Halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Gala menghabiskan paginya di rumah Surya sama sekali tidak pulang ke rumahnya sendiri yang hanya berjarak beberapa langkah.
Sekarang dia tengah duduk santai menonton film di televisi dipangkuan nya ada satu kantung camilan dimeja juga ada segelas jus alpukat buatannya. Gala benar-benar menganggap rumah Surya seperti rumahnya sendiri.
"Gal temen-temen basket gue mau kesini lo gak masalah kan?" Gala menoleh ke Surya yang sejak tadi duduk diam bermain ponsel sejak tadi.
"Lah terserah lo lah ini kan rumah lo" Gala kembali fokus pada film nya.
Hubungan keduanya sudah tidak canggung lagi sejak pagi tadi tapi Surya masih tetap berhati-hati menjaga mood Gala takut jika kembali perang dingin seperti kemarin.
Tidak lama kemudian teman Surya bermain basket datang, Gala masuk ke dapur membuatkan mereka minum dan mengambil camilan untuk mereka.
"Ini camilan sama minumnya kalo ada yang kurang bilang ke Surya aja atau ambil aja sendiri di dapur"
"Iya cantik" Gala hanya geleng-geleng kepala ternyata teman Surya tidak jauh beda dengan Surya yang suka berbicara manis.
Gala berniat kembali untuk masuk ke kamar Surya, dia merasa tidak enak jika ikut berkumpul dengan mereka. tapi Gala tidak tahu jika Surya mengikutinya masuk ke kamar.
"Kenapa ikut? temen-temen lo gimana" Gala menatap Surya kebingungan.
"Gue cuma sebentar, lain kali kalo ada temen gue jangan pake celana pendek" Gala semakin bingung memangnya kenapa jika dia mengenakan celana pendek.
"Kenapa sih emangnya lagian sama-sama cowok" Gala kesal sendiri
"Gue gak suka kalo paha lo dilihat mereka!" Mendengar ini Gala merasa senang di dalam hati, jika Surya tidak suka bagian tubuhnya di lihat orang lain maka tandanya dia cemburu bukan.
"Iya-iya gue gak gini lagi, udah sana balik kesian temen-temen lu" Gala mendorong Surya keluar.
Dia sebenarnya merasa malu tapi dia tahan karena tidak ingin Surya melihat wajahnya yang memerah karena pemikirannya sendiri.
Setelah Surya pergi Gala meloncat-loncat kegirangan meski Surya sering berkomentar tentang cara berpakaiannya baru kali ini dia berbicara terang-terangan tentang ketidaksukaannya.
Setelah bisa kembali menenangkan dirinya Gala memilih untuk merebahkan tubuhnya di kasur memilih untuk membaca komik online sebagai penghilang rasa bosan.
"Anjir lah dah abis" Gala mengumpat kesal saat komik yang dibacanya sudah mencapai akhir dan komikusnya belum memperbarui episodenya.
Karena terlalu asik membaca Gala sampai lupa jika dia belum makan siang dan sekarang perutnya keroncongan. "Gue keluar aja lah cari makan, kayaknya temen Surya masih asik main dibawah." Gala bangkit mengenalkan sendal bulu warna putih. Berjalan menuruni tangga dan keluar lewat pintu garasi.
Gala sebenarnya berniat untuk mencari makanan siap saji di minimarket tapi entah kenapa dia malah berjalan keluar kompleks perumahan.
"Hihihi lucu banget sih itu banci teteknya turun sebelah." Gala terkikik pelan saat melihat banci yang tengah mengamen di perempatan.
Gala tidak menyadari jika ada satu banci yang mendekat kearahnya. "Jancok siapa colek-colek" Gala reflek mengumpat dalam bahasa Jawa saat merasa ada yang mencolek lengannya.
"Ih apaan sih colek-colek" Gala sedikit menjauh dari baci yang baru saja mencoleknya
"Jangan jauh-jauh dong ganteng sini main sama eyke" Gala bergidik ngeri saat banci itu mengedipkan matanya.
"Gak mau, gue mau pergi cari makan jadi jauh-jauh"
Bukannya menjauh banci itu malah mendekat bahkan berusaha mengandeng lengannya. Gala yang takut langsung melarikan diri secepat mungkin.
"Aaaaaa jauh-jauh jangan kejar gue." Gala berteriak pada banci yang mengajarnya.
Karena tidak memperhatikan depan Gala tidak sengaja tersandung hingga jatuh telungkup di jalan banci yang mengejarnya juga kaget melihatnya jatuh.
Saat akan menolong dia dibuat terkejut dengan teriakan keras Gala. "Jangan deket-deket" Karena Gala yang histeris saat didekatinya banci itu memilih menjauh
Gala tampak menyedihkan karena terjatuh telungkup di jalan dan berteriak seperti anak kecil ditambah lagi wajahnya yang memerah seperti ingin menangis.
Satpam yang mendengar keributan dan suara teriakan orang tidak jauh dari pos satpam bergegas melihat dan dibuat terkejut saat melihat seorang yang tergeletak di tanah satpam itu bergegas melihat.
"Astaga mas Gala ngapain rebahan di jalan" Satpam itu membatu Gala untuk duduk.
"Tadi jatuh pak, gara-gara di kejar banci perempatan."
"Aduh, mas Gala bisa jalan gak?" Satpam merasa kasian dengan Gala tapi juga merasa lucu karena cukup jarang melihat penghuni kompleks satu ini bertingkah konyol.
"Gak bisa pak kaki saya kayaknya kekilir" Gala merasakan sakit di pergelangan kaki kirinya.
"Kalo gitu saya anterin pulang ya mas"
"Gak usah pak, bapak panggil aja Surya buat jemput saya kesini" Gala duduk di bangku yang ada di pos satpam
"Ya Udah mas saya telpon mas Surya dulu, ini mas Gala minum aja dulu" Gala menerima segelas air putih dan meminumnya.
Tidak lama Surya datang dengan nafas yang terengah-engah, dia berjalan mendekat dan dengan gemas memukul jidat Gala dengan main-main.
Rasanya gemas sekali dengan Gala yang membuatnya panik saat mendengar kabar dadi satpam kompleks jika Gala baru saja jatuh dan sepertinya kaki nya keseleo.
Padahal seingatnya Gala tengah anteng di kamarnya kenapa tiba-tiba ada di luar kompleks dan sampai di kejar banci sampai jatuh.
Surya menggendong Gala di punggungnya. "Lo ngapain sih sampek dikejar banci kek tadi?" Surya bertanya kronologi bagaimana Gala bisa di kejar banci.
"Ya gue kan nunggu lampu merah kan eh tiba-tiba di samperin banci terus digodain, gara-gara takut gue lari terus malah di kejar" Gala bercerita dengan santai seakan bukan masalah besar padahal tadi dia sudah ingin menangis.
Gala duduk diam di ruang keluarga bersama dengan teman-teman Surya, sedangkan Surya tengah mengambil kotak obat selain terkilir kakinya juga terluka di bagian lutut.
"Cantik abis ngapain sih kok bisa jatuh" Gala diam tidak menjawab, lagipula dia bingung harus menjawab apa, tidak mungkin jika menjawab di kejar banci.
"Dia abis di kejar banci" Gala melotot ke Surya yang duduk di depannya.
Rasa memalukan saat mendengar tawa menggelegar di seluruh ruang keluarga, rasa sakit dari lukanya juga tidak lagi dia rasakan saking malunya.
Selelah selesai mengobati luka di lulut Surya meluruskan kaki Gala yang terkilir, melihat keadaannya yang ternyata tidak parah sampai harus dibawa ke tukang urut.
Surya mulai memijat bagian yang terkilir meski harus sedikit kesulitan karena Gala yang tidak bisa diam.
"Surya pelan-pelan ini sakit" Gala meringis kesakitan
"Tahan bentar abis ini sakitnya ilang"
"Semangat ya cantik sakitnya nanti ilang" teman Surya mengelus rambut hal ini sudah biasa terjadi teman-teman Surya memperlakukannya seperti adik mereka
"Gak usah pegang-pegang, cepetan pergi" Surya menepis tangan temannya.
Temannya hanya terkekeh sudah biasa melihat reaksi Surya yang mencak-mencak karena mereka menggoda Gala.
KAMU SEDANG MEMBACA
friendzone
RandomJenggala yg jatuh cinta dengan teman masa kecilnya harus merasakan sakit hati karena melihat sahabatnya itu berpacaran dengan teman perempuannya meski berpacaran dengan teman perempuannya sikap Surya padanya tidak pernah berubah tetap perhatian dan...