13. makan siang

4.1K 265 7
                                        

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gala pagi ini berangkat ke kantor dengan kaki yang masih pincang sejak masuk pintu sampai duduk di mejanya banyak yang bertanya apakah dia baru saja mengalami kecelakaan atau musibah lainya.

Karena malu Gala hanya menjawab jika tidak sengaja jatuh di tangga dan kakinya keseleo, dia terlalu malu untuk menceritakan kejadian dimana dia harus lari menghindari banci.

Hari Senin yang sibuk tumpukan berkas sudah menunggu untuk diselesaikan, karena sedikit galau Gala tidak maksimal mengerjakan pekerjaannya jadinya ada beberapa berkas yang masih belum selesai dan harus selesai hari ini juga.

Gala mendesah panjang dalam hatinya mengutuk dirinya sendiri yang galau selama beberapa hari "Alamat gue lembur atau gak makan siang di kantin kalo gini, gue butuh healing." Rasanya benar-benar ingin pergi liburan saat ini juga tumpukan pekerjaan ini membuatnya muak.

Meski sering mengeluh ingin berhenti kerja karena lelah tetap saja Gala tidak pernah merealisasikan rencananya selalu saja ada alasan untuk menunda.

Sejujurnya Gala ingin seperti Surya yang bisa kerja secara fleksibel tanpa terikat dengan deadline atau target tapi apa daya orang tuanya tidak punya bisnis yang bisa di wariskan.

Papanya seorang prajurit dan mamanya dulunya karyawan swasta seperti dirinya berbeda dengan orangtua Surya yang memang punya bisnis di bidang kuliner dan memiliki beberapa toko.

Surya mewarisi restoran dan kafe yang di kelola mamanya, sejak dulu Surya memang suka berbisnis waktu kuliah saja dia sudah membuat warung angkringan dengan temannya.

"Dah lah mending kerja" Gala mulai mengerjakan tumpukan berkas di mejanya.

Selama mengerjakan pekerjaannya Gala benar-benar tidak bisa di ganggu. Tanpa sadar sudah jam makan siang semua temannya sudah pergi makan siang.

"Gala" Gala menoleh saat ada yang memanggilnya

"Ada apa pak Gara panggil saya?" Gala bertanya karena atasannya ini cukup disiplin waktu jadi tidak mungkin membicarakan pekerjaan saat jam istirahat.

"Saya mau ajak kamu makan siang"

"Dalam rangka apa ya, bapak ngajak saya makan siang" Gala sedikit kebingungan tidak ada badai atau hujan atasan yang tidak akrab dengannya ini mengajak makan siang.

"Gak ada hal penting, saya cuma mau traktir kalian aja"

"Oh gitu, kalo gitu ayo pak" Gala tersenyum canggung dia pikir ajakan makan siang ini hanya untuknya tapi ternyata untuk semua karyawan.

Gala benar-benar malu pada dirinya sendiri yang sudah percaya diri jika pak Gara mengajaknya karena ada sesuatu yang pribadi, padahal hanya karena dia tidak pergi makan siang sendiri.

Karena datang paling akhir Gala harus duduk bersama dengan pak Gara dan beberapa atasan lainnya ini membuatnya canggung, ditambah pasti akan banyak yang menuduhnya cari muka di depan atasan.

"Pak, saya duduk sama karyawan lain saja"

"Kenapa disini masih kosong jadi lebih nyaman dibanding kamu desak-desakan disana"

"Gak enak sama yang lain pak, saya juga takut ganggu"

"Gak usah gitu lagian kita mau makan bukan rapat, udah sini duduk" Gala langsung ditarik untuk duduk di sisi kiri pak Gara yang memang kosong.

Dalam hati Gala mengumpati sifat cuek atasannya itu, kenapa orang paling pintar dan bagus dalam menganalisis pasar tidak bisa memahami suasana di sekitarnya.

Gala makan dengan canggung rasanya makanan yang dimakannya bukan membuat kenyang tapi malah sakit perut, duduk satu meja dengan pak Gara pasti akan menimbulkan gosip lagi seperti saat dia diberikan kopi waktu keluar kota.

Entah siapa yang menyebarkan berita itu yang jelas saat kembali banyak yang bertanya dia memiliki hubungan khusus apa dengan pak Gara tapi karena setelah itu mereka tidak ada interaksi selain pekerjaan gosip itu perlahan dilupakan digantikan dengan gosip dimana dia berseteru dengan Sandra hanya karena cowok.

Tapi dalam sekejap Gala melupakan perasaan canggungnya dia dengan cepat akrab dengan yang lainnya pembahasan para atasan ini tidak jauh-jauh dari keluarga dan anak-anak mereka.

Hanya Gala dan Gara yang masih sendiri dan belum menikah di meja mereka jadi para bapak-bapak ini dengan semangat mencoba untuk mengenalkan sepupu atau saudara mereka untuk keduanya.

"Mas Gala sama pak Gara ini udah ganteng mapan kenapa gak ada pacar sih?"

"Masih belum ketemu pak Harto, di usia saya siapa sih yang gak pengen nikah terus punya keluarga."

"Selera pak Gara pasti tinggi makanya belum ketemu, kalo mas Gala sendiri kenapa gak punya pacar?"

"Saya masih belum mikir buat nikah pak tapi saya udah ada yang saya suka" Gala menjawab dengan bercanda.

"Wah jangan lama-lama mas nanti kayak pak Gara jomblo sampai tua" Semua yang ada di meja tertawa mendengar candaan tersebut.

"Pengennya gitu pak, sayangnya orang yang saya suka belum peka"

"Aduh ganteng-ganteng sad boy mas Gala ini"

"Pak Gara nih yang jomblo mau saya kenalin gak ke sepupu saya mereka cantik-cantik" Gala menggoda pak Gara dengan bercanda.

"Kenapa gak sama kamu saja dibanding kamu nunggu sama yang gak pasti"

"Wah bapak bisa aja" Gala tertawa canggung dia tidak ingin terlalu percaya diri Gara pasti bercanda untuk menolak tawarannya secara halus.

Meja mereka ramai hingga jadi perhatian karyawan lain salah satunya Sandra yang dalam hatinya sudah kesal melihat Gala bisa dengan santai bercanda dengan para atasan.

Sejak masuk perusahan ini Sandra sudah berusaha untuk mendekati mereka tapi tanggapannya hanya biasa, bahkan sampai sekarang saja dia hanya menjadi pegawai kontak jauh dibandingkan Gala yang menjadi pegawai tetap.

Sandra iri dengan Gala yang bisa mendapatkan semuanya sejak jaman kuliah secara tidak sadar Gala selalu menjadi perhatian hanya saja dia selalu berusaha menyamarkan hal itu membuat Gala hanya fokus pada Surya dan tidak memikirkan hal lain.

"Lihat deh mbak, mas Gala pinter banget buat deket sama atasan sampai bisa satu meja gitu" Rachel yang duduk satu meja dengannya memandang meja Gala dengan penuh iri.

"Gala emang gitu, dia pinter buat jadi perhatian orang waktu kuliah juga gitu banyak dosen yang kenal dia"

"Caper banget sih pasti mas Gala buat sesuatu" Baru saja Sandra akan menjawab sudah ada yang menjawab dengan lantang.

"Jelas lah mas Gala jadi perhatian atasan kerjanya bagus, masuk perusahan ini lewat tes buat jadi magang terus usaha sendiri buat jadi karyawan tetap, gak kayak orang yg cuma jadi karyawan magang tapi sok"

Vania yang duduk di meja belakangnya sudah kesal mendengar obrolan mereka sejak tadi jadinya dia melontarkan pembelaan untuk Gala.

Bukan tanpa alasan saat pertama masuk orang yang selalu membantunya bahkan membuatnya mampu untuk jadi pegawai tetap adalah Gala saat yang lain berusaha untuk menindas nya Gala akan datang membelanya jadi sekarang dia merasa harus membela Gala.

"Lagian mbak Sandra gak tau malu banget sih udah di bantu mas Gala buat bisa masuk kesini malah ngomong kek gitu"

"Maksud kamu apa ngomong gitu gue gak pernah masuk karena rekomendasi ya, jangan asal tuduh kamu" Sandra langsung bangkit menuju Vania dengan wajah yang memerah karena emosi.

"Mbak bisa bohongin yang lain tapi saya gak, asal mbak tau yang di minta tolong sama mas Gala buat ngetik suratnya itu saja, kalo mbak butuh bukti saya masih ada filenya"

Mendengar ini Sandra langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa dia memang pernah memaksa Gala untuk membuat surat rekomendasi untuknya agar bisa masuk perusahan ini tapi tidak ada yang tau semua itu bahkan keluarganya sendiri, semua orang tau dia masuk lewat tes.

Jika sampai Vania menyebarkan berita ini pasti semua orang akan memandangnya sebelah mata, masuk lewat rekomendasi bukan hal yang tabu tapi sudah magang selama 2 tahun tanpa menjadi karyawan tetap adalah masalahnya.

friendzone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang