Happy Reading
Warn! 21+
Gue udah 22 ya 😏 jangan salahin gue dong kalau lo masih dibawah umur malah udah baca kek ginian!Terhitung 5 jam lamanya, sejak ia berangkat pukul 6 pagi. Dokumen yang ada semakin menumpuk. Jisung mengacak rambutnya frustasi sedang Taeyong hanya meringis memberikan tumpukan dokumen baru dan berdiri di samping meja kehormatan. Menunggu bocah yang kini menjadi CEO nya selesai menandatangani seluruhnya.
"Hyung! Sampai kapan?" Jisung beringsut kesal.
Taeyong terkekeh kecil. "Itu tadi yang terakhir, Jisungie. Semangat!" Taeyong mengepalkan kedua tangannya ke atas guna menyemangati CEO mudanya.
Sepertinya lama kelamaan tangan Jisung terlatih untuk menandatangani banyak sekali dokumen. Ia melakukannya secepat kilat seperti flash. Taeyong hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebenarnya bocah ini mau kemana sih? Kenapa buru-buru sekali.
"Kamu mau kemana sih, kok buru-buru gitu?" heran Taeyong.
Jisung menghela napas panjang. "Gak papa, Hyung. Cuma capek aja, dan bosen sama dokumen." Tangan Jisung sedikit melemah namun kembali mempercepat lagi.
"Enggak percaya! Pasti ada apa-apa, Hyung sudah terlalu hafal gelagatmu Ji. Kamu lagi ada sesuatu yang harus kamu lakuin ya?" sindir Taeyong.
"Ah, lupain Hyung! Jisung udah gak ada harapan lagi kalau dokumen sebanyak ini."
Akhirnya Jisung pasrah, ia kembali menyelesaikan tumpukan ganas dokumen di mejanya. Tangannya sudah mulai kram tapi harus terus menandatangani sampai tuntas.
Taeyong hanya mampu menghela napas pelan. CEO mudanya itu mendadak dalam mood yang tidak baik. Pasti ia punya rencana yang gagal hari ini. Kasian sekali. Tapi Park Jisung tetap harus bertanggungjawab atas pekerjaannya.
Krek!
Tulang leher Jisung sampai berbunyi. Ia meringis setelah peregangan tubuhnya selesai. Dokumen yang ia tanda tangani juga sudah tuntas. Taeyong setia menunggu kinerjanya. Untung Taeyong sesabar itu dengan Jisung. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Nah, akhirnya selesai. Udah boleh pulang," ucap Taeyong seraya membantu Jisung beberes.
Kedua pria tampan, kaya, mapan tersebut berjalan pelan menyusuri perusahaan yang sudah sangat sepi. Tinggal mereka berdua dan mungkin security yang bertugas di area depan bergantian sift sepanjang malam.
"Jisung pulang dulu ya, Hyung." Pemuda itu pamit pada Taeyong saat mereka sudah sampai di basement.
"Iya, hati-hati di jalan. Mukamu lesu banget sumpah."
Jisung hanya mengangguk. "Jisung ngantuk, Hyung." Setelahnya pria itu masuk ke dalam mobilnya.
Mobil silver Jisung menyusuri jalanan malam yang cukup sepi. Ia mempercepat lajunya agar segera sampai rumah. Kedua tangannya terasa pegal karena dokumen sialan yang membuatnya uring-uringan sepanjang hari. Lehernya juga sangat tegang karena terlalu serius dari pagi hingga malam.
Jglek!
Ia membuka pintu mobilnya setelah sampai didepan halaman mansionnya yang sangat luas. Langkahnya gontai memasuki pintu besar nan tinggi.
"Hei, kok lemes sih?"
Jisung tersenyum, melihat sosok wanita yang duduk di sofa ruang tengah. Menatap dirinya dengan senyuman. Kedua tangan wanita itu terbuka lebar, isyarat agar Jisung masuk ke dalam pelukannya.
"Jisung capek banget, Nuna. Tadi niatnya mau pulang awal buat valentine sama Nuna. Tapi sayangnya ada dokumen sialan banyak banget. Jadi Jisung pulang malem, maafin Jisung ya Nuna." Kepalanya mendusel nyaman di dada istrinya. Aroma tubuh yang menenangkan bisa Jisung rasakan. Ia semakin kecanduan dengan bau feromon yang menguar dari tubuh yang nyaman ia dusel sedari tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/355888933-288-k557072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️
Фанфик"I love you, Park Jisung." Mature area 21+ ©zdr_1000le