04. AK || Teman Indonesia

121 19 6
                                    

"Hidup yang menggerakkan kita sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup yang menggerakkan kita sendiri. Ke mana pun kita melangkah, alur kehidupan akan senantiasa menyertai."

•••••

RUANGAN 4 x 4 meter itu di desain begitu sederhana. Semua warna di ruangan itu dominan berwarna putih, sisanya kelabu. Pun langit-langit ruangan dengan tinggi 4 meter itu tak cukup untuk seukuran ruang rawat.

Rembulan duduk di meja pemeriksaan, bukan dia yang sakit, melainkan kekasihnya. Lelaki itu duduk di sampingnya dengan wajah lesu selepas beberapa menit lalu berbaring lemas di bed rumah sakit.

"Meine Freundin ist doch nicht ernsthaft krank, oder, arzt," tanya Rembulan.

(Kekasihku tidak sakit parah, kan, dokter?)

Pria perawakan jangkung dengan jenggot tipis di dagunya itu melirik sekilas pada Bintang. Ia menautkan jari-jemarinya, memandang lekat pasangan di hadapannya.

"Nein, dein Freund ist einfach müde und denkt zu viel nach, weshalb ihm schwindelig wird," tutur sang dokter.

(Tidak, kekasihmu hanya kelelahan dan terlalu banyak berpikir sehingga membuatnya sakit kepala.)

Rembulan refleks menoleh ke Bintang. "Tuh kamu dengerin! Kebanyakan mikir, sih, kamu! Makanya kepalamu kewalahan," omel Rembulan.

Bintang hanya terkekeh kecil, mengusap kasar rambut Rembulan. "Iya, iya, Sayang. Maafin aku, ya ...."

Pria yang duduk di depan mereka mengerutkan kening, tidak mengerti dengan bahasa sepasang kekasih itu. Ia berdeham, membuka laci meja, secarik obat yang terbungkus dengan polyvinyl chloride-- bahan plastik yang biasa digunakan untuk wadah kemasan produksi obat--ia keluarkan.

"Keine Sorge, ich habe ein Rezept für Ihren Liebhaber vorbereitet."

(Anda tidak perlu khawatir, saya sudah menyiapkan resep obat untuk kekasih Anda.)

Dokter menggeser obat yang sudah terbungkus itu ke depan. Rembulan menerimanya, melihatnya sekilas, lalu diletakkan kembali ke atas meja.

"Vielen Dank, Arzt," kata Rembulan seraya menundukkan kepalanya.

(Terima kasih banyak, dokter.)

Bintang turut menundukkan kepala. "Vielen Dank, Arzt." Bintang berkata seperti Rembulan.

Dokter tersenyum, menganggukkan kepala sampai tiga kali. Ia menggapai obat yang terbungkus itu lalu dimasukkan ke plastik dengan ukuran sedang.

[END] Alur KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang