halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Pak Gara mengantarkannya sampai di rumah saat akan turun Gala berhenti karena melihat Surya yang duduk di teras rumahnya menatap sendu kearah mobil.
"Kamu harus hadapi ini, lari dari masalah gak membuat semuanya jadi lebih baik" Gala mengangguk dan turun dari mobil.
Pak Gara ikut turun meski hanya mengawasi dari mobil saja. Tidak ingin terlalu dekat dia hanya memastikan jika tidak ada kekerasan atau hal buruk lainya.
Gala menatap Surya mulutnya kelu tidak bisa mengatakan apapun padahal otaknya sangat berisik mengatakan jika dia harus meminta maaf dan memeluk sahabatnya itu agar tidak kehilangan Surya.
"Gala, gue minta maaf kemarin gue gak bermaksud ngomong itu, kemarin gue cuma kesel waktu denger cerita Sandra lo deket sama atasan terutama dia" Surya menunjuk ke pak Gara yang masih berdiri dengan santai meski sejujurnya tidak mengerti kenapa dia di cemburu i.
"Kenapa lo harus kesel?" Gala tidak ingin terlalu percaya diri merasa jika Surya cemburu dengan kedekatannya dengan pak Gara.
"Gue gak tau kenapa tapi yang jelas gue kesel lihat lo sama yang lain, gue gak suka kalo ada orang lain yang lebih dekat sama lo" Surya mengatakan apa yang dirasakan semua yang membuatnya frustasi dia katakan "Gue suka sama lo tapi gue gak sadar karena denial ngerasa kalo cowok brengsek kayak gue gak pantes buat lo" Surya melanjutkan perkataannya dengan nada lemah.
Gala yang mendengar penjelasan Surya mematung kata jika Surya menyukainya terus terngiang seperti kaset rusak, meski mengharapkan ini Gala masih syok dan tidak tau harus merespon bagaimana.
"Kalo lo bilang cuma buat dapet maaf dari gue gak usah sampek kayak gini Sur, gue tau lo bahkan gak bisa nerima kalo gue ada rasa sama lo jadi gue gak percaya kalo lo suka sama gue" Gala akhirnya mendapatkan kembali kesadarannya dan mengatakan apa yang ada di otaknya meski hatinya memprotes apa yang dia katakan.
"Gue gak bisa nerima itu karena gue gak mau kalo harus kehilangan lo gara-gara sifat brengsek gue, lo tau gue sering gonta-ganti pacar dan di cap playboy sama banyak orang" Surya menyangkal pendapat Gala dengan cepat meski jujur sebelumnya dia memang tidak bisa menerima jika hubungan mereka lebih dari sahabat
"Gue gak mau kalo harus kehilangan lo karena gue gak bisa kasih cinta yang sama besarnya, Gala gue takut kalo hubungan kita bakal asing" Surya menatap Gala dengan sendu saat mengatakan ketakutan terbesarnya.
Surya tidak ingin hubungan mereka yang sedekat Desember ke Januari menjadi jauh seperti Januari ke Desember karena sejujurnya Surya sudah menganggap Gala sebagai pusat dunianya.
Saat Gala pergi keluar kota untuk beberapa hari tanpa pamit padanya saja sudah cukup membuatnya dalam mood yang buruk sepanjang waktu hingga melampiaskannya dengan olahraga sampai mengalami cedera.
"Lo bukan sekedar temen buat gue, lo itu dunia gue jadi jangan pergi dari hidup gue" Surya menggenggam tangan Gala meski sejujurnya dia ingin memeluk Gala tapi ditahan karena tidak ingin membuat Gala tidak nyaman.
"Kasih gue waktu buat mikirin semua Sur, semua ini terlalu mendadak" Gala melepaskan tangannya dan mundur sedikit menjauh dari Surya.
"Pikirin selama yang lo mau tapi jangan pernah tinggalin gue ya" Surya tidak ingin memaksa Gala untuk menerimanya dengan mudah, "lo istirahat ya pasti capek abis pulang kerja, gue mau pulang dulu" Surya mendorong Gala untuk masuk kedalam rumah senyum lembut terpatri di wajahnya.
Setelah Gala menghilang di balik pintu senyum lembut Surya menghilang digantikan wajah angkuh. Dia berjalan kearah pak Gara yang sejak tadi memperhatikan keduanya.
"Anda bisa pergi jika tidak ada urusan lain" Surya menatap datar wajahnya terlihat angkuh membuat pak Gara menggelengkan kepalanya dengan lemah.
Pantas saja jika dia tidak menyadari perasaannya sendiri, sikapnya yang terlalu angkuh dan acuh tak acuh benar-benar tidak tertolong.
"Saya mungkin akan sering kesini jadi jangan terlalu membenci saya" setelah mengatakan itu pak Gara masuk ke dalam mobil dan melenggang pergi meninggalkan Surya yang menahan perasaan marah dan kesal.
"Gue gak akan biarin lo deket sama Gala lebih dari atasan" Surya akan menggagalkan semua usaha orang lain untuk mendekati Gala.
Surya memejamkan matanya menarik nafas lalu menghembuskan lagi mencoba untuk tetap tenang jangan sampai dia terpancing emosi dan melakukan tindakan gegabah yang membuat Gala berubah pikiran untuk memaafkannya.
Saat Surya akan masuk rumah dia melihat sosok bang Faris yang mengintip dari balik gerbang rumahnya meski saat bertatapan dengannya bang Faris langsung berbalik masuk ke rumahnya.
Tingkahnya terlihat mencurigakan dan aneh menurutnya kenapa harus mengintip dirinya dan Gala jika bang Faris ingin tau seharusnya dia langsung datang saja tidak usah diam-diam mengawasinya.
Tapi Surya memilih mengabaikan tingkah aneh bang Faris karena sekarang dia harus memikirkan agar atasan Gala tidak lagi datang kemari dan mendekati Gala saat di kantor.
Menilai dari sikapnya jelas sekali jika atasan yang dikatakan dengan dengan Gala adalah dia sejak kejadian Gala mabuk dan pria itu ingin mengantarkan Gala pulang Surya sudah tidak menyukainya.
Andai saja Gala tidak marah dengannya pasti tadi dia akan memaksanya untuk pulang bersama dengannya bukan malah diantarkan pria asing berwajah galak yang menyebalkan itu.
"Abang lagi marahan ya sama kak Gala?" Surya hanya mendengus saat Luna bertanya.
"Berantem gara-gara apa, gak mungkin kan gara-gara abang ceroboh numpahin air ke MacBook kak Gala lagi"
"Gak, cuma Gala salah paham sama mantan abang aja"
"Jangan bilang mantan abang itu, cewek yang pernah dateng ke rumah pake baju terbuka kayak mau pergi party pas abang lagi ke Bandung" Luna mengatakan itu dengan mimik wajah julid.
Luna mengingat siapa saja yang akhir-akhir ini dekat dengan abangnya itu dan ingat jika ada satu perempuan yang berpenampilan heboh datang ke rumah mencari abangnya.
Dari sekian banyak perempuan yang dekat dengan abangnya yang satu ini cukup menganggu baginya selain penampilannya yang merusak mata gaya bicaranya yang terkesan sombong membuatnya kesal.
"Dia kan temen Gala masa kamu gak pernah lihat" Surya cukup heran dengan reaksi Luna yang seperti memiliki dendam tersendiri.
"Iya sih tapi gayanya beda jauh waktu itu lihat masih normal tapi pas ke rumah kayak mau party, pake baju ketat mana make up nya gak cocok buat wajahnya jadi kek badut" Surya diam mendengarkan adiknya itu mengatakan pendapatnya tentang Sandra.
Meski dia mengakui jika dandanan Sandra itu termasuk heboh padahal sebelumnya masih termasuk biasa saja tapi entah kenapa setelah beberapa hari berpacaran semuanya berubah drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
friendzone
RandomJenggala yg jatuh cinta dengan teman masa kecilnya harus merasakan sakit hati karena melihat sahabatnya itu berpacaran dengan teman perempuannya meski berpacaran dengan teman perempuannya sikap Surya padanya tidak pernah berubah tetap perhatian dan...