33. AK || Last Day With You

21 1 0
                                    

"Sebuah pernyataan yang diawali 'Halo' dan diakhiri dengan kalimat akhir 'Selamat tinggal'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebuah pernyataan yang diawali 'Halo' dan diakhiri dengan kalimat akhir 'Selamat tinggal'."

••••••

SETELAH menghabiskan waktu duka semalaman, sekarang Rembulan harus menghadapi realita pahit dalam hidupnya. Perempuan itu bersimpuh di samping gundukan tanah dengan tatapan hampa menatap batu nisan yang tertulis nama orang terkasihnya.

Entahlah, Tuhan sudah menjanjikan rencana apa untuknya hingga ia diuji dengan ujian terberat hidup dalam waktu bersamaan. Perpisahan adalah suatu perkara yang banyak orang hindari, selain mengantarkan perasaan sendu, perpisahan pun akan menyeret seseorang ke jurang kepedihan dan penyesalan.

Seribu kali pun seseorang menghindari perpisahan, ada kalanya ketukan pintu perpisahan itu menyapa. Karena sejatinya, pertemuan dan perpisahan adalah suatu perkara yang saling berkaitan satu sama lain.

Rembulan mengusap batu nisan bertuliskan nama 'Awan bin Arian' dengan lembut, cairan embun tak henti-hentinya mengaliri wajah eloknya.

"Pa ... Rembulan sayang banget sama Papa, Rembulan rindu ...." Sekilas, Rembulan mencium batu nisan papanya.

Usapan lembut masih Rembulan torehkan pada batu insan makam papanya. Perempuan itu terus mengusap, dengan pandangan kosong menatap hamparan tanah di depannya.

"Rembulan, kamu harus sabar, jangan nangis terus. Nangis itu wajar, tapi nangis berlebihan itu tidak baik. Kamu nggak mau, kan, lihat Papa kamu sedih?" Daisy berkata seraya mengusap punggung Rembulan.

Rembulan menggeleng singkat sebagai tanggapan, tanpa melontarkan sepatah kalimat pada Daisy.

Suasana pemakaman hanya dihadiri oleh beberapa orang saja. Tidak banyak orang yang mengantarkan Awan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Hanya beberapa saja.

Semilir embusan angin dingin menerpa permukaan kulit Rembulan dengan halus, gelapnya langit seakan turut menaungi kesedihan Rembulan.

"Miss Rembulan hat die Prüfungen, die Gott ihr gegeben hat, geduldig ertragen. Frauen müssen stark bleiben, ja." Salah seorang wanita bertutur, Rembulan menatap wanita yang baru saja bicara itu.

(Nona Rembulan yang sabar menghadapi ujian yang Tuhan berikan. Harus tetap kuat dan tabah, ya.)

Rembulan mengangguk seraya tersenyum tipis. "Danke, Mutter," kata Rembulan.

(Terima kasih, Ibu.)

"Wir entschuldigen uns, ja."

[END] Alur KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang