17. Menjauh perlahan

4.8K 270 10
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Pagi-pagi sekali Surya menghampiri rumah Gala untuk meminta maaf pada sahabatnya itu tapi meski susah memencet bel berkali-kali Gala tidak keluar sama sekali dengan lesu Surya kembali pergi ke rumahnya.

Dia tadi melihat jika makanan dan minuman yg dibelinya semalam masih tergantung di pintu itu artinya Gala tidak mengambilnya meski sudah membaca pesannya.

Surya berjalan dengan lesu dulu saat dia tidak sengaja menumpahkan air ke MacBook milik sahabatnya itu, makanan yang dia berikan sebagai permintaan maaf masih diterima meski Gala tidak ingin berbicara dengannya tapi sekarang tidak.

Melihat hal ini dia semakin takut jika Gala tidak akan memaafkannya dan malah menjauhinya dan bertingkah jika keduanya hanya orang asing yang kebetulan bertetangga.

"Sur kenapa lesu gitu?" Surya menoleh ke bang Faris yang tengah duduk di teras.

"Bang gue berantem sama Gala" Surya benar-benar butuh tempat cerita agar otaknya tidak meledak memikirkan Gala.

"Sini-sini cerita sama gue perkaranya apa" Surya menghampiri bang Faris dan duduk lesehan di bawah.

"Bang, gue semalem kan emosi sama Gala terus gak sengaja omongan gue nyakitin dia"

"Emang kenapa lu sampek emosi kayak gitu, gak mungkin kan lu tiba-tiba ngamuk kayak orang kesurupan" Bang Faris bercanda agar suasana tidak terlalu sedih.

"Gue kan denger dari pacar gue kalo dia di-bully di kantor gara-gara Gala, bodohnya gue percaya gitu aja gak tanya ke Gala dan langsung emosi" Surya benar-benar menyesali tindakannya, "lo tau kan bang, Gala tuh keras kepala dia kagak bakal mau ngalah jadi kita debat terus gue kelepasan bilang kalo dia beban, jujur gue gak pengen bilang gitu semuanya karena spontan" lanjut Surya nada sedih dan lesu benar-benar tidak cocok dengan dirinya yang biasanya.

"Gue ngerti kenapa lu emosi, tapi gini seharusnya lu gak langsung percaya alasannya apa? karena bisa aja pacar lu pengen lu sama Gala berantem" bang Faris sudah paham bagaimana hubungan dua orang ini, jangankan orang terdekat orang asing saja akan percaya jika keduanya memiliki hubungan lebih.

"Gue tau bang, makanya gue nyesel banget kenapa gue langsung emosi gitu aja padahal dulu hal semacam ini udah sering banget gue alami tapi baru kali ini gue emosi" Surya sendiri tidak mengerti kenapa dia malah begitu emosinya pada Gala padahal sebelumnya biasa aja malah dia cenderung membela Gala.

"Sekarang gue tanya kenapa lu emosi padahal sebelumnya biasa aja, gak mungkin gak ada alasan lain kan"

"Sebenarnya gue masih kesel aja waktu gue jemput Gala tapi dia malah mau pulang bareng atasannya terus pas Sandra bilang kalo Gala ngehasut atasannya buat kepentingan dia sendiri ditambah senior lain yang tau Gala gak suka sama Sandra malah bully dia" Sejujurnya Surya langsung emosi saat Sandra mengatakan jika Gala mendekati atasannya untuk kepentingan pribadi karena dia tidak suka Gala bertindak seperti itu.

Pikirannya langsung berspekulasi liar saat mengingat Gala akan pulang bersama atasannya di waktu malam dan hanya berdua saja tanpa akan karyawan lain apalagi dari cerita yang dia dengar atasan yang pulang bersama Gala malam itu cukup dekat dibandingkan atasan lainnya.

Gala yang sulit bergaul dengan orang lain bisa dengan santai tertawa dan bercanda dengan atasannya yang dia ingat namanya adalah Gara, jika seperti itu berati hubungan keduanya dekat dan Sandra mengatakan jika bisa saja Gara itu memiliki perasaan untuk Gala karena dari pandangannya yang terlihat berbeda.

"Gue tanya sama lu, apa yang salah buat deket sama atasan?" Surya menggeleng tidak tau karena sejujurnya dia tidak mengerti apa yang salah, "Lu gak tau lingkungan kantor itu gimana Sur, wajar Gala deket sama atasannya karena dia harus bisa punya citra yang baik biar bisa tetap bertahan, persaingan di dunia kerja itu gak semuanya sehat Sur" Bang Faris melanjutkan kalimatnya, sejujurnya dia mengerti kenapa Gala berusaha dekat dengan atasannya dan dia setuju saja selama masih dalam tahap yang wajar.

"Tapi bang gue gak suka Gala deket sama mereka dan kalo salah satunya ada yang suka gimana" Surya benar-benar tidak bisa membiarkan Gala jadi milik orang lain.

"Emang kenapa kalo ada yang suka sama Gala bukannya itu hal bagus jadi Gala gak jomblo dan terus-terusan sama lu" Bang Faris tidak mengerti dengan alasan Surya yang menurutnya nyeleneh "lagian lu bukan siapa-siapa Gala kenapa harus keberatan kalo Gala dekat atau jadian sama orang lain" lanjut bang Faris, hubungan Surya dan Gala tidak seharusnya saling posesif karena keduanya bukan pasangan.

Jawaban bang Faris membuat Surya merasa tertampar tapi dia tetap menyangkal jika Gala tidak boleh dekat dengan orang lain apalagi pacaran intinya tidak boleh Gala hanya boleh bersamanya.

"Surya hubungan kalian cuma temen jadi lu gak punya hak buat ngatur Gala boleh deket sama siapa" Bang Faris memberinya nasehat dari raut wajah Surya yang suram terlihat jika dia tidak menerima fakta yang dikatakannya.

"Gue ngerti bang tapi gue gak bisa kalo Gala bergantung sama orang lain, intinya gue gak suka Gala sama orang lain, gue takut dia lupain gue" Bang Faris hanya bisa menghela nafas Surya benar-benar tidak bisa membedakan perasaan suka Gala atau itu hanya perasaan takut kehilangan sahabat.

"Tapi lu gak bisa egois gini dong Sur, masa lu boleh pacaran dan bebas deket sama siapa aja tapi Gala gak boleh" Bang Faris masih menjelaskan perlahan agar Surya mengerti jika apa yang dia lakukan itu tidak adil untuk Gala.

"Gala gak butuh orang lain dari kecil dia selalu sama gue bang jadinya gak butuh orang lain" Surya semakin menyangkal karena jujur saja dalam hatinya takut akan fakta jika dia telah menyakiti Gala secara tidak sadar.

"Itu dulu waktu kalian kecil, sekarang kalian udah dewasa jadi pasti ada yang berubah dan mungkin lu gak sadar kalo Gala perlahan berubah karena tau lu gak bisa sama dia terus" Gala pasti akan berubah karena bukan lagi anak-anak dan dia pasti mengerti jika mereka tidak bisa terus bersama-sama, "Gala tau waktu lu gak bisa sepenuhnya milik dia karena lu bakal punya pacar" dia melanjutkan kalimatnya.

Surya mulai memikirkan perubahan kecil yang terjadi pada Gala dan itu membuatnya semakin takut karena baru menyadarinya sekarang padahal hal ini sudah terjadi cukup lama.

Saat sekolah menengah atas Gala tidak lagi mengikutinya mengambil ekstrakurikuler seperti saat SMP dia berpikir jika Gala tidak suka dengan olahraga makanya tidak mengambilnya lagi padahal jika dia lebih peka mungkin karena Gala perlahan-lahan ingin lepas darinya.

Dan yang paling terlihat adalah saat kuliah Gala memilih universitas lain secara diam-diam dan keduanya jarang bertemu karena Gala sering beralasan jika dia sibuk mengerjakan tugas padahal saat masih SMA mereka sering mengerjakan tugas bersama meski beda jurusan.

Lalu saat sudah bekerja Gala tidak lagi mau dia antar kecuali saat terlambat padahal Surya selalu mengantarnya kemana saja bahkan saat kuliah meski harus memutar jauh Surya akan selalu menjemputnya.

Surya meremas rambutnya dengan frustasi selama ini Gala secara halus tidak ingin bergantung dengannya tapi dia tidak menyadari hal itu karena menganggapnya hal biasa selama Gala tidak menjauh secara terang-terangan.

####

update double karena gue mau istirahat bentar abis keracunan ya jadi mungkin update lagi lama jadi see you

friendzone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang