25🐹

2.1K 58 2
                                    

Happy Reading

Dear my sweet readers ☺
Don't forget vote and spam comment

Love you ❤
Mwah!

"Nuna, Jisung gak mau pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nuna, Jisung gak mau pergi."

Suasana bandara LA masih cukup sepi di pagi hari ini. Beberapa orang sibuk berlalu lalang mengurusi mobilitas nya masing-masing. Sedangkan seorang pemuda bertubuh tinggi sedari tadi enggan melepas pelukannya pada wanita bersurai panjang yang tinggi nya hanya se batas sikunya.

"Park Jisung, jangan gini. Nuna jadi gak rela juga LDR ran sama kamu."

Jisung menghela napas, pelukannya semakin erat pada Kim Rara. Wanitanya jadi semakin berat untuk berpisah dengan Park Jisung. Ditepuk-tepuknya punggung Jisung yang lebar.

"Udah Jie, kan kamu besok kalau ada waktu juga bakal kesini kan. Katanya mau bulan madu di pantai California?"

Melepas pelukannya, Jisung mengusap air matanya yang benar-benar sudah berjatuhan. Se hot apapun Jisung, pada akhirnya ia tetap akan menangis seperti anak kecil ketika berpisah dengan Rara.

"Lama," ucap Jisung sambil mengusap air matanya.

Rara sudah sangat terlatih menghadapi sikap Jisung yang seperti ini. Ia mengelus pelan kedua pundak Jisung. Turun ke dada bidang pemuda itu kemudian di tepuk dua kali.

"Katanya mau belajar jadi dewasa."

Lagi-lagi Rara membicarakan kedewasaan. Mendengar itu Jisung selalu merasa tertantang. Meski pada akhirnya ia tetap akan menjadi bayi besar Rara. Meski begitu, Jisung akan membuktikannya.

"Oke, Jisung bakalan jadi dewasa."

Rara menarik kerah jas mantel yang Jisung kenakan. Ia merasa di sekitarnya sangat sepi jadi tidak masalah jika berciuman di sini. Benar-benar tidak tahu malu.

Jisung juga sama tidak tahu malunya. Ia menekan tengkuk Rara agar ciuman mereka semakin dalam. Keduanya saling membelit lidah cukup berenergi.

"Woy! Dasar gak tau malu lo berdua ya."

"Woy, Kim Rara!" seru suara cempreng seseorang.

Sontak keduanya langsung melepaskan ciuman panas mereka. Rara mendorong dada Jisung dengan jantung yang hampir copot sementara Jisung mengeram rendah karena kegiatannya diganggu. Mereka berdua menoleh ke sumber suara.

"Asli! Kalian beneran gak tau malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asli! Kalian beneran gak tau malu. Mata gue yang suci tercemar."

Rara melebarkan mata. "NINGNING!" teriaknya heboh.

Wanita cantik berdarah China tersenyum, lekas berlari ke arah Rara dan mengambil alih pelukan. Jisung menghela napas pelan. Tapi satu sisi ia lega, ada teman Rara yang akan menemani hari-hari wanita itu.

"Gue ditawari pertukaran pelajar di LA. Dan gue gak nolak lah, orang ada Kim Rara." Seperti biasa Ningning berseru heboh seakan dunia adalah public speakingnya.

Mendengarnya Rara sangat antusias. Terlebih Ningning bilang apartment mereka sebelahan.

Percakapan kedua wanita itu membuat Jisung menjadi nyamuk seketika.

"Ehm!"

Ningning tertawa. "Pacar lo Ra, jadi nyamuk diantara kita!" ceplos Ningning.

"Kak Ningning, jagain Nuna. Kalau Nuna selingkuh, langsung fotoin ya." Jisung tidak main-main dengan ucapannya.

Ningning tertawa. "Kalau gue dukung perselingkuhan gimana? Biar lo lebih berjuang."

Tidak ayahnya, tidak Ningning. Mengapa selalu meremehkan perjuangannya?Baiklah, Jisung akan membuktikannya. Pemuda itu memejamkan mata sejenak.

"Oke, gue bakal lebih berjuang."

Pandangan Jisung beralih pada wajah mempesona yang menatapnya. Seketika hatinya yang semrawut lagi-lagi teduh.

"Nuna, Jisung pulang dulu ya. I love you," ucap Jisung melambaikan tangan setelah itu benar-benar pergi menuju pesawatnya.

"I love you too." Rara membalas lambaian tangan Jisung.

✥✥✥

Sebuah taman hijau dengan nuansa alam yang asri tampak semakin memukau. Sebab terdapat sungai dimana para angsa berenang di atas air tenang. Beberapa pasang angsa tampak berenang pelan sembari merapatkan tubuh mereka. Ada juga ibu angsa yang sedang menggiring anak-anaknya untuk berenang dan mencari makanan.

"Sumpah, lo bisa banget ya ngadepin pacar lo yang bocil dan posesif." Ningning mulai menggosip pacar Rara lagi sesekali melahap sandwich nya. Melakukan penerbangan benar-benar membuat mood nya terkuras. Ia langsung mengajak Rara jalan-jalan.

Rara terkekeh. Sudah sangat biasa Ningning bilang seperti itu. Kurang lebih itu ungkapan kekaguman. Sekaligus keheranan, terkadang Rara merasa aneh pada dirinya sendiri. Namun makin kesini ia sadar. Cinta itu tidak pandang sikap pasangan nya harus sempurna. Rara merasa nyaman dengan Jisung dan ia memang sudah sangat komitmen dengan pemuda itu.

"Gue tahu, lo bucin dia. Gue sadar, lo selalu nolak banyak cowok kampus. Termasuk Hendery."

Benar-benar Ningning ini memang tidak pernah bisa memfilter segala sesuatu dan blak-blakan. Untungnya Jisung sudah tidak ada. Jika Jisung mendengar nama pria lain yang disandingkan dengan Rara, jelas pemuda itu akan ngambek seperti bebek.

"Gue nyaman sama dia, Ning."

Ningning mengangguk. "Gue pikir ibunya ngidam kedewasaan. Jadilah anaknya dapet pacar kayak lo."

Mulut Ningning dicubit oleh Rara. Ia benar-benar gemas dengan sahabat perempuan satu-satunya ini. Ningning adalah temannya sejak SMA.

"Oh iya, Ten gimana?"

Ningning memutar bola matanya. "Apanya yang gimana? Ya dia gak bisa dong menghalangi gue. Secara gue emang pengen mengeksplor diri." Dikibaskan rambut panjang hitamnya yang sangat badai.

"Lo gak bakal selingkuh dari Ten kan? Secara di kampus ini lo bakal banyak ketemu cowok dari banyak negara. Bahkan China dan Korea pun ada." Rara menyenggol lengan Ningning.

Mata Ningning berbinar seketika. "Ada kating yang ganteng gitu gak?"

"Gak tau sih, bagi gue yang paling ganteng cuma Park Jisung."

Ningning menjitak kepala Rara. "Bulol! Dasar si paling pacar bocil posesif."

Keduanya saling mengeluarkan gelak tawa dan balas ejek mengejek. Entah mengapa Rara selalu bisa menjadi dirinya sendiri di hadapan Ningning. Mungkin karena Rara sudah merasa jika Ningning itu berteman dengannya karena ketulusan.

Ningning memang centil, tengil. Tapi wanita cantik badai berdarah China itu selalu bisa menghidupkan suasana.

To be continue!

Don't forget vote and spam komen oke



My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang