Side Story : Guo Chen (1)

16 2 0
                                    

Langit mendung sangat gelap, kilatan petir menampakkan diri tanpa suara. Hujan deras mengguyur kota S. Sore hari di taman terasa suram, tanpa adanya pengunjung.

Seorang remaja laki-laki tertendang hingga terjerembab ke tanah berlumpur. Di tengah hujan, sekelompok remaja berseragam sekolah melakukan perundungan.

Mereka menginjak dan memukuli remaja yang terlihat kurus dan lusuh. Remaja itu tak mampu membalas mereka, ia meringkuk melindungi bagian kepala untuk menghindari cedera kepala.

"Cukup. Sudah waktunya kita pergi" Kata seorang remaja berambut pendek yang bersikap bossy. Ia mengawasi sekitar takut ada seseorang yang menonton apa yang mereka lakukan.

"Ingat hari ini, jika kamu tidak memberi jatah uangmu. Aku akan membuatmu tidur di tanah setiap hari. Hahaha" Ancam remaja itu sambil tertawa menghina remaja yang sok pahlawan saat di sekolah tadi.

Sekelompok remaja berbondong-bondong pergi dari taman. Meninggalkan remaja yang terluka seorang diri.

Remaja yang awalnya menunjukkan ekspresi tak berdaya mendadak tenang. Tak ada ekspresi di wajah tampan yang tirus. Seolah orang yang meringkuk tadi bukanlah dirinya.

Menekan kalung ruby yang tersimpan dalam seragam. Layar biru transparan terpapar di hadapan remaja itu. Progress plot telah maju 15℅, masih banyak yang harus ia lakukan untuk menyelesaikan plot.

Dunia dengan misi B, cukup menyenangkan untuk dimainkan. Kali ini dia, Guo Chen menjadi tokoh pendukung protagonis pria. Membantu protagonis yang mengalami perundungan sejak kecil kemudian menjadi sahabat karib sekaligus tangan kanannya.

Setelah misi selesai, ia akan menjelahi seluruh negara yang ada di planet bernama Bumi.

Kresek-kresek-kresek!

Guo Chen segera mematikan layar, ia menengok ke atas semak-semak yang bergerak dengan mata waspada. Walaupun layar tidak mungkin dilihat orang biasa tapi gerakannya yang menekan-nekan layar pasti terlihat aneh.

Srek-!

Seorang gadis kecil berusia empat lima tahun, mengenakan jas hujan ungu muda muncul dari balik semak-semak. Iris hitam dengan mata persik menatap polos Guo Chen yang terbaring di tanah berlumpur.

"Kakak, apa kamu baik-baik saja?"

Suara lembut yang menyenangkan sedikit mengganggu pikiran Guo Chen. Gadis kecil yang terlihat gemuk itu menatap Guo Chen dengan kebingungan.

Belum menerima jawaban, gadis itu merangkak keluar dari semak-semak lebat. Dia menghampiri Guo Chen sambil berjongkok, menekan jari telunjuknya ke dahi Guo Chen.

Sentuhan lembut yang hangat dengan cepat menghilang di tengah dinginnya air hujan.

"Kakak kenapa hujan-hujan sambil main lumpur?" Gadis itu mendaratkan pantat kecilnya di atas tas Guo Chen. Dia tidak merasa tindakan tidak sopan ini salah.

Memiringkan kepala, gadis itu mulai menceramahi Guo Chen, "Ibu bilang jangan main lumpur dengan baju putih. Nanti bajunya kotor. Noda susah hilang"

Guo Chen tidak tahu harus berkata apa, gadis ini sangat menyebalkan dan terlalu mudah berbicara dengan orang asing. Apa Ibunya tidak mengajarkan bagaimana menghadapi orang asing?

Jika ada orang yang memiliki niat jahat, gadis kecil ini pasti sudah lama di culik.

Tiba-tiba gadis itu terkikik geli, menunjuk pipi Guo Chen yang tertutup lumpur. Dia teringat kartun animasi dimana babi menari dengan riang saat mandi lumpur, "Kakak wajahmu seperti babi"

Guo Chen : "....."

Saat ini dia berada di tubuh remaja tiga belas tahun, kira-kira tinggi gadis itu kurang dari dadanya.

Transmigration : Come To You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang