Hari Keberangkatan

249 27 2
                                    

Bismillah~~

Guys, mau curhat. Hari ini aku oleng ke kapal Jaemrina wkwk. Kayak adem gitu liat bawaan dik Jaemin. Eh nggak tau ya dia beneran kalem adem atau nggak, soalnya aku nggak ikutin NCT. Tapi dari cerita-cerita yang udah aku baca jarang sih dia dapat peran yang barbar wkwk. Terus terus aku juga liat video shippernya yang ikutin Karina kemana-mana pas SMTOWN Suwon disaat dia seringnya menundukkan pandangan (tipe aku banget, yang kayak D.O gituu yang stay halal) sama idol cewe lain.

Dah gitu aja, kapan-kapan mau bikin cerita Jaemrina ah, atau cerita ini aja yang kita ubah lead male nya? Mungkin Fania jadi janda terus nikah sama Bayu hahaha 🤣

Hilman said, "Sungguh berdosa dikau wahai author. Misahin aku dan Fania sama aja ngeruntuhin satu masjid!"

Siap salah pak 😭

~~~~

H-1 Keberangkatan

Haziq memasuki pintu rumah dengan wajah lelah. Abrar -sekretaris, langsung mengambil tas dari tangannya dan mengangguk pamit menuju ruang kerja. Suara riuh cengkerama terdengar dari ruang keluarga di lantai dua, Haziq segera melangkahkan kakinya ke sana.

"Assalamu'alaikum," ucap lelaki itu, "Wah, ada besan rupanya." Semua yang ada di ruangan menoleh ke arahnya dan menjawab salam.

Setelah Haziq merebahkan diri di sofa tepat samping istrinya, Rina bersuara, "Papa juga setuju kan kalau mereka berangkat naik jet pribadi aja? Kamu bisa ajak Wihda sekalian berangkat sama-sama. Bayu dan anggotanya juga lebih mudah untuk jaga kamu loh dek."

"Memangnya siapa yang mau culik sih Ma pakai dikawal segala. Kan risih. Dan lagi jet pribadi terus. Aku udah bosan kemana-mana naik jet mulu kalau keluarga kita pergi. Sesekali biar aku rasain gimana naik penerbangan umum. Bisa sekalian pacaran sama suami aku. Iya kan, Ka...Mas?" Aduh! Lagi merasa keren adu argumen sama Mama, langsung runtuh pas gugup manggil suami. Dasar!

Hilman berdehem sebentar lalu mengemukakan pendapatnya yang sebagian besar setuju akan buah pikir Fania. Usai dia bicara, Haziq pun bersuara, "Papa tau perasaan kalian. Tapi Nak, ini pertama kalinya kami melepaskan putri kesayangan untuk pergi jauh. Jika bisa, bahkan kami sebenarnya juga mau ikut bersama kalian. Tapi, kami mencoba maklum. Kalian pengantin baru yang masih perlu banyak waktu berdua. Jadi cuma ini satu-satunya upaya kami untuk meredam rasa khawatir."

"Papa mempercayakan Fania padaku karena yakin aku bisa menjaganya, kan? Aku harap Papa benar-benar mau melihat aku membuktikan kesungguhanku. Insya Allah aku bisa jaga Fania, Pa. Izinkan kami berangkat dengan penerbangan biasa."

Haziq menghela napas. Wajar mereka berpikir seperti itu karena mereka berdua tidak tau soal bahaya yang sedang mengintai. Tapi Haziq juga enggan memberitahunya. Dia tidak mau Fania kembali membuka memori mengerikan itu.

"Baiklah, tapi kalian tetap akan dikawal oleh Bayu dan anggota BA." Fania siap melayangkan protes lain namun dipotong oleh suara Haziq, "Tidak ada penolakan. Ini adalah solusi yang paling baik."

Akhirnya mereka setuju dengan opsi yang ditawarkan Haziq.

***

Fania
Mas, kamu besok jagainnya jangan sampai kelihatan banget ya. Malu tau. Pakai pakaian yang casual. Jangan norak!

Mas Bayu
Dek, coba ingat-ingat lagi kapan kami kerja yang bikin kamu malu? Kayaknya nggak ada tuh yang sadar sama kehadiran kami selain kamu.

Fania
Iya tapi akunya yg risih lo maaas.
Pokoknya besok usahain ga bikin Kak Hilman risih
loh ya. Aku marah kalau suamiku sampai risih krn kalian!
Wes dah malam. Assalamu'alaikum!

Reasons Why We Should Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang