"Bagus, perkembangannya sudah pada tahap kesembuhan."
"Kira-kira therapy sebulan lagi, setelah itu pasien akan sembuh total."
Pernyataan dokter membuat sepasang suami istri muda yang duduk berdampingan terlihat bernapas lega sambil memeluk satu sama lain.
"Makasih ya Dokter," ucap Jisung sembari menunduk hormat.
Dokter Wendy, seorang wanita paruh baya merupakan dokter specialis ortopedi yang sudah beberapa tahun ini membantu Rara untuk therapy kakinya. Sang dokter mengangguk seraya tersenyum.
"Ini semua karena perhatian anda sebagai suami, Tuan Park. Saya sangat mengapresiasi kalian karena sudah sangat bersemangat untuk saling mendukung kesembuhan."
Jisung tersenyum manis melihat istrinya makan dengan sangat lahap. Entah mengapa Rara memilih makan di kantin rumah sakit dari pada restoran yang barusan direkomendasikan Jisung.
"Kenapa?" tanya Rara. Ia kembali mengunyah makanannya.
"Makanan di kantin rumah sakit, enak-enak tau!" serunya bersemangat.
Rara menyodorkan sendoknya didepan mulut Jisung. Pria itu terkekeh kemudian membuka mulutnya menerima suapan Rara tanpa penolakan sedikitpun. Pandangannya tak lepas dari istrinya yang tersenyum manis sekali. Mereka benar-benar seperti pasangan pdkt yang tengah di mabuk cinta. Padahal nyatanya hubungan keduanya sudah berlangsung kurang lebih 8 tahun. Sejak Jisung SMA sampai Rara lulus kuliah dan setelah kasus itu berlangsung sampai saat ini, mereka masih bertahan sebagai pasangan yang penuh cinta.
"Hmm, makasih ya Jie. Aku gak bisa bayangin sih, kalau di hidup ini. Aku gak ketemu sama kamu. Mungkin aku gak bisa jadi sekuat ini sekarang."
Jisung menggeleng, meraih tangan Rara dan seperti biasa mengecup punggung tangan wanita itu. Hati Rara selalu terasa hangat setiap kali Jisung memperlakukannya seperti itu.
"Justru Jisung yang beruntung karena dipertemukan sama wanita sehebat Nuna. I love you Nuna, makan yang banyak. Jisung suka lihat Nuna makan banyak. Berat badan Nuna berkurang drastis gara-gara koma waktu itu. Ayo mam yang banyak."
Wanita mana yang tidak terharu jika diperlakukan sebegitu manisnya. Rara tersenyum sembari melahap lagi makanan di hadapannya.
"Aku pengen nambah lagi deh," ucap Rara.
"Boleh banget, mau apa Nuna?" Jisung antusias.
"Mau zuppa soup, pie daging sama milkshake strawberry." Mata Rara berbinar mengucap makanan yang ia mau.
Suami mudanya langsung beranjak dari tempat duduk. Sedikit mengacak rambutnya membuat Rara terkekeh.
"Maacih cuamiku." Rara bergumam pelan seraya menatap punggung tegap yang semakin menjauh.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Malam telah tiba. Seorang pria tengah memberikan pijatan kecil pada kaki istrinya. Siapa lagi kalau bukan Park Jisung, si suami paling berbakti. Rara meluruskan kakinya di atas paha Jisung, tubuhnya bersandar ke kepala ranjang.
"Kamu gak capek?" Rara menatap Jisung seraya meringis. Ia heran mengapa Jisung selalu melayaninya dengan sepenuh hati tanpa rasa bosan sedikitpun.
"Enggak, Nuna. Rasanya gimana pijatan Jisung?" Pria itu malah bertanya dengan wajah polos yang menggemaskan.
"Enak banget, makasih ya sayang." Jemari Rara mengelus pelan pipi Jisung. Wanita itu terkekeh kecil, menyadari bahwa ia belum sebebas itu dalam bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️
Fanfic"I love you, Park Jisung." Mature area 21+ ©zdr_1000le