halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Seorang pria bernama Jenggala atau kerap kali dipanggil Gala sedang menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Dia melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya itu sudah menunjukkan pukul 07.30, atau pukul setengah 8. Karena semalam dia asyik bercerita dengan Sandra, teman kerjanya, mengakibatkan dia terlambat bangun pagi ini.
"Buru-buru amat Gal." Gala menoleh ke sumber suara dan melihat jika tetangganya menyapa dari balik tembok pembatas.
"Gue telat." Gala mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan memesan Ojek Online. Jika dia memesan taxi, yang ada nanti dia akan tambah terlambat karena kemungkinan besar akan terjebak oleh kemacetan.
"Gua anterin ya," ucap tetangganya itu sambil hendak berjalan ke dalam rumahnya, "tunggu di situ bentar, gua mau ambil jaket dulu." Lanjutnya dengan nada yang terdengar sedikit berteriak.
"Yaudah, cepetan ya Sur, gue udah telat banget ini." Gala kembali memasukkan ponselnya kedalam sakunya. Tidak jadi untuk memesan layanan ojek online.
"Iya iya, jangan nangis gitu dong." Surya sedikit geli melihat mata Gala yang sedikit memerah seperti hendak menangis.
"Udah cepetan sana!" Gala kesal dengan ledekan Surya. Meski matanya terasa panas, bukan berarti dia akan menangis hanya karena hal sepele seperti ini.
Tidak lama kemudian sebuah motor sport berwarna hitam berhenti di gerbang rumahnya, tanpa banyak bicara Gala langsung mengambil helm bogo berwarna abu-abu yg di sodorkan Surya.
"Cepetan gue udah telat ini." Gala menepuk pundak Surya setelah mengenakan helm dengan asal-asalan.
"Sabar, pake dulu helmnya yg bener." Surya membantu Gala mengaitkan strap helm yg dikenakannya.
"Lo harus ngebut pokoknya biar gue gak telat." Gala melingkarkan tangannya di pinggang kokoh Surya saat motor hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi.
Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di kantor tempat Gala bekerja. Kemampuan Surya dalam naik motor memang tidak diragukan lagi, saat masih remaja dia sering ikut balap liar sehingga berurusan dengan pihak kepolisian.
"Makasih ya udah nganterin." setelah memberikan helm pada Surya. Gala bergegas untuk masuk.
"Aduh kenapa lift nya harus rusak sih." Gala kesal saat melihat ada tulisan jika lift rusak. Tempat kerjanya berada di lantai lima jadi butuh waktu untuk menaiki lift dan akan melelahkan jika harus naik tangga.
Setelah menaiki begitu banyak anak tangga, Gala sampai di ruang kerjanya dengan santai dia membuka pintu kaca dan duduk di meja kerjanya. Selama hampir dua tahun bekerja di tempat ini Gala hanya mengenal atasannya untuk yg lainnya hanya tahu sebatas nama dan wajah.
Gala jarang berbicara atau berinteraksi dengan rekan kerjanya selain membahas pekerjaan, sosoknya yg pendiam membuat rekan kerjanya menghadapi situasi canggung saat bersamanya.
Ini bukan penilaian pribadinya, tapi perkataan rekan kerjanya yg tidak sengaja di dengarnya. Mereka mengatakan jika wajahnya yg terlihat muram membuat mereka salah tingkah setiap kali menatapnya.
Seperti kali ini ada rekan kerjanya yg duduk di samping meliriknya beberapa kali, terlihat dari gesture nya dia gugup.
"Kenapa lirik-lirik." meski nada suaranya biasa saja dan terkesan datar, rekannya itu tetap tersentak kaget dan memberikan senyuman canggung.
"Em permisi mas Gala saya bisa minta tolong buat mas ikut peninjauan proyek yg ada di kawasan Puncak"
"Kapan?" Gala memutar kursinya untuk menghadap rekan kerjanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
friendzone
RandomJenggala yg jatuh cinta dengan teman masa kecilnya harus merasakan sakit hati karena melihat sahabatnya itu berpacaran dengan teman perempuannya meski berpacaran dengan teman perempuannya sikap Surya padanya tidak pernah berubah tetap perhatian dan...