehingga terasa canggung. Lalu hadirlah Wawan, kerabat jauh yang dititipkan di rumah mereka dan menjadi abang terdekatnya.
Setelah Wawan lulus SMA, dia masuk Badr Army untuk melatih skill dan menjadi pelindung Wihda. Dan secara tak tertulis dia melantik dirinya sendiri untuk menjadi pengawal gadis itu. Dia tidak pernah berani menyatakan perasaannya apalagi melamar Wihda karena rasa segan pada keluarganya yang sudah menampung Wawan. Betapa bahagia ternyata perasaannya bersambut karena keluarga Wihda percaya dan menjodohkan anak gadis mereka dengannya.
Namun sayang hati gadis itu sudah diisi satu nama, Bayu, yang dia tahu jelas-jelas memiliki perasaan pada Fania. Awalnya dia tidak terlalu khawatir, tapi saat menerima kabar bahwa Fania akan menikah, dia menjadi takut kalau Wihda akan direbut oleh Bayu. Rasa cemburu dan kesal itu juga yang mendorong Wawan menyetujui tawaran musuh untuk membocorkan informasi BA.
Lamunannya buyar akan kehadiran Bayu yang kini sedang menatapnya khawatir dan... kecewa? Wawan tersenyum sendu, dia tau bahwa rahasianya sudah terbongkar. "Maafkan aku, Bayu, Thariq," ucapnya terbata-bata. "Aku sudah mengkhianati kalian.. Uhuk! Uhuk!"
"Abang jangan banyak bicara dulu!"
"Pindahkan Wawan ke helikopter se..." kalimatnya terpotong dengan sentuhan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why We Should Get Married
RomanceHilman Abdullah, mahasiswa magister biasa yang baru saja patah hati karena ditolak oleh wanita yang dia cintai. Di tengah tekad untuk fokus kepada karir, orang tuanya menjodohkan Hilman dengan anak sahabat mereka. Apakah gadis ini hadir sebagai pena...