Bismillah~
Halo penumpang kapal Bluesy, gimana perasaan kalian pas MMA kemarin? Kalo aku sih HAHAHA....huhuhu. Happy karena ada momen tipis-tipis antara Jenrina yang sebenarnya mungkin biasa aja, tapi buat kita pasti spesial kan yaa. Soalnya skenario soal mereka udah terancang di pikiran kita 🤣 Tapi ada sedihnya juga, banyak yang ngeship berlebihan sampai fans lain hate salah satu dari mereka. Analisa sok taunya aku sih momen kemarin kelihatan banget K menghindar karena kurang nyaman (?) maybe. Padahal pas di SMTown K masih ramah mau nyapa dan senyum ke J kan yaa. Yaah kita-kita juga sih yang berlebihan. Huhuhu. Yuk ngefansnya biasa aja. Buat seseruan dan hiburan aja kayak cerita ini~Update : Part ini tiba-tiba berantakan. Nggak ada salinan draftnya juga karena aku langsung ketik di wattpad. Huhu. Maafya gais, aku perbaiki dulu.
~~~~~
"Fania.. Fania.. Bangun.." Hilman menepuk-nepuk pundak istrinya yang tertidur lelap. Sepertinya gadis itu lelah sekali. Hilman sedikit maklum karena ini adalah pengalaman pertama Fania terbang ke luar negeri. Dia tersenyum geli, lucu sekali seorang putri pengusaha kaya tidak pernah berpergian ke luar negeri.
Istrinya menggeliat merasa terganggu dengan suara bising yang mengusik tidur. Hilman memutuskan untuk membiarkan dia tidur beberapa saat dan keluar untuk membantu Khabib dan... 'Mas Bayu' istrinya. Hilman menghela napas jengkel. Apa nanti pria itu akan tinggal bersama mereka? Kalau itu terjadi dia harus mengusirnya. Tidak boleh ada orang lain di rumahnya dan Fania apalagi yang bukan mahram!
Hilman segera menuju rumah minimalis yang berwarna 'hijau'. Pemandangan yang disuguhkan rumah ala western itu begitu asri, dengan pekarangan luas tak berpagar dan pepohonan yang tumbuh menjulang di belakangnya. Banyak bunga hias di sekitar rumah, aroma lembut seperti membuat siapapun yang kemari merasa nyaman.
"Tuan.. halo Tuan, " ucapan Khabib menyadarkannya, "Mari masuk," lanjut lelaki itu. Sepanjang jalan pandangannya tak luput dari rasa kagum akan kesederhanaan yang indah dari rumah itu. "Siapa yang merawat rumah ini? Maksudku rumah ini begitu cantik bagi tempat yang tak ditinggali." tanya Hilman takjub. "Tentu saya. Tapi yang mendekorasinya nyonya Rina. Beliau yang menata halaman rumah ini. Anda juga akan takjub dengan isi rumahnya," ujar lelaki itu.
Hilman mengangguk-angguk mendengar tutur Khabib. "Apa mereka pernah tinggal di sini? Aku kira ini hanya salah satu rumah singgah keluarga Billard," tanyanya penasaran.
Khabib membenarkan dugaan tuan barunya, "Saat masih muda, tidak lama setelah pernikahannya, Presdir -kakek nona Fania- menyuruh tuan Haziq untuk mendirikan cabang di Turki. Awalnya saya sudah menawarkan rumah yang lebih besar dan mewah, namun dengan rendah hati beliau berkata kepada saya, "Untuk apa aku tinggal di rumah luas dan besar yang akan membuatku kesulitan berjumpa dengan istriku tercinta?" Khabib terkekeh, "Tuan Billard benar-benar orang yang sangat sederhana," ujar lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why We Should Get Married
RomanceHilman Abdullah, mahasiswa magister biasa yang baru saja patah hati karena ditolak oleh wanita yang dia cintai. Di tengah tekad untuk fokus kepada karir, orang tuanya menjodohkan Hilman dengan anak sahabat mereka. Apakah gadis ini hadir sebagai pena...