19. AK || Jarak, Matahari dan Bintang

14 3 2
                                    

"Dia tidak pernah menunggumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia tidak pernah menunggumu. Dia tidak pernah menyukaimu. Jadi ... jangan pernah menangis lagi karenanya. Dia ... sudah benar-benar meninggalkanmu."

•••••

SETELAH menghabiskan waktu hampir satu hari bersama kekasihnya, Bintang. Rembulan malam ini menghabiskan waktu malamnya sendiri, di ruangan pribadinya, kamar.

Mata perempuan itu terbuka perlahan, sayup-sayup, menguceknya. Setelahnya membuat posisi terlentang di atas ranjang, menatap langit ruangannya dengan kepala bertumpu pada kedua tangannya.

Menghabiskan waktu di luar ruangan dengan tempat yang berbeda sangat melelahkan. Selepas dari tempat makan dan menjumpai Kejora, Rembulan tak sengaja memejamkan matanya selepas melaksanakan salat magrib, hingga pukul setengah sembilan malam.

Kebablasan.

Rembulan mendesah, mengubah posisinya, menyamping ke kanan, merangkul gulingnya.

"Kenapa tadi aku bermimpi dia, ya? Apa Bintang akan pergi malam ini?" gumamnya tiba-tiba.

Perempuan itu segera beranjak, bersandar pada punggung ranjang, lantas meraih ponselnya. Ia tersentak, matanya terbelalak.

Banyak pesan dari Bintang masuk ke ponselnya, mengisi hampir keseluruhan layar. Rembulan menggeser layarnya ke atas, menekan aplikasi WhatsApp, setelahnya membuka kontak kekasihnya tersebut.

Rembulan menggulir pesan Bintang dari atas hingga bawah. Setelah menggulir, mata ambernya seketika terfokus pada satu pesan dari Bintang yang membuatnya seketika beranjak dari ranjang.

Bintangku:
|| Sayang, aku berangkat ke Amerika Serikat malam ini. Kalau kamu tidak bisa datang ke bandara, tidak apa, aku tahu pasti kamu kecapean. Istirahatlah.

Pesan itu terkirim sejak pukul 7 malam. Sedangkan, sekarang sudah pukul hampir genap 9 malam, kurang 6 menit.

Sial. Sial. Sial.

Rembulan merutuki habis-habisan dirinya. Sudah tidur kebablasan, sekarang ia dikejutkan dengan pesan dari kekasihnya itu.

"Bego sial!" Rembulan turun dari ranjang, berjalan ke kamar mandi, mengambil air wudhu, lantas segera melaksanakan salat isya.

Hanya memakan waktu 2 menit, Rembulan menjalankan ibadah shalat isya. Ia melepas mukena salatnya, setelahnya naik ke atas ranjang, meraih ponselnya, bersandar pada punggung ranjang.

Rembulan membuka halaman chat Bintang, jemarinya bergerak di atas keyboard, mengetikkan beberapa kata untuk dikirimkan ke kekasihnya itu.

[END] Alur KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang